Friday, March 6, 2015

Chapter 3 Emperor Butterfly

Pagi hari, Aku melihat kedua kakakku memasang kuda-kuda memandang matahari pagi sambil diawasi oleh Ayah. Iseng aku mencoba ikut-ikutan memasang kuda-kuda, panas dan melelahkan.

Sambil mengemut-emut permen aku mengelilingi rumah, cari kesibukan. Sekarang aku tahu kenapa anak kecil suka ngejar-ngejar serangga, mencari kodok, ngusilin kakak, mereka tidak ada kerjaan!. Akhirnya aku memutuskan untuk menjelajahi hutan. Meski Ayah dan Ibu seorang Royal Guardian rumah kami berada di sekitar Hutan Selatan, dan sepertinya hanya bertugas Jika di Panggil.



Kembali ke penjelajahan, aku banyak menemukan buah-buahan, tumbuh-tumbuhan jujur saja tidak asing dimataku, mereka mirip dengan yang di Bumi meski beberapa ada yang berbeda. aku mengumpulkan Buah yang jatuh, memetik jamur dengan hati-hati, tumbuh-tumbuhan aku cabut hingga ke akar-akarnya. Aku berpengalaman karena Pekerjaanku dulu, Drug-Dealer, memerlukan pernah kontak terhadap tumbuh-tumbuhan.

Setiap keranjang penuh atau sore atau lapar aku pulang. Mereka terkejut melihat yang aku bawa, dan terlihat senang, melihat aku aktif melakukan sesuatu.Jika aku membawa banyak buah, Ibu di rumah akan mengajariku yang mana yang bisa dimakan, yang mana yang beracun, yang tidak berguna dan yang gunanya belum diketahui.

Sudah tiga minggu lebih ayah ada dirumah melatih kedua kakakku, hanya saja hal yang berbeda kali ini ada ulat aneh mengikutiku bila berjalan-jalan dihutan mencari tumbuh-tumbuhan, tapi karena lucu dan lagipula aku jarang melihat hewan buas atau hewan lainnya di hutan, jadi aku membiarkannya.

Setiap aku mencabut tumbuhan tidak berguna karena mirip dengan tumbuhan yang aku cari, aku memberi makanan itu ke si Ulat, selama tidak beracun aku memberikan tumbuh-tumbuhan itu padanya. tapi anehnya setiap sampai rumah dia tidak mengikuti dan memanjat pohon seperti menungguku. Esoknya aku memanggilnya "Sini-sini ayo bermain." Dia mengerti dan mengikutiku

Tidak lama aku menjalani rutinitias yang sama hanya saja yang berbeda kali ini kakak-kakakku mulai melakukan latih tanding sesudah latihan pagi, mungkin sampai sore, latihan yang keras.

Setiap aku pergi ke hutan aku menyadari ada yang berubah, Ulat yang mengikuti bertubuh semakin besar dan memanjang, pertama hanya sebesar kuas, setelah sebulan aku beri makan tumbuhan yang tidak berguna, dia tumbuh sebesar lenganku, badannya yang empuk dan bulunya yang halus membuatku suka mengelusnya.

Lama kelamaan karena sayang aku berikan sayur dan buah yang bisa dimakan seperti jamur, bayam, dan apel. terkadang aku berikan tumbuh-tumbuhan obat dan hasilnya dalam waktu 6 bulan aku bisa tidur-tiduran di atas punggungnya saking lebar dan besarnya, tapi hingga 1 bulan kemudian tidak ada perubahan yang terlihat, mungkinkah pertumbuhannya mencapai puncak?, aku mengendarainya sambil membawa tongkat kayu, meniru ksatria. saat mengendarainya aku sering berbicara dengannya. dan aku memutuskan untuk mengajaknya kerumah.

"Besok kamu ikut ke dalam rumah ya?"

Dia mengangguk lalu dia berdiri seperti minta pelukan, aku memeluknya, *Prrik* aku menahan keinginan untuk mendorongnya karena rasa kaget, meski dia menggigit leherku, karena tidak begitu sakit aku membiarkannya, lagipula bila dibandingkan dengan suatu hal, rasanya seperti digigit nyamuk. setelah menepuk pundaknya tiga kali aku pulang.

Esoknya di tempat biasa, dia  tidak muncul-muncul aku bingung mencarinya, hingga aku melihat ke atas.

Di atas pohon yang kemarin dia naiki ada kepompong besar lebih besar dari tubuhku dan kulihat pohon yang di jadikan tempat kepompong itu tidak berdaun dan ada seperti jaring laba-laba yang terikat ke cabang-cabang pohon. Mungkinkan dia mengalami evolusi jadi kepompong?

Aku berlari pulang untuk menanyakan hal ini kepada Ibuku

"Ibu, Peliharaanku berubah jadi kepompong besar" Ucapku sambil memperagakan besarnya pakai tanganku, "segini"

"Iya, nanti Ibu liat ya"

aku mencari yang lain dan bilang hal yang sama, ke Ayah, kedua kakakku, malah Bibi Alorieth hanya geleng-geleng kepala. Aku kembali mencari Ibu, dan menarik tangannya supaya mengikutiku.

--- --- ---

Akhirnya anakku berperilaku seperti anak lainnya, mengejar serangga, dan lain-lain. Pikirku sebelum melihat kepompong yang dia maksud

"KEPOMPONG APA INI!"

"Hebatkan Kendy yang beri makan lo"

"Hah??", Ini aku harus memberi tahu ke Ayah, dia pasti mengetahui apa ini. Aku berlari kedalam meninggalkan Kendy sendirian di hutan.

"Ayah sini ada kepompong besar, benar-benar besar! Ayo lihat sini"

Saat aku berteriak didalam rumah, Eliane, Leland dan Bibi Alorieth mengikutiku ke Hutan, Aku melihat Kendy di atas Pohon disebelah Kepompong

"Turun! Turun Kendy!"

Dia bengong melihatku histeris "Cepat turun!!, Kepompong itu kita belum tahu itu jenis apa!"

"Tidak mau!"

Sial, tumben dia tidak menurut, "Ayo turun sayang" saat aku merayu Kendy Bibi Alorieth kaget melihat ke arah atas

"ini kepompong Emperor Butterfly!, sungguh besar, ini pertama kalinya aku melihat yang sebesar ini!"

"Hehehe iya, aku yang memeliharanya"

"Be-benarkah?"

Kendy mengangguk

"Bagaimana mungkin ada Magic Beast disini, kami berdua sudah membersihkan tempat ini dari banyak hewan lainnya agar Kendy bisa bermain dengan aman di hutan"

"Telur ini mungkin sudah ada sejak lama, jadi kalian berdua mungkin tidak menyadarinya"

---

Ibu melihat ke arah Bibi Alorieth, "Jika ini benar-benar Emperor Butterfly berarti ada Hewan Parasit nya juga, kan?"

"Iya memang ada, tergantung makanannya, jika dia makan satu saja makanan yang beracun Parasit bisa keluar dan mengurangi  ke murnian Emperor Butterfly"

"Kalau begitu, Turun kamu Kendy!, Parasitnya akan berubah jadi Tawon yang berbahaya"

"Bi-biarlah ada tawonnya, aku tidak perduli, Ulat ini tidak pernah makan makanan yang beracun!. Malah Kendy beri tumbuhan yang enak-enak.Dia tidak mungkin makanan makanan yang beracun!"

"TURUN!"

"Tidak!" Aku memeluknya, "Aku tidak perduli" ku mohon cepatlah menetas

Seperti menjawab permohonanku, Kepompong itu mulai merontokkan daunnya lalu dedaunan itu dihempas angin dan di dalam ada banyak Kupu-Kupu berwarna warni, tidak ada tawon sama sekali, lalu Kupu-Kupu itu terbang menuju ketengah dan mulai menyatu, muncul Kupu-Kupu yang indah hanya saja yang berbeda terletak pada kepala bagian mulutnya dia memiliki mulut yang menggantikan probosis dan yang membedakan Jenis Emperor Butterfly dengan Kupu-Kupu lainnya. dia terbang lalu hinggap ke bahuku.

"Emperor Butterfly, Murni 100%. sungguh indah, Dulu dikatakan Emperor Butterfly yang murni hanya muncul di Hutan Elf Terlarang, tapi aku pernah kesana dan tidak menemukan satupun. ini Pertama kalinya aku melihatnya yang Murni"

"Bila Murni Apa kehebatannya?", "Apakah dia bisa terbang secepat kilat?", "Apakah dia memiliki sihir?" , "Apakah Dia makan manusia?" Semua melihat ke arah Ibu, "Apa? Aku kan khawatir!"

"Satu-satu, Bila Murni 100% akan dapat dan hanya makan tumbuh-tumbuhan tanpa memakan tumbuhan racun sedikitpun, dia memiliki kemampuan Healing, dia juga bisa berubah warna dan juga dapat mengkamuflasekan diri bersama tuannya sehingga tidak terlihat, dan yang paling hebat dia tidak perlu makan, dia melakukan Fotosintesis, selama Tuannya hidup dia akan Abadi. sedikit air dan udara yang di hembuskan tuannya merupakan Udara Favoritnya, Lalu mereka monster sihir kelas S bukan karena bahayanya, tapi karena kelangkaan yang di alami jenisnya" Bibi Alorieth mengambil nafas sebentar, " Tapi jika belum melakukan kontrak disaat masih ulat dia tetap dihitung liar"

"Apakah Kontrak yang dimaksud adalah gigitan dileher?"

"Iya itu berarti kamu dianggap tuan yang pantas di Ikuti, tunggu di Leher?"

"Iya, saat aku pulang dan berjanji akan membawanya ke dalam rumah dia menggigitku di leher"

"..." dia mengelap peluhnya, "aku tidak menyangka hanya berlari-larian di hutan sekitar rumah kamu bisa..."

"Bibi darimana kamu tahu hal selengkap ini tentang Emperor Butterfly?" tanya Eliane

"Ya, erm, aku jadi budak karena hutang yang menumpuk karena terobsesi ingin melihat Emperor Butterfly murni 100%, hehe" Ucapnya sambil garuk-garuk pipi

"..." semua terdiam, aku melihat ke arah Kupu-kupu dibahuku sepertinya dia mengerti yang ku maksud, "Bibi, jika kamu mau, Bibi boleh menyentuhnya"

"B-bolehkah?"

Aku mengangguk

Bibi Alorieth mengelus-elus dengan sangat hati-hati dari wajahnya terpancar rasa senang seperti berada dipuncak kehidupannya

Aku juga ikut mengelus-elusnya, "Apakah kamu memiliki nama?" aku mendengar suara telepati, "Belum", aku membalas telepati, "Aku akan memberimu nama Dede", "Te-terima Kasih Bos!"


----

sorry lama, dan Chapter dari Sudut pandang orang yang lain nanti saja ya, setiap 5 chapter XD

selamat membaca

No comments:

Post a Comment