Wednesday, February 18, 2015

Chapter 1 : A Bandit?

Edit untuk perbaikan agar penjelasan
tentang tempat sedikit lebih jelas dan
memperbaiki error2 yang terdeteksi

selamat membaca~~

=====================================


Ketika aku bangun dari tidurku, aku berada di atas kasur yang empuk dikelilingi pagar setinggi 50cm. aku lihat lagi kesekitar di tembok kamarku ada banyak replika berbagai senjata yang terbuat dari kayu. sepertinya disekitar tidak ada siapa-siapa. mungkin sebentar lagi ada yang datang. tapi..., aku lapaaar sekali jadi aku menangis saja untuk menyelesaikan masalah, nanti pasti ada yang datang, dan benar saja tidak sampai 5 menit. aku mendengar ada suara langkah kaki menuju ke arah sini, mungkinkah pelayan?



*krieett*

Seseorang itu membuka pintu, Aku perhatikan dia menggunakan baju pelayan seperti yang digambarkan di light novel, dengan model rambut ekor kuda, berwajah cantik dan berkuping panjang, mungkin Elf? Ketika dia berbalik menutup pintu aku dapat melihat di belakang lehernya ada tanda lingkaran merah, entah tanda apa aku masih belum mengerti. Setelah dia menutup pintu, dia berbalik dan melangkah kearahku, "---- -----" dia memandangku dan seperti berbicara padaku dia mengecek celanaku karena tidak basah, dia mengarahkan aku meminum susu dari payudaranya. yaik enak saja, aku hanya minum air susu ibuku! Meski dia menempelkannya ke mulutku terus aku tidak akan tergoda! setelah beberapa lama aku tidak minum asinya, aku melihat ke arah wajahnya, panik dan bingung terpancar jelas di wajahnya, wahahahaha, sekarang bawa aku ke Ibuku!

Dia langsung melangkah sepertinya mencari tempat Ibuku berada. hehehe ternyata rencanaku sukses. Meski Elf ini membuka pintu Ibu didalam tetap duduk menulis sesuatu, ketika Elf itu memanggilnya baru dia menoleh ke arah kami, aku lalu menggapai-gapai kearahnya, seperti mengerti keinginanku Ibu mengangkatku dari Elf maid dan menggendongku, mereka berdua mulai berbicara, sambil sesekali melihatku. Pasti mereka membicarakan tentangku. Aku meraba-raba dada Ibuku dan dia mulai menyusuiku. melihatku minum Elf lega setelah berdialog lagi dengan Ibu dia kembali ke pekerjaannya yang lain melewati Pintu yang sama dia masuki. Ibu menggendongku sambil bersenandung dan berjalan mengelilingi rumah. Dan mulai saat ini Ibu lah yang mengurusku saat ini bukan Elf itu.

Dia mengajakku keluar rumah, dan kicauan burung menyambutku. Sepertinya rumah Kami terletak di tengah hutan. setelah terkena matahari sebentar Ibu membawaku kembali lagi kedalam, membacakan buku bergambar tentang salah satu pahlawan yang berpetualang. Tunggu ada yang aneh, membacakan buku pada bayi yang masih berumur dibawah 1 bulan, Apakah Ibuku Gila? Pantas Ibuku menyewa Pembantu. Tapi aku berterima kasih karenanya aku jadi bisa mengerti sedikit-sedikit tentang dunia ini.

Hari-hari terlewati dengan lambat dan karena Aku masih belum mengetahui cara membaca atau nama-nama benda didunia ini, aku menunjuk-nunjuk benda. Awalnya dia bingung aku kenapa, tapi setelah ku ulangi, dia mengambil benda-benda itu dan menjelaskannya 1-1. Dan hasilnya Umur 5 bulan aku sudah mengerti yang mereka ucapkan, entah aku yang pintar atau karena masih bayi sehingga Otakku dapat menyerap Ilmu seperti Spons menyerap air.

Setiap ada waktu luang aku selalu mengemut permen yang aku ciptakan seperti sekarang ini, saat berbaring sendirian di atas kasur...

"DOR!!"

uhh aku tersedak *Hikk* dia memperhatikan reaksiku, tolong aku dasar kakak edan. Setelah Aku memegang megang tenggorokanku. dia baru mengangguk seolah-olah mengerti, lalu mengendongku. hati-hati aku masih rapuh. menepuk-nepuk pundak dan *Pluk* permen itu jatuh kelantai, hahhh... . Sayang sih tapi aku bisa buat lagi jadi tidak apalah. Aku lalu kakakku tidurkan lagi. Melihat permenku jatuh kelantai dia memeriksanya, "bentuknya seperti kancing baju, apa ini ya yang membuat Kendy tersedak tadi?, hmm coba ku lapor ke Ibu dulu." Rasa penasaran anak kecil memang tinggi.

Tidak sampai 5 menit Ibu datang dengan raut wajah yang galak, aku tidak tahu aku salah apa, jadi jujur aku takut, dan mulai menangis. aku mengintip ke arahnya dia... dia masih marah!, "Kamu pikir aku bakal tertipu?" aku tetap menangis dan "hahhh..., buat apa aku marah-marah ke anakku yang masih kecil ini" dia lalu menggendongku, "entah kamu mengerti atau tidak, jangan biarkan orang lain selain Ibu tahu bahwa kamu bisa mengeluarkan Manisan OK?, untung saja kakakmu tidak tahu jika kamu bisa mengeluarkan Permen, jika tahu Ibu takut nanti kakakmu melapor ke Ayahmu, saat ayahmu Pulang.", Aku mengangguk mengerti, sepertinya aku bisa membuat Permen harus di rahasiakan.

Entah Normal atau tidak Umur 7 bulan aku bisa berjalan. meski harus pegangan aku sudah bisa berjalan, diam-diam aku melatih kakiku agar bisa berjalan, setelah seminggu latihan dan terasa sudah mantap, aku berniat memberi kejutan.aku turun dari kasur dengan permen dimulutku. Aku berjalan keluar kamar menuju tempat kerja Ibuku, tidak ada, kamar kakakku tidak ada, ruang tamu, tidak ada, aku keliling mencari mereka, ruang makan, dapur, mungkinkah mereka diluar?, aku segera kepintu Depan, tapi tepat ketika pintu  didepan mataku.

Pintu terbuka dan seorang lelaki berbadan besar berwajah garang, memiliki banyak luka disekujur tubuhnya, ada baju di atas bahunya, badan berototnya yang tercetak jelas terlihat dam memegang kapak berlumuran darah ditangan kanan, melihat kapak berlumuran darah... jangan-jangan Ibu dan kakak diluar?

Air mata turun dari mataku, Ibu, kedua kakakku dan Bibi mati?, aku lalu merasakan ada suatu kekuatan keluar dari kedua tanganku, ada kapak dan pedang berukulan kecil terbuat dari permen, aku akan membalas dendam dengan kekuatan ini! aku melempar kapak kecilku ke wajahnya dan aku berlari kedepan menyerang menebas-nebas dengan pedang permen kecilku, meski tadi dia terkejut, dia melihat kapakku, kapakku akan membuat dia lengah dan aku akan menebasnya!, "HUAAAAA!!!"

Tapi tidak sesuai dugaan, dia menggigit permen kapakku dan bergeser dari pintu membiarkanku lewat, aku terjatuh dan pedang permen kecilku pun patah, "huhuhuhu", aku berdiri lagi dan saat akan berbalik aku melihat Ibu, kedua kakakku sedang membakar babi hutan di sebelahnya bibi Alorieth sedang merapikan meja berhenti sebentar dan melihat ke arahku, pedang permen yang patah terlepas dari tanganku, aku berlari menuju Ibu, "Ibuu, ibuuu huaaaaa"

Dari belakang aku mendengar suara laki-laki, "Sepertinya dia pikir aku penjahat, hiks-hiks sakitnya tuh disini" ucapnya sambil menunjuk bagian hati

No comments:

Post a Comment