AUTHOR NOTE:
Aku Mengurangi
dari 7 stats point ke 6 stats point setelah di pikir-pikir terlalu OP. meski
menyebar keseluruh status… hehehe XD, perubahannya dimulai dari Chapter ini,
Jujur saya tidak kuasa untuk merubah yang sebelumnya juga, capai, biar sekalian
saja waktu remake.
=---==-----------------------====-------------============-----------------=
“Learn!” Kertas berisi tutorial memancing tadi menghilang seperti buku
tadi, menjadi partikel-partikel cahaya.
!Ding
!Fishing
Mastery has Learned
!Fishing
Mastery Lv 1 (0%)
Keahlian memancing, semakin sering
memancing semakin cepat meningkat. Semakin
besar level memancing akan membuatmu dapat menggunakan alat pancing yang lebih
tinggi dan membuatmu dapat memancing ikan lebih cepat.
!Selamat
Anda adalah Orang pertama yang
mempelajari Fishing Mastery, Luck +1
“… Cara mendapatkannya semudah ini
tapi aku yang jadi pertama, namanya beruntung ya gini…” Ucap Gupi sambil
melangkah santai menuju Restaurant.
Sambil melangkah tidak lupa dia
mengecek fungsi dua tas yang dia dapat satu Alchemist
Bag lagi satunya Fisher Bag, Dua
tas itu menempel di tas besar seperti kantong saku, Tas Peramu menggunakan
lambang botol Ramuan seperti di game-game RPG jadul lalu Tas Pemancing
menggunakan lambang Alat Pancing yang melengkung lengkap dengan tali, kail dan
pelampungnya yang lonjong dengan dua warna merah dan putih. Jumlah Maximal
Weight Limitnya sama sama-sama 500 dengan slot tas bertotal 50 slot, seperti
menggambarkan nama kedua tas tersebut mereka hanya dapat dimasukkan benda-benda
yang sesuai lambang mereka, yaitu Fishing dan Alchemy.
“Rupanya
alat-alat yang aku beli tadi sudah dimasukkan kedalam.”
Didalam dua tas itu dapat terlihat
ada alat-alat memancing dan alat meramu ramuan, di tas pemancing ada Fishing Rod Beginner, Brown Worm 20, Kail, Pelampung dan
lain-lain. Sedangkan di dalam tas peramu
berisi Tungku, Pembuat bubuk, saringan, dan lain-lain. Jumlah sisa weight limit
mereka ada 50/500 di Fisher bag, dan 60/500 di Alchemist Bag.
“Ah Ini dia restaurant yang ada di
peta. Harus lewat pintu belakang biar tidak dikira pembeli.” Pikir Gupi sebelum
melangkah mengitari restaurant. Tepat saat Gupi berada di bagian belakang,
Pintu nya terbuka. Seorang Ibu-Ibu memakai celemek untuk memasak berdiri
dibelakang pintu. Di bagian matanya terlihat bercahaya, “Bagus akhirnya Helper
kirim si kakek muncul, Cuci piring-piring ini yang bersih.” Ibu-ibu itu lalu
mengangkat Gupi di kerah bajunya dan menaruh Gupi di bagian cuci piring seperti
Induk kucing memindahkan anak kucing.
“Baik!” Gupi melihat piring-piring
kotor yang berisi sisa-sisa makanan didepannya. “Hahh Mubasir.” Pikir Gupi, meski sisa, tapi kurang bersih sisa-sisa
makanannya, roti atau nasi masih tersisa, sayur-sayurnya masih ada, tulangan
ada daging yang menempel… Melihat ini, ucapan pemancing tua tadi terngiang-ngiang
di telinganya.
“Cuma 2 Iron Coin!”
“Bukan!” Balas Gupi dengan cepat.
“Benda apapun dapat digunakan
sebagai umpan!~” Setelah mengingat kata-kata kakek itu, Gupi lalu menyisihkan
sisa-sisa makanan dan mengumpulkannya kedalam sebuah piring setelah piring itu
penuh baru di masukkan kedalam tas, berat
mereka sekitar 5 setiap piringnya, tentunya dia tetap mencuci agar tidak
dimarah, setiap 10 piring dia mendapat:
EXP +20 Agi+0.03 Dex +0.03, dan
setiap 5 piring tercuci makanan sisa terkumpul satu piring kecil yang beratnya
5, kadang bila beruntung 3 piring sudah penuh tapi kadang 8 piring belum jadi 1
satu piring kecil.
Dan Sore setelah berjuang selama 4
jam mencuci piring Gupi baru menyadari tasnya yang menjadi tambah berat karena
ada tambahan Food Scrap 410, itu berarti ada 410 piring dan total EXP dan stats
yang didapat: EXP 810, Agi +2,1 Dex +2,1
!Level UP
!Level UP
!Level UP
Nama | Gupi | Race | Birdman | HP | 125 | |
Job | Merchant Aprentice | Level | 6 | MP | 125 | |
STR | 11 | ATK | 11 | SP | 125 | |
AGI | 13 | DEF | 10 | |||
VIT | 10 | M.ATK | 11 | |||
INT | 11 | M.DEF | 10 | |||
DEX | 12 | EVA | 65 | |||
WIS | 10 | ACC | 60 | |||
LCK | 13 | |||||
EXP 128/ 477 |
*Kruyuk *kryuk *kruyuuuk* *Puk*
Setelah mendengar suara perutnya
ada orang yang menepuk pundaknya, yang membuat dia menoleh kebelakang ternyata
Ibu Pemilik restaurant.
“Lapar kali kau rupanya,
sampai-sampai kau kumpulkan makanan-makanan sisa itu, mari kita makan bersama.”
“asyik makan gratis.” Piker Gupi,
kemudian menjawab, “Iya nyonya.”
“Bagus. Duduk di kursi yang
disebelah sana.” Ada 4 kursi mengelilingi 1 meja, di Kursi yang di tunjuk
bagian meja telah ada makanan sepiring, Nasi, Sayuran, Ayam goring dengan minum
air putih. Didepan Gupi duduk seorang bapak-bapak dan di kiri anak perempuan
mungkin berumur sekitar 10 tahun. “Sepertinya mereka satu keluarga.” Pikirnya.
“Ayo Berdoa sebelum makan.” Mereka
semua melakukan gerakan 2 tangan saling menggenggam jari antar jari, Gupi juga
meniru mereka. Setelah lantunan do’a dipimpin oleh Bapak itu yang berisi ucapan
terima kasih pada Freya meminta perlindungan dari Freya selesai.
“Amin.”
Gupi memperhatikan mereka mengusap
wajah mereka baru meniru mereka mengusap kedua telapak tangan kewajahnya.
“Rupanya Dewi Freya yang dipuja disini.” Nama Dewa-Dewi yang dipuja disini
merupakan campuran dari dewa-dewi di dunia nyata, seperti dari Greece Thor,
Loki, Freya dan lain-lain.
“Selamat makan!~” Gupi seperti
orang kesetanan tanpa memperdulikan table manner memegang piring dengan tangan
kiri dan sendok di tangan kanan, menyendok makanan satu persatu dari
potongan-potongan ayam dengan nasi, sayur, “Oh ada sambel juga.” Pikirnya yang
tentunya sambil menorehkan sambel itu ke atas nasi.
“Iya, sama-sama jangan buru-buru,
Hahahaha.”
“Hmm hmm” Balasan Gupi sambil
mengangguk-angguk.
!Ding
!Tingkat kekenyanganmu telah
terisi.
Melihat Window Pemberitahuan Gupi
baru bisa bernafas lega.
“Berkat bantuanmu tadi,
piring-piring kita jadi bersih dan piring-piring baru selalu tersedia, karena
itu, kami ucapkan terima kasih… .”
“Iya sama-sama.”
“Aku lihat tadi kamu mengumpulkan
Makanan-Makanan sisa, Mau Kamu gunakan Apa?”
“Untuk dipakai umpan buat
memancing, tapi tentunya setelah memilah-milah mereka… Lalu jika ada yang bisa
di makan dan saya lapar mungkin akan saya makan…”
“… Umpan ya?” melihat Gupi
mengangguk Ibu pemilik restaurant itu bertanya lagi, “Kenapa kamu tidak memasak
makanan baru?”
“Karena… Saya belum bisa memasak…
lagipula biarpun bisa saya belum punya uang untuk membeli bahan-bahan memasak.”
“Owh, Mau saya ajarkan?”
“Mau, bu!”
“Mari sini.”
Karena sudah malam restaurant tutup
dan dapur tidak sibuk jadi Gupi dapat belajar memasak di dapur.
“Tunggu, Akan Ibu contohkan dulu.
Cara memasak Ayam Plecing ya, pertama rebus daging ayam dalam air bumbu, pegang
sendok ini dan perhatikan jika sudah mendidih matikan.”
Gupi mengangguk dan sesekali
mengaduk-aduk dan ketika sudah mendidih, “Sudah mendidih!”
“Kalau sudah panaskan minyak
Goreng, jangan lupa selagi memanaskan minyak goreng, kamu meniriskan ayam itu
dari panci.
“Baik, Bu.” Ucap Gupi yang lalu
memanaskan minyak sambil meniriskan Daging Ayam yang sudah matang.
“Sebenarnya Sampai Airnya menguap
hingga separuh agar bumbunya meresap dulu dibagian ini, tapi karena belajar
kita lewati.”
Gupi mengangguk mengerti. “Sekarang
masukkan daging ayam yang tadi ke
penggorengan, dan Goreng hingga berwarna coklat keemasan, sebenarnya di sini
sudah bisa di makan, tapi karena kita memasak Ayam Plecing. Masih ada langkah
berikutnya.”
Lagi-lagi Gupi hanya mengangguk
mengerti. Setelah Gupi menggoreng hingga kecoklatan Gupi mengangkat Ayam dari
minyak panas dan meniriskan minyaknya.
“Bagus, langkah berikutnya adalah
menyayat daging ayam tipis-tipis menggunakan pisau karena akan dicampur dengan
sambal.”
“Sambalnya?”
“Tenang akan Ibu ajarkan.”
Ibu itu menggunakan ulekan kayu
mulai mengajari Gupi cara mengulek sambel dengan benar konsepnya mirip dengan
pembuatan sambel didunia nyata bukan yang pakai mesin namun, yang Tradisional.
Tomat, Lombok terasi dan lain-lain ada semua, benar-benar Indonesi,
jangan-jangan Bule yang membuat Game ini suka sambel… .
Setelah itu mengikuti petunjuk yang
Ibu suruh, Gupi disuruh mencampur seluruh Ayam yang telah disayat ke dalam
sambal lalu mungkin karena jumlah sambal dan sayatan daging itu jumlahnya pas,
tinggal diaduk hingga sambal tercampur merata, masih ada kulit tomat yang belum
terulek, tapi Ibu pemilik restaurant menyuruh tetap mencampur hingga benar-benar
jadi satu.
Lalu pengecekan Kualitas makanan
dimulai. Dengan menggunakan sendok yang Gupi cuci Ibu Owner itu mencicipi hasil
masakan Gupi.
“Hmm lumayan, meski ada kulit tomat
karena pengulekan sambel yang kurang memuaskan, Seluruh hasilnya cukup
memuaskan untuk pemula. Dengan ini Aku meluluskan kamu telah bisa memasak.”
!Selamat
Anda adalah orang pertama non Cook Apprentice yang mempelajari skill memasak
bonus luck +1
“Lumayan luck lagi, dari perkiraanku
luck itu meningkatkan tingkat kesuksesan membuat barang, jadi stats ini
sangatlah diperlukan. Dengan mempelajari ini Aku jadi tahu, jika ternyata
selain dari buku kita bisa mempelajari skill dengan cara mendapat pengakuan
dari Orang yang mengajari.” Pikir Gupi.
Dan pernyataan yang ia pikirkan itu
benar, Selain dari buku skill, skill memang bisa didapat setelah diajari oleh
NPC/Orang yang ahli, Di kasus User lain, skill juga bisa didapat dari melakukan
pengulangan demi pengulangan, misal Sword Mastery, Club Mastery, Fire Magic
Mastery, Bare-Handed Combat Mastery, Claw Mastery dan lain-lain. Ada juga kasus
User di hadiahi Skill karena telah melakukan/ telah menyelesaikan Quest dengan
baik, tapi itu cerita untuk nanti bukan sekarang.
“Kalau dipikir-pikir aneh juga ya,
padahal sudah aku beri waktu lebih karena Aku menjalani Tutorial tapi masih
juga ada orang yang belum belajar memasak, meramu atau memancing. Jangan-jangan
hanya Aku yang Pintar mempelajari skill-skill ini dahulu.”
Tanpa sepengetahuan Gupi banyak
orang-orang yang ingin belajar kemampuan Craft, tapi tidak semua orang
seberuntung Gupi, mereka yang mengetahui pentingnya Craft skill tidak dapat
langsung mempelajari skill Craft seperti memasak karena Seluruh User tidak
diberi apapun selain baju dan tas sehingga para User harus mengikuti arahan
Pelatih atau orang-orang Sejenis, yang terkadang memberi misi untuk mendapat
uang dan exp, kebutuhan akan uang dan exp yang besar membuat mereka tidak bisa
meluangkan waktu untuk skill yang nanti masih bisa dipelajari.
Tapi tidak jarang juga, ada User
yang ingin mencoba peruntungan mencari skill craft, seperti Cookery, Alchemy,
dan lain-lain. Gupi juga sebenarnya ingin mempelajari Memahat dan Melukis tapi
tidak ada quest yang menyuruhnya membantu pemahat atau pelukis.
Setelah itu Nyonya Pemilik
restaurant berbaik hati dengan cara memberi penggorengan panci, piring, mangkok
keramik dan Tas ... . Yang tentunya membuat dia bingung “Jangan-jangan aku
dipaksa membeli barang-barang ini.”,
“Tunggu… saya minta bayaran uang!”
Seperti terkena skak-mat pasangan
suami istri itu terdiam. Lalu Ibu pemilik restaurant berbicara lebih dulu.
“Errm… Sebenarnya kamu lihatkan Restaurantnya tadi ramai?”
“Iya lalu apa hubungannya dengan
Gaji saya, atau … Jangan-jangan untuk menyaingi restaurant lain anda menjual
makanan-makanan dengan harga murah sehingga tidak mendapat keuntungan yang
besar ya?”
“… Restaurant lainnya jauh … Tapi
tentang menurunkan harga dan tidak mendapat keuntungan besar, iya …”
“Kenapa bisa begitu?”
“Karena… mereka lapar dan tidak
memiliki banyak uang… Kami kasihan dan jadinya menurunkan harga, bahkan ada
yang tukar daging atau minta jasa membuatkan makanan dari bahan-bahan yang
mereka bawa…”
‘Hah… dan kini Rasa kasihanmu membuatku
tidak dapat uang.’ Pikir Gupi.
“Sebenarnya kamu sudah
menyiapkannya tapi tidak cukup dan sebanding dengan usahamu yang mencuci dengan
sungguh-sungguh.”
‘Gitu dong’ Pikir Gupi sambil
tersenyum, “Tidak apa berapapun jumlahnya …”
“Hahhh… .” Mereka bernafas lega,
“Ini 1 Bronze Coin dan karena kurang kami menambahkan sesuatu yang berhubungan
dengan memasak.”
‘wow, benda yang dia maksud ini
pasti berharga, 1 Bronze Coin itu sudah cukup banyak, kini mendapat bonus…
Tidak rugi, tapi setelah dipikir-pikir mendapat skill saja sudah untung besar
bagiku yang seorang Merchant.’ Pikir Gupi, “Kalau boleh tahu benda apakah itu?”
“Ini adalah satu set peralatan
bekas milik anakku.” Ucap Nyonya Pemilik Restaurant sambil meneteskan air mata.
Melihat Nyonya itu meneteskan air
mata, membuat Gupi berasumsi jika Anak Owner restaurant ini meninggal dan ingin
menolak benda. “Maaf, jika benda kenangan ini sangat berharga, saya ingin
menolaknya.”
“Kenangan? … Ahh” Nyonya itu
menyadari air matanya menetes di pipinya, “Kamu salah duga, ini bukan air mata
sedih, tapi air mata yang menetes karena rasa bangga, karena anakku yang dari
restaurant seperti ini, Itu diundang menjadi Koki kerajaan dengan peralatan
memasak yang lebih mutakhir di dapur kerajaan, peralatan memasak ini ditinggal
disini berdebu…”
‘Sial, kembalikan rasa
terharuku!!!, wuwuwu.’ Pikir Gupi.
***
“Terima Kasih bantuannya! Jangan
lupa besok sore kesini lagi jika tidak sibuk.” Gupi membalas suara Ibu itu
dengan anggukan.
Saat diluar… Siang telah berganti
menjadi malam yang diterangi sinar bulan purnama, karena tidak tahu melakukan
apalagi. Dia melangkah menuju rumah Kakek lagi. Tapi mungkin karena sudah malam
Rumah Kakek itu telah tutup pintu.
‘Hahh… Aku terlambat.’ Pikirnya.
Tapi meski di Regal Realm sudah
malam ada banyak User yang lalu lalang, Dari yang anak-anak hingga yang berbulu
berjalan memenuhi jalanan, Ada yang mengobrol tentang level mereka, ada juga
yang berlari seperti mengejar sesuatu.
Pada saat Gupi berjalan
melihat-lihat user lain yang wira-wiri, pandangan terjatuh pada Toko BlackSmith
milik Tuan Dwarf yang tadi siang, User sesekali keluar masuk Toko miliknya,
perubahan pada diri mereka sebelum dan sesudah masuk ke dalam Toko miliknya
sangat kontras, misal seperti User berjob Swordman ini, Baju dan pedangnya
kotor, tumpul, dan penuh aura suram, tapi setelah masuk, Pedang yang tumpul dan
suram, Armor besi yang penyok dan compang camping, Expresi wajah yang suram,
mungkin karena takut uang yang dia bawa tidak cukup, Setelah masuk dan keluar
dari Toko blacksmith jadi berkilauan, ‘Wow, Job blacksmith memang hebat.’ Pikir
Gupi.
Hebat karena dapat merubah Swordman
yang expresinya suram, pedang yang tumpul dan jadi bergerigi, armor besi yang
penyok-penyok, menjadi Swordman yang baru!, Pedangnya menjadi berkilauan dan
meski dari kejauhan terlihat sangat tajam, Armornya kinclong dan kerusakan yang
extreme tadi seakan-akan tidak pernah terjadi, dan yang paling menyilaukan
adalah Swordman itu yang tadi wajahnya suram jadi Penuh senyuman seperti orang
yang telah lepas dari beban kehidupannya, Cye elah… . Jika bukan karena Wajah
mereka sama Gupi pasti mengira mereka adalah dua orang yang berbeda.
Setelah 3 User yang sejenis dengan
swordman itu selesai mengantri, Gupi dapat melihat Dwarf itu akan segera
menutup toko miliknya.
“Tunggu, Tuan Dwarf!.”
“Hmm?” Tuan Dwarf itu menoleh ke
arah sumber suara yang familiar itu, “Oh, Gupi sekarang sudah malam, Tokonya
sudah mau tutup.”
Gupi langsung memasang wajah penuh
kecewa dan wajah penuh memohon, “Tuan, saya tidak punya rumah dan pekerjaan
Tuan, ijinkan saya tinggal didalam untuk menyikat para Iron Ore itu, Tuan.”
“Hah, sudah tidak usah memasang
wajah memelas seperti itu, sini masuk.” Balas Dwarf itu sambil mengisyaratkan
masuk dengan tangan kanannya.
Setelah didalam, Tuan Dwarf itu
memberi tahu dimana tempat air supaya tidak mengambil air jauh-jauh ke sungai
karena saat malam arus sungai meski cabang itu sangat deras, lalu tempat
membuang air yang kotor yang ternyata saringan berlapis untuk mengecek siapa
tahu ada logam-logam yang melekat di tanah.
“Sebenarnya ada Iron Ore yang sudah
bersih tapi harganya 2 kali lipat dari yang belum di Cuci, Jika di
hitung-hitung membeli yang sudah bersih memang enak karena per kotaknya lebih
banyak dan tidak capek, tapi terkadang ada oknum curang yang menaruh Iron Ore
yang kotor dibawah, jadi sekalian saja beli yang kotor, meski jumlahnya tentu
lebih sedikit karena masih berlumuran lumpur, tapi terkadang yang membersihkan
bisa dapat bonus misal ada Silvernya bahkan terkadang ada kandungan Emasnya!”
Melihat Gupi mendengar itu bermata bercahaya, ‘Kena kau, sekarang kamu pasti
mencuci hingga benar-benar bersih dan lebih cepat, wahahahaha.’ Pikir tuan
Dwarf itu.
“Baik-baik, tapi jika nanti saya
menemukannya bagaimana, tuan Dwarf?” tanya Gupi setelah menggeleng-gelengkan
kepala.
“Dipisah dan kamu dah yang punya,
jika ternyata perak atau emas itu bercampur dengan besi dan kamu dapat
mengetahuinya kamu pisahkan juga.”
“Bagaimana dengan Copper?”
“Hmm, tidak mungkin ada, biarpun
ada paling dari seluruh ini Cuma ada seukuran kuku kelingkingku ini.” Dwarf itu
menunjukan kuku kelingkingnya. “Tapi bukan berarti Silver dan Gold berjumlah
lebih sedikit, ya … jangan terlalu berharap banyak karena mendapat seukuran
genggaman tangan saja sudah untung.” Setelah melihat Gupi mengangguk-angguk,
Tuan Dwarf itu melanjutkan, “Bagus, jika sudah mengerti silahkan kerjakan itu,
tapi ingat ya kamu tidak saya ijinkan keluar ruangan.”
“Ah… Enn… OK!”
***
Setelah Tuan Dwarf itu mengunci
pintu, Tuan Dwarf itu menuju lantai dua dan setelah beberapa saat, suara
ngoroknya menggema keseluruh toko … .
*Brush brush brush* *wroossh wross*
*Cling~!*
Gupi menggosok-gosok Iron Ore itu
dengan giat dengan harapan ada Perak, Emas atau emas di item Iron Ore ini,
sebelum menggosok Ore berikutnya Gupi melakukan “Identify!” pada Iron Ore yang
belum digosok dan dibersihkan.
Iron Ore?
Benih besi yang tertutup lumpur,
tidak terlihat apa isi didalamnya, tapi orang-orang menambang ini di Tambang
Besi milik kerajaan. [Craft Item] [Blacksmith Item]
Rariety : ?
Weight : 3
Gupi mengangguk-angguk mengerti isi
dari penjelasan Iron Ore ini, karena belum bersih benar dari lumpur tentu
kejelasan Iron Ore ini benar-benar Iron Ore belum diketahui. Tapi bukan berarti
melakukan Identify pada benda ini adalah hal yang percuma, meski hanya sedikit
perlahan tapi pasti level dari Skill Identify akan meningkat.
Setelah bersih Gupi melakukan
Identify lagi.
Iron Ore
Benih besi yang telah bersih dari
lumpur dan berkilauan, terdapat sedikit ketidak murnian dari Iron Ore ini.
[Craft Item] [Blacksmith Item]
95% Iron
5% Logam yang tidak diketahui.
Rariety: E
Weight :
“Oh, yang ini ada ketidak
murniannya, harus dipisah, siapa tahu ini adalah gaji tambahan bagiku” setelah
menyikat beberapa jam, Gupi akhirnya menemukan Iron Ore dengan kemurnian yang
berbeda seperti yang di suruh oleh dwarf Gupi memisahkannya ke kotak yang
bersih.
‘Sepertinya aku harus mencuci
kotak-kotak tempat ore itu juga, karena kotak-kotak yang bersih jumlahnya
sedikit.’
Gupi menggosok dan menggosok,
setiap airnya sangat kotor Gupi akan menyaring Airnya, tapi sekuat mungkin
mencoba untuk tidak mengecek hasilnya dan setelah 5 jam lamanya.
*kruyuk kruyuk kruyuuk*
“Oh sudah pagi.” Gupi menoleh
keluar jendela tapi masih gelap …
*kruyuk kryuuk kruyuukk…*
Gupi melihat kebawah perutnya
bergetar dan saat melihat status satiety yang telah berkurang separuhnya baru
dia menyadari bahwa dia lapar.
“Ah sial, Aku lupa beli makanan.”
Dia lupa membeli nasi bungkus di restauran, “Ah tidak ada Gigi Gusipun jadi!”
Gupi mengeluarkan sisa makanan tadi
yang telah dia kumpulkan, di atas piring besar, dan mulai memilah-milah
sisa-sisa itu, menggunakan pisau yang dia dapat dari Ibu pemasak, Gupi menarik
daging-daging yang masih menempel di tulang, belung-belung tulang.
Daging-daging sisa yang berada di kumpulan makanan-makanan sisa ini beragam
jenis, Ular ikan, tokek atau Cicak,
kelinci, tikus, anjing, serigala, malah ada daging sapi juga. ‘Dari pada tidak
ada’, rasio, tulang ; daging ; nasi/roti ; lain-lain adalah 9 ; 1 ; 2 ; 8.
Melihat Daging-daging dan tulang
belulang yang beraneka ragam Gupi dapat menduga bahwa para User-user lah yang
membawa bahan-bahan masakan yang beraneka ragam ini. ‘dasar user-user miskin.’
Pikir Gupi didalam hati.
Meski tidak banyak total daging
yang Gupi kumpulkan ada 2 piring, meski sudah matang untuk jaga-jaga, Dia
meminjam Api dari Tungku perapian, untuk merebus 2 piring serpihan daging dan
belung-belung ini. Setelah dirasa kuman-kumannya sudah mati, Gupi meniriskannya
dan kemudian mengaduk-aduk daging ini dengan bumbu sambal yang di kasi sebagai
bonus, lalu menggoreng daging itu. Dan Aroma sambel yang tergoreng membuat air
liur bercucuran.
*Drool* *Sreet*
Gupi mengelap air liurnya yang
hampir menetes, dan dengan hati-hati Gupi membagi dua daging cincang ini. Dan
Tada~ sistem lalu menanyai apa nama masakan ini
‘Daging Campur Plecing Ala Gupi
telah selesai~!’ balas Gupi dan karena penasaran apa jadi dari masakan
pertamanya, “Identify!”
Daging Campur Plecing Ala Gupi
[Quality Good]
Jika manusia lapar maka tingkat
kekreatifitasan mereka akan terasah hingga maksimum!, membuat makanan sisa
menjadi makanan yang biasa dan layak makan.
Semua status bertambah 1 untuk
sementara selama 4 jam
Status tidak dapat di tumpuk dengan
makanan lainnya.
Weight : 10
EXP+50
Agi +0.5 Dex+ 0.5
Cooking
Mastery exp up
“Lumayanlah Uji Coba pertama, nanti
tinggal di bungkus daun pisang, bisa di jual 5 copper, hehe.” Gupi lalu memakan
satu piring, “hmm, rasanya cukup lumayan, dan sepertinya tidak ada waktu
kadaluarsanya, benar-benar cocok untuk menggantikan Roti atau Daging kering.”
Komentar Gupi. Gupi memperhatikan EXP dan Cooking mastery yang meningkat 5%.
“Benar-benar lumayan.” Komentar Gupi lagi.
Gupi mencampur sayur-sayur sisa
yang sebelumnya telah direbus sebagai tambahan supaya tambah kenyang. Setelah 3
jam lamanya Semua Iron Ore sudah dibersihkan setiap jamnya air yang butek dia
saring, dan ini adalah saringan terakhir.
*Cling!*
‘Wow sesuatu yang berkilauan.’
Pikir Gupi sambil mengangkat saringan itu, ada batu-batu kecil juga tapi tidak
begitu banyak.
*Bressss*
Gupi menaruh serpihan-serpihan
berkilauan berukuran kuku telunjuk itu ke dalam kotak. ‘Wow ini pasti emas,
yang ini perak, oh ada Copper juga, ternyata Dugaan Dwarf itu benar Copper itu
Cuma seukuran kuku kelingkingnya.’
‘Fiuh dari jam tujuh hingga jam
tiga jeda istirahatnya saat makan, saja. Tapi EXP dan stats yang aku dapat
cukup memuaskan. Huahahaha.’ Pikir Gupi, ‘Sesudah mengecek status aku log off
ah, buat minum dan makan, ah.’
Nama | Gupi | Race | Birdman | HP | 155 | |
Job | Merchant Aprentice | Level | 8 | MP | 155 | |
STR | 13 | ATK | 13 | SP | 155 | |
AGI | 19 | DEF | 12 | |||
VIT | 12 | M.ATK | 13 | |||
INT | 13 | M.DEF | 12 | |||
DEX | 19 | EVA | 95 | |||
WIS | 12 | ACC | 95 | |||
LCK | 14 | P.EVA | 14% | |||
EXP: | 20/800 |
Lagi-lagi entah kenapa Gupi selalu
tersenyum senang melihat statusnya, ‘Stats bonus 6 memang pilihan tepat, Guru
pasti bangga akan prestasi ku ini. Saatnya log off.’
!Apakah kamu ingin Log off? Y/N
“Ya.”
!Yang manakah yang ingin anda
pilih?, saat Anda Offline, Character tertidur? Atau Character anda Menghilang
untuk muncul di tempat anda log off saat Online kembali.
‘… bah Tutorialnya makan gaji buta,
masa ini tidak diberitahu.’, “Perbedaan antara dua pilihan tersebut?”
!Character Tertidur, perlahan-lahan
membuat satiety anda pulih seperti anda tidur didalam game, tapi tidak bisa
dibangunkan dan para NPC menganggap anda tidur nyenyak, tapi jika anda memilih
yang 30 juta atau 100 juta, maka anda mendapat peralatan yang bisa dipakai yang
memberi tahu anda bahwa character anda ada yang membangunkan. Pilihan yang
berikutnya tidak berisi apa-apa selain log in di tempat yang sama usahakan
berada di tempat yang stabil dan aman, misal didalam rumah, goa, disebelah pohon,
jangan log off di dalam kereta, karena ada dua kemungkinan yang terjadi anda
terbawa kereta atau tertinggal dari kereta.
‘Wah ribet juga ya, tapi karena aku
pembeli alat login 100 juta ada baiknya aku memilih tidur saja.’ Pikir Gupi
sebelum memilih yang Sleeping mode, “Sleeping mo… tunggu, jika tidur apakah
perlu bantal dan selimut?”
!Bantal bukan keharusan, selimut
iya, tapi karena anda Ras Birdman anda tidak perlu selimut, karena sayap anda
dapat menghalau angin saat tertidur.
“Sip, aku pilih sleeping mode.”
***
Guntur mengobrak abrik isi
kulkasnya, menyeduh mi instant dan membangunkan komputernya yang selalu sleep
mode. Guntur mengecek apa saja yang ada di Forum Regal Realm sambil makan mi
instant dan di dampingi minuman kaleng bersoda. User dengan Nickname Bocah
Sakti memiliki level 10 dan tengah menjalani quest job. ‘oh sudah ada, Aku
berarti bukan yang pertama mencapai level 10.’ Pikir Guntur, ‘Woah River
Cleaver, tempat kita memulai sama.’ Komentar Guntur dalam pikiran.
Kaki kanannya naik di atas kursi
sebagai sandaran tangan kanannya yang tengah menyendok mi instant dari gelasnya
sambil sesekali menggeser-geser mouse untuk melihat post lainnya.
*Slurrrpp* “Ahhh.” *Glug gleg
gleg*, “Hraaiik” (AN:sfx sendawa :D), “Saatnya login lagi.”
*Tap tap tap tap* (AN:Sfx suara
orang melangkah)
“Oh akhirnya kamu bangun juga anak
muda.”
Tepat saat Gupi tengah meregangkan
sayapnya Tuan Dwarf itu menghampirinya. Sayap seorang Birdman memang lebar dan
besar tapi jika tidak digunakan mereka akan terlipat menjadi sepasang sayap
kecil di punggungnya. “Ada apa bos?”
“Ini… Semua ini apakah kamu sendiri
yang mencucinya semalaman?”
“Tentu bos. Hehehe, dibagian ini
ada Ore yang kemurniannya kurang, ini adalah sesuatu yang berkilauan hasil
menyaring juga bos.”
“Woah, rejeki anak soleh, sana
pisahkan dari Iron Ore yang murni, nanti malam kamu kembali kesini lagi, sana
bantu Nyonya Taylor juga. Ingat nanti malam kesini lagi, jika tidak ingin Aku
sendiri yang memakan ini semua huahahahaha.”
*Glug* “Iya Tuan Dwarf.” Ucap Gupi
sambil memberi hormat.
Gupi langsung melesat lari ke arah
Taylor sambil menghindari orang beberapa kali. Tepat saat Gupi sampai, Nyonya
Elf itu tengah membuka pintu toko. “Ohh Gupi ada apa pagi-pagi sekali datang.”
“Hehehehe, Iya disuruh oleh Tuan
Dwarf datang kesini.”
“Oh, seperti itu. Apakah kamu ingin
mencuci lagi?”
“Iya, nyonya.” Jawab Gupi sambil
mengangguk-angguk
“10 menit selesai, cuci selesai.”
“…? Tidak nyonya, saya ingin
mencuci semuanya.”
“Ohh… boleh-boleh, tapi ingat harus
bersih, teliti dan hati-hati. OK?”
Sekali lagi Gupi bekerja penuh
semangat setelah menghitung-hitung uang yang telah didapat.
Previous Chapter | Table of Content | Next Chapter
Previous Chapter | Table of Content | Next Chapter
No comments:
Post a Comment