Gupi - Chapter 22

Chapter 22 – Pedang Penangkal Petir


      “Hoaaam.” Gupi terbangun dari tidur singkatnya, didalam pikirannya Gupi masih berangan-angan untuk tidur kembali..., tapi mengingat Quest yang sedang dia jalani Gupi langsung terbangun bukan untuk online tapi mengisi perutnya yang mulai lapar.

      ‘kehidupanku kini berisi bermain game sepanjang hari, berbeda saat jadi karyawan...’ Pikirannya mencapai yang bukan-bukan, masa bekerja dibandingkan dengan bermain, tentu berbeda, ‘Bermain sepanjang hari... adalah hal yang ingin kulakukan, apalagi di Regal Realm bisa menghasilkan uang... meski tampaknya saat ini aku harus jauhkan pikiran menghasilkan uang karena tinggal didesa terpencil.’

      *burpp*

      Setelah bersendawa, tanda perutnya sudah kenyang, Gupi login.


      Kembali ke beberapa tahun yang lalu, Tidak jauh dari rumah Gupi, ada seorang anak kecil tanpa ayah tanpa ibu, yatim piatu. Diangkat menjadi anak oleh sepasang kakek nenek, itupun karena Bayi itu ditemukan didepan rumah mereka, kakek dan nenek yang tidak pernah memiliki anak tiba-tiba mendapat anak tidak henti-hentinya berterima kasih pada Yang Maha Esa, meski memiliki cacat berupa wajah yang buruk rupa karena wajah bayi ini memiliki goresan-goresan cakaran, Mereka sangat bahagia.

      Sepasang suami istri itu meski pekerjaanya pemulung, mereka tinggal diperumahan elit, bukan karena kaya melainkan mereka sudah tinggal disana sebelum perumahan elit yang terletak dibelakang rumah Gupi itu terbangun!

      Tanah mereka harganya telah meningkat berkali-kalilipat, tapi mereka tidak begitu kepikiran untuk menjualnya, karena mereka tidak memiliki keturunan, mereka berdua berpikiran tanah ini akan diwakafkan atau dijual lalu disumbangkan, tapi siapa sangka mereka kini mendapat seorang anak lelaki. Yang tentunya membuat mereka berubah pemikiran, ‘Jika kita jual kita akan dapat membesarkan anak ini, dengan baik.’ Tapi melihat anak-anak orang kaya diperumahan elit yang sombong-sombong membuat mereka takut karena kaya anak ini sombong juga, padahal mah belum tentu.

      Bayi itu diberi nama Tigor, karena mereka pikir cakaran-cakaran tersebut mirip cakaran harimau yang bahasa inggrisnya Tiger, tapi karena mereka hanya mendengar kata-kata orang dan tidak tahu tulisannya seperti apa, mereka menamainya Tigor.

      Singkat kata singkat cerita, pertumbuhan Tigor sangat baik, dia rajin sekolah, sembahyang dan mengaji, anak yang sempurna, bagi Mereka berdua, apalagi melihat tabiatnya Tigor yang tenang, tidak nakal, Tigor juga membantu dirumah memilah-milah hasil memulung dua orang tuanya, tapi..., takdir berkata lain, saat Tigor hendak memberi tahu dia telah berhasil mendapat juara satu umum di SDnya dengan nilai sempurna yang pertanda dia akan naik kelas ke kelas 3, kedua orang tua angkatnya kesehatannya terganggu.

      Mereka jatuh sakit hampir berbarengan, hidup menjadi pemulung yang kotor dan penuh polusi, harusnya membuat mereka kebal akan segala penyakit ‘miskin’ dan memang mereka kebal, cacing pita saja malah cacing pitanya yang nutrisinya disedot saking kebalnya, tapi bukan makanan atau virus-virus itu yang menyebabkan kedua orang tua itu jatuh sakit.

      Tapi Umur, umur mereka yang telah mencapai 70 tahun, adalah penyebabnya, sekebal apapun mereka terhadap penyakit, mereka tidak akan kebal terhadap umur, apalagi udara sekarang berbeda dengan udara dahulu, dulu sejuk, tanpa asap yang keras, pepohonan masih banyak, air disungaipun masih layak konsumsi, dibanding yang sekarang, hanya air dipuncak gunung yang bisa dikonsumsi, sungai yang mengalir melewati kota dijamin... bukan hanya tidak layak konsumsi, tapi juga tidak layak mandi, jika dulu warna sungai bening sekarang warna mereka jadi sungai-sungai yang berwarna bermacam-macam tergantung Industri yang membuang limbah “ramah lingkungan” mereka ke aliran sungai, kembali ke Tigor.

      Melihat Orang tua-nya tengah jatuh sakit, Tigor langsung menangis. “Ohh, ada berita gembira ya, Gor, maafkan kakek dan nenek, ya malah jatuh sakit.”

      Tigor hanya mengangguk-angguk pasrah sambil menangis sesenggukan, Tigor tidak tahu mesti bagaimana, minta bantuan kemana, TIgor hanya bisa terdiam melihat Orang Tuanya meninggal, diluar terdiam tapi didalam hati Tigor menangis, dia bahkan belum sempat membalas perbuatan mereka berdua.

      Dan setelah ini, Tigor yang umurnya belum genap mencapai 12 tahun sudah terpaksa harus menjadi dewasa lebih cepat. Tigor yang tengah bimbang dikejutkan oleh kedatangan seorang pria berjas, dia menceritakan tanah ini telah diwariskan kepadanya beserta uang sebesar 10 juta rupiah. Mendapat warisan, uang, Igor tidaklah bahagia, tapi rejeki tidak boleh ditolak, karena dia hidup sebatang kara, dia membutuhkan uang tersebut dan surat-surat kepemilikan tanah tersebut.

      Tigor atau panggilan akrabnya Igor sebenarnya bersyukur, karena dikomputer disekolah dasarnya dia melihat disana ada banyak cerita dimana orang tuanya bukan meninggalkan warisan melainkan meninggalkan hutang yang harus dilunasi. Tigor memang jenius, sekolahnya malah memberikannya uang bekal agar tetap kesekolah memancing niat belajar murid-murid lainnya agar lebih giat belajar, bahkan Tigor juga diijinkan menggunakan fasilitas internet dan komputer secara bebas, dari Internet dia mendapat pengetahuan yang mampu mengantarnya ke puncak ranking disekolahnya, dari internet juga dia mengetahui tentang Regal Realm, melihat video-video sepak terjang orang-orang, forum yang berisi rumor-rumor karakter terkuat, dan hilangnya Pioneer Merchant Gupi juga masuk kedalam forum, meski sudah lama tapi Hilangnya Gupi masih berada di dalam 10 top Forum, mereka mempertahankannya ditop 10 karena ingin menunjukan rasa berterimakasih karena berkatnya jadi ada yang mencoba Merchant dan jadi banyak yang mengikuti menjadi merchant, sehingga Hidup jadi lebih mudah didalam game.

      Hampir setiap Party berjumlah 10 lebih akan membawa orang yang berjob Craft atau Merchant jika ingin kedalam Dungeon, mereka para User membandingkannya dengan tidak adanya Gupi sebagai pioneer merchant, orang-orang yang akan memilih merchant pasti akan sangat sedikit dan para User perkembangannya akan melambat.

      “Dia adalah idolaku, menjadi Pioneer adalah gerakan yang berani.” Ucap Igor ketidak siapa-siapa saat melihat artikel-artikel tentang Gupi, “Jika saja Aku dapat bermain dan bertemu dengannya hidupku pasti akan tertuntaskan.” Igor bahkan mengeprint Gambar dari Gupi sedang menempa, memasak atau menghitung uang dengan mata bercahaya.

      Igor ingin bertemu dengannya digame, tapi dia telah menghilang apalagi dia miskin, Igor memikirkan apa yang harus dilakukan, jika menggunakan uangnya, Igor dijamin tidak akan mendapat makanan dan akan kelaparan.

      *Knock Knock Knock*

      Igor langsung berangkat kedepan sambil melihat rumahnya yang terbuat dari berbagai macam bahan bangunan, triplek, dus, plastik dan lain-lain. Bagian luar Plastik lalu ditengah triplek bekas, plastik, Jika ada kain Igor akan menutup dus dengan kain atau jaring. Sebelum Igor mengenal Internet rumahnya itu tidak sebersih sekarang, lantainya dulu tanah, dengan arahan Gupi lantainya dilapisi kramik-kramik pecah dengan menggunakan semen-semen yang didapat dari hasil memulung. Tiang-tiangnya dari pipa, minimal ada korden disetiap pintunya, dan hasilnya rumah jadi lebih layak dihuni.

      *Kriyeeeettt*

      “Ini paket hadiah atas nama Tigor mohon ditanda tangani.” Seorang pengantar hadiah muncul. Dari balik pintu.

      Igor mengangguk dua kali lalu menandatangani paket hadiah tersebut, Igor mendapat hadiah, ketika dibuka berupa baju bermerek sabun colek, lalu beserta uang 450 ribu dipojong pajak 10%, ‘450 ribu hasil mengirim undian yang kutemukan saat memulung, untung-untungan.’

      Igor juga senang mengikuti undian, tapi yang tanpa modal uang dan Igor hanya mau yang modal tenaga, misal mengirim Bungkus kopi sachetan, Igor akan mengirimnya menggunakan amplop yang dia dapat dari  tempat sampah, terkadang yang undian yang butuh perangko Igor akan mencarinya dikotak sampah sekitar kantor post. Jika beruntung Igor akan menemukannya.

      Hadiah hadiah berdatangan, berupa baju atau celana, Igor senangnya bukan main, ‘Rejeki anak soleh,‘ Pikir orang-orang sekitar Igor. Dan karena itu juga orang-orang tidak heran lagi, ketika Igor menggunakan baju bermerek, merek sabun colek, cat tembok, buku, dan lain-lain. Piring gelasnya juga.

      Jadi tidak usah heran jika saat bertamu saat ngopi dibagian pinggir gelasnya ada mereknya. Tapi menurut Igor hal ini hanya hiburan pelipur lara, “semuanya harus ditabung, dan meski saya adalah pemilik tanah ini, saya harus menjaganya agar tidak terjual, aku akan membangun Surga ditempat ini meski harus memungut sampah.”

      Cara berpikirnya yang lebih dewasa dari anak-anak pada umumnya sangat mengagumkan, dan dia juga tetap memulung meski dia memegang cukup uang untuknya makan beberapa tahun. “disaat seperti ini jika tidak bekerja tidak makan, Aku tidak boleh foya-foya.” Dan saat dia tengah memulung, matanya tiba-tiba melebar, “Ini... Ini!!!”

      Igor langsung kesuatu tempat, dan langsung pulang untuk berdo’a pagi, siang, sore dan malam. Tepat seminggu, ada orang tengah mengetuk pintunya disore hari.

      Igor berlari kepintu, dan membuka pintu. “Apakah ini tempat tinggal Tigor Disayana?”

      “yang harusnya menanyakan itu saya, anak kecil..., apakah ini benar tempat tinggal Tigor Disayana?”

      “Iya, ada apa ya?”

      “Selamat, anda adalah juara dua undian yang memenangkan Set Regal Realm dengan harga 30juta rupiah!” ada beberapa orang yang menarik petasan dan *tar* *tar*, kertas-kertas berwarna warni berpencar berkilauan.

      !JACKPOT!

      Igor langsung sujut syukur sambil berlinang air mata, “Akhirnya aku akan bisa bertemu dengan Idolaku!!, Wuwuwuwu” Wajah penuh tangisnya saat itu difoto, untuk dipajang ditempat undian tersebut sebagai bukti bahwa juaranya telah mendapat hadiah tersebut.

      Dan setelah menyelesaikan proses-proses yang perlu diselesaikan. Igor bisa Login.

      Semakin banyak orang yang bermain, semakin banyak pula pencapaian-pencapaian yang tercipta, dan yang paling menarik adalah pencapaian pencapaian tentang Ras baru, dan juga ras campuran, karena jumlahnya yang semakin banyak, Orang-orang dapat memilih berbagai macam ras baru, seperti Halfling ras yang memiliki tinggi seperti dwarf tapi mampu bergerak lebih cepat, tapi yang paling membuat mereka senang adalah, pencapaian yang langsung tersebar, yang dicapai oleh Gupi, yaitu penemuan desa berisi ras-ras campuran, orang-orang yang startnya belakangan memilih menggabungkan ras-ras berharap kemampuan baru dapat didapatkan, seperti memiliki kulit keras dari ras Lizardia, Dan lain-lain, tapi ada ras-ras monster yang humanoid, seperti manusia memiliki darah naga, dan itu berarti manusia itu akan sangat superior, manusia kelinci dan bukan Half beast tapi seutuhnya Hewan buas, ada juga ras-ras kobold atau gnoll yang sering terlihat. Mereka dapat dipilih lewat Jalur Random.


Kini Setiap pemain baru dapat melakukan random, apakah anda ingin random?, setiap pemain baru dapat melakukannya satu kali, jika tidak puas Pemain baru tersebut dapat menghapus karakter tersebut lagi.


      “Random?, Acak?, Ada kemungkinan Aku bisa menjadi naga. Jadi aku akan memilih Acak!”


Hati-hati!
Memilih Pilihan Random anda tidak bisa memilih apa-apa semuanya akan acak, dan ada kemungkinan anda berakhir menjadi Ras yang menjadi buruan User lain.

Masih ingin melanjutkan ? (Y/N)


      “YES!!!” Anak yang memenangkan undian itu langsung memilih Yes tanpa ragu-ragu.

     
      Disebuah desa seorang Half Bird tengah membuka matanya dan merentangkan sayapnya tanda telah terbangun, didekatnya 4 bilah pedang yang lumayan besar sedang berbaris, “Saatnya melakukan penggabungan, berikutnya.” Ucapnya sambil tersenyum.

      “Tuan, apinya telah kami atur terus menerus saat tuan tidur, agar saat tuan bangun tinggal memperbesar apinya.”

      “Hmm, terima kasih. Sekarang besarkan apinya.”

      “Baik Tuan...”

      Dengan ECH Petir aktif lalu tang, dan palu dikedua tangannya, Gupi mulai bekerja, menggerakkan kedua tangannya , berbeda dengan kemarin, dua pedang yang akan dijadikan satu kini lebih tebal dan panjang, mereka harus dipalu lebih lama agar dapat menyatu dengan sempurna, dan tanpa ECH Petir yang aktif mengaliri peralatan blacksmithing yang Gupi gunakan, hal ini tidak akan dapat dilakukan, ‘Menggunakan ECH elemen Petir lebih enak daripada Api, jika saja aku menyadari ini lebih cepat, Produk-produkku pasti akan menjadi produk unggulan.’ Pikir Gupi, Gupi mengangguk-anggukan kepala.

      Gupi tidak tahu berapa lama dia didalam Forge, tapi orang-orang disekitar tahu, teriakan Gupi, dentingan palunya, asap yang keluar hasil dari membakar kayu, tidak ada henti-hentinya dari pagi hingga petang, dan untungnya berkat efek Song of Merchant warga sekitar tidak terganggu. Mereka justru kagum dan mendukung apalagi setelah tahu Gupi bekerja dari pagi hingga sore untuk membuatkan senjata Pelindung mereka, Si Gogos. Mereka menunjukkan dukungan mereka dengan mengirim makanan atau buah-buahan yang ada dikebun mereka, tidak banyak tapi lumayan.

      ‘Berikutnya dua pedang ini.’

      Mengejar efek Song of Merchant Gupi hanya makan daging kering dan minum air dengan sangat cepat hanya untuk mengisi perut. Dan itu juga mencuri-curi saat membakar pedang dan itu juga jika tidak disuapin Bella, si hantu kecil, karena jika tidak akan dapat membuat Gupi hilang konsentrasi.

      Dua pedang terakhir Gupi bawa ke depan tempatnya menempa, ‘Setelah ini, Aku akan offline untuk makan dan minum.’ Pikir Gupi, berbeda dengan sebelumnya yang memakan waktu 36 jam untuk menempa dari 8 menjadi 4 yang berarti setiap prosesnya memakan waktu 9 jam, kini Proses dari 4 menjadi 2 memakan waktu setiap prosesnya 14 jam itu juga sudah termasuk makan minum terburu-buru, total waktu 28 jam akan termakan, meski lebih cepat tapi stamina yang dibutuhkan 2 kali lipat dari yang kemarin, “Sungguh pekerjaan yang melelahkan. Tapi stats tambahannya banyak meningkat, hanya saja... Experience untuk skill blacksmithing belum diterima..., sepertinya skill ini memegang konsep jika barang yang dibuat telah dinyatakan selesai baru mendapat exp, selama apapun prosesnya...”

      Iya, meski Gupi berhasil melebur, menggabungkan delapan bilah pedang ke empat bilah pedang, lalu dari empat ke dua, Blacksmithing tidak ada tanda-tanda peningkatan, ‘apakah ini perlu dinyatakan telah selesai untuk mendapat exp?’ pikir Gupi. ‘Jika seperti itu, Aku perlu menyempurnakan ini dulu sebelum menyatakan ini telah selesai.’

      Gupi log out makan dan minum dengan terburu-buru dalam pikirannya, ‘benarkah selama ini proses pembuatan pedang jaman dulu selama ini?’, tentunya tidak, tapi pedang yang bagus tentu butuh waktu yang tidak cepat untuk diciptakan, terkadang ada teknik pembuatan tertentu yang menghasilkan senjata yang unik, melipat lempengan logam berulang-ulang untuk menghasilkan senjata yang lebih tahan lama, besi yang terlipat-lipat tentu semakin murni karena saat terpalu diproses melipat logam yang menghasilkan baja semakin terikat dan menghasilkan baja yang lebih kuat. (AN: Hah... entah kenapa jadi ribet, langsung ke paragraf selanjutnya saja.)

      ‘Hmm, sebaiknya aku mencoba menyelesaikan teknik pembuatanku ini, mungkin ini merupakan hal yang baru, jika ini merupakan teknik Menempa yang Original dan hasilnya bagus, Aku akan bisa menjual teknik ini, tapi jika ini pernah digunakan... tidak apalah, toh ini Request bukan percobaan.’ Setelah selesai memikirkannya Gupi langsung login kembali.

      Dua pedang dengan tepi yang tumpul terlihat terletak diatas Anvil, tapi tepat sebelum Gupi memulai, “Gupi, gunakan pedangku juga, pedangku meski rupanya seperti itu terbuat dari besi yang sangat bagus, dan saat masih aktif, pedang itu juga memiliki efek menjadi Pengalir listrik.”

      “Jadi 3 pedang besar ini dijadikan satu?”

      “Iya, Aku ingin melihatnya bukan sekedar aktif tapi berevolusi juga.”

      “Hmm, Baiklah, Aku akan menurutimu, tapi jangan bilang Pedang ini akan berevolusi jadi pedang yang akan bagus. Karena kamu sendiri lihat bahan-bahannya seperti apa.”

      Pilar hanya mengangguk, dan pedangnya muncul keluar dari Cincin yang digunakan oleh Gupi.

      “Iya, tidak salah lagi, berkat skill ECHmu mereka memiliki elemen yang sama, sama-sama berelemen petir, Aku tidak akan menyesalinya.”

      Pilar langsung memberi ide pedangnya digunakan, sebenarnya Gupi ragu, karena pedang ini merupakan pedang yang terdiri dari sampah, terbuat dari berbagai macam jenis logam pedang mana yang tidak sampah?

      Misal, sebilah pedang terbuat dari campuran tembaga dan besi meski tembaga lebih berat dan bagus daripada besi, akan kalah jika diadu dengan pedang besi, dalam dasar cara pembuatan yang sama, tapi jika cara pembuatannya berbeda tentu akan lain ceritanya.

      “Hmm, pedangmu akan aku taruh ditengah berada diantara dua pedang ini.”

      “Tidak apa, justru itu yang saya tunggu-tunggu, ayo langsung proses, saya ingin lihat hasil akhirnya.”


Old Rusted Thunder Broadsword [Low-Artifact] [Major-Lightning] [Old] [Rust]

Keterangan: Terbuat dari besi yang digunakan untuk menjadi penangkal petir, di desa yang terletak di pegunungan Lightning Nest dimana seperti namanya, Gunung itu seperti sarang petir, Awan Petir menyambar-nyambar sepanjang tahun disana, dan Setelah bertahun-tahun disambar petir, Besi Penangkal petir memiliki karakteristik Petir. Tapi sayangnya tidak ada besi yang kuat melawan usia, dan begitu juga pedang ini, karena lama terbengkalai dihutan belantara sebagian besar kekuatannya terkunci.

Atk: 1-2
Thunder-Atk: 3-5
Durability: 10/30

Option: [Sealed]

Requirement: level 350, Warrior Class
Berat: 200


      ‘Benar-benar elemen Petir, elemen listrik...,elemen petir atau listrik yang benar ya, ah sama saja.’ Pikir Gupi saat melihat keterangan pedang yang tengah ada ditangannya meski diujung pemikirannya sedikit melenceng... .

      Menggabungkan 3 pedang berbeda dengan menggabungkan 2 pedang!, apalagi 2 pedang ini adalah hasil dari 4 pedang yang menjadi satu, dan karena itu untuk yang satu ini, Gupi mengeluarkan kartu rahasia, hasil dari percobaan-percobaan yang dialami oleh para tikus.


[High Grade] Blood rush Fungi Tea
Keterangan:
Ramuan yang terbuat dari mengolah air rebusan jamur yang hanya tumbuh di Giant River Continent, meski jamurnya beracun tapi setelah diproses lewat dikeringkan racunnya berkurang sehingga kini dapat dimakan, Air rebusan ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tapi mungkin karena masih ada racunnya ada efek yang berbahaya bagi tubuh

Meningkatkan STR sebesar 10% dan membuat HP berkurang 20 permenit selama satu jam.

Berat 20



[High Grade] One Eyed Carrot Juice
Keterangan:
Ramuan yang terbuat dari mengolah Wortel yang memiliki mata satu, wortel ini sulit dicari karena mereka akan bersembunyi kedalam tanah jika mengetahui dirinya dalam bahaya.

Meningkatkan DEX sebesar 5% selama satu jam

Berat 20


...

      Semua bahan-bahan yang sulit dicari untuk dijadikan ramuan ada, mulai dari STR hingga yang menambah vitalitas pria... maksudku VIT ada, tapi semuanya hanya efek sementara dan singkat, dalam waktu satu jam juga akan hilang dan harus teraplikasi lagi, tapi, sebelum minum ramuan, Gupi memakan 3 makanan yang memberikan stats-stats yang dia butuhkan saat menempa, STR AGI DEX.


[High Grade] Sweet Honey Leg Wolf Stew



[High Grade] Spicy Fried Chicken



[High Grade] Blue Salad


      Semua makanan yang dia masak menjadi High Grade, setiap dimakan akan berefek yang berdurasi 8 jam, tapi sayangnya jumlah yang bisa dimakan terbatas hanya tiga hidangan. Meski jumlahnya terbatas setidaknya membantu.

      “Hmm, jika saja ada Priest atau Magician yang memberikan buff, maka akan sempurna.” Ucap Gupi sambil mengangguk-angguk.

      Buff dari Priest dan Magician meski tidak sebagus dan selama dari ramuan, mereka adalah buff yang berbeda jadi efeknya akan menumpuk jika Gupi menerimanya dan yang terpenting mereka tidak perlu dibuat tapi Gratis, yang bayar hanya ramuan yang meningkatkan Mana atau bayar waktu untuk meningkatkan kehebatan dari skill buff tersebut.


      “Tidak perlu berpikir lama-lama lagi, saatnya melakukan langkah selanjutnya!” Dua tangan Gupi mulai bekerja, satu memegang palu lagi satu memegang tang yang menjepit 3 pedang tersebut.

No comments:

Post a Comment