Gupi - Chapter 14

Chapter 14 – Hellish Grinding

      Gupi dihari itu juga langsung memperbaiki equipment-equipment campuran, yang kebanyakan baju gratisan dan level rendah sekitar level satu sampai dengan level dua puluh, baju-baju itu Gupi bagi-bagi sesuai dengan jenisnya, kain, kulit, dan armor besi, dan sekali lagi kebanyakan, durability equipment-equipment ini berdurability minus, ya... Gupi sedikit berterima kasih karena dengan begini dia tidak perlu membuang tenaga untuk mengotori tangan atau kakinya dengan memukul atau menendang equipment-equipment itu.

      Bon-Bon yang melihat ada tumpukan baju menyelusup kedalam pakaian-pakaian itu bermain karena penasaran.

      ‘Tidak apalah, dari pada tidak ada... Haaahh...’ Pikir Gupi, sebenarnya Gupi membawa Equipment-equipment ini karena dia tidak sempat melakukan dismantlement, tujuannya ingin bertualang adalah mencari bahan-bahan yang lebih berkualitas agar skill craft yang ia miliki meningkat dengan cepat, tapi siapa sangka dia terperangkap disini dan terpaksa memperbaiki barang-barang ini.


Poor Beginner Robe [Common]
Description: Tidak ada yang bisa dibanggakan selain ini gratis dan untuk pemula

Def: 3
Dur: -12/20
Requirement: Mage Apprentice


      “Hah... benar-benar keterlaluan, Dur-12 sudah dijual, harusnya sampai -19 biar benar-benar hancur sebelum jadi kain-kain biasa!” Isi Pernyataan Gupi tentang Equipment ini.

      Sistem durability di regal realm sangat terperinci, Disaat Durability itu masih penuh, tidak minus, dan tidak 0. Equipment-Equipment akan menampilkan Effectnya sekitar 70% atau 100% tergantung Durabilitynya, tapi ketika Durability dari Equipment itu menurun hingga Minus maka Efek dari Equipment akan berkurang jadi 10% dan jika Minus itu melebihi jumlah maksimal Durability, Equipment itu akan mengalami degradasi menjadi bahan dasar yang tidak memiliki spesial efek apapun.

      Misal Robe yang Gupi tengah perbaiki, jika Robe itu durabilitnya turun hingga melebihi batasnya maka Robe itu terdegradasi menjadi kain biasa yang sama seperti kain biasa pada umumnya itupun dengan kondisi sangat buruk. Tapi misal jika ada karakteristik dari Robe sebelumnya yang didapat dari Warna, Embroidery, Corak spesial atau Enchantment lainnya, ada kemungkinan Karakteristik tersebut terbawa kebaju berikutnya meski efeknya tidak sebagus atau dari segi estetikanya tidak seindah di Robe sebelumnya.

      Gupi yang jago menggunakan tangannya dalam sekejab, menggunakan benang dan jarumnya memperbaiki Robe tersebut yang penuh robek karena serangan cakaran atau pedang atau sejenisnya, untuk masalah stock Benang atau peralatan yang Consumable lainnya ada stock untuk satu tahun.

      ‘... Apa Ini... Mage macam apa yang menderita serangan-serangan seperti ini, Mage yang adu pukul dengan musuhnya!’ Gupi yang tidak bertemu dengan User lain dan sendirian beberapa waktu mulai melakukan tanya jawab sendiri dalam pikirannya.

      Bon-Bon yang berada disekitarnya hanya bisa memperhatikan tuannya dari tumpukan-tumpukan baju dengan pandangan khawatir. Bon-Bon mungkin karena masih baru lahir memiliki rasa penasaran yang tinggi, dia masuk-masuk kedalam tas lalu mendekat ke peralatan-peralatan yang Gupi keluarkan.

      “Loh kok berat ya benangnya.” Ucap Gupi setelah merasakan ada yang berbeda pada benang dijarumnya. Gupi menoleh kebelakang dan mendapati Bon-Bon tengah terlilit benang, memandang kearahnya dengan Mata Besar, “Oh sayaaaang, jadi anak kecil kok ga bisa diem, sini Ayah Pangku ya.” Ucap Gupi sambil melepas benang-benang yang melilit tubuh Bon-Bon lalu memindahkan Bon-Bon dikain yang menutupi kedua pahanya.

      Dan Ajaibnya Bon-Bon langsung tertidur dipahanya Gupi. Gupi lalu memindahkan Bon-Bon ke hamparan kain bersih dan menyelimuti Bon-Bon sebelum melanjutkan pekerjaanya.

      Dan dengan penggunaan ECH, Efek dari Robe itu berubah, bahkan penjelasannya juga.


Poor Beginner Robe [Common] [Minor Water]
Description: Baju yang telah mengalami perbaikan besar-besaran dan memiliki elemen air, meski terlihat bagus seperti semula, tapi jika diperhatikan dengan Farsight milik Archer, maka akan terlihat miniscule benang-benang efek dari melakukan perbaikan

Def: 3
Option: Recovery HP +2%
Dur: 20/20
Requirement: Mage Apprentice


      “Hmm, Lumayan.” Ucapnya memuji dirinya sendiri, lalu dia melipat baju itu disebelahnya, jujur jika baju-baju ini tidak langsung dicuci saat menerima, mungkin Gupi tidak akan membiarkan Bon-Bon bermain ditumpukan baju, atau armor besi ini.

      Gupi lalu mulai menjahit baju-baju berikutnya satu persatu, meski stats dan skill craft tailornya tidak meningkat, tapi ada sedikit peningkatan yang sedikit ya meski sangat sedikit tetap ada sedikit peningkatan yang sedikit.

      Gupi mengambil baju selanjutnya, ‘Oh ini lumayan, tidak begitu rusak, hanya robek yang besar karena tertebas dari bahu kiri ke bawah kanan perut secara vertikal.’
     

Green Robin Clothes [Common]
Description: Baju kain yang digunakan oleh seorang Archer, terkena sabetan pedang yang lebar dari seorang swordman yang melakukan serangan tiba-tiba padanya.

Def: 8
Dex: 1
Dur: -5/25

Requirement: level 10 Archer Apprentice


      Dalam sekejab disulap menjadi


Green Robin Clothes [Good-Common][Minor-Wind]
Description: Baju kain yang digunakan oleh seorang Archer, terlihat rapi setelah diperbaiki oleh seorang Penjahit handal, tapi jika dilihat menggunakan Farsight secara dekat akan terlihat ada jahitan yang membuktikan, bahwa baju ini memiliki bekas robekan yang lebar.

Def: 8
Dex: 1
Option: Eva+10
Dur: 25/25

Requirement: level 10 Archer Apprentice


      “Huehehee, sudah tidak terlihat, sekarang saatnya baju-baju berikutnya.” Gupi mengeluarkan Pakaian-pakaian yang berjumlah ratusan, dan memperbaikinya satu persatu. Tenggorokannya terasa haus setelah menjahit berjam-jam, jika bukan karena adanya mata air bersih digoa ini, mungkin dia tidak akan berani meminum air itu.

      Ruangan Goa itu lumayan besar, ada tempat meliuk-liuk didalamnya yang berujung buntu, dari 3 tempat tersebut 2 diantaranya memiliki satu sambungan yaitu jika berenang kedalamnya akan bisa muncul di tempat lainnya, untuk kedalaman tempat itu, Gupi takut saat flarenya menerangi hingga kedalam, akan mengundang monster tidak diundang yang akan menganggunya berlatih. Sedangkan di ujung lagi satunya ada peti harta karun yang berisi bahan-bahan berharga!... Hayal Gupi, tapi nyatanya hanya ada sebuah kotak kecil yang kuncinya tidak Gupi temukan, “Hmm Pasti isinya barang-barang yang sangat berharga” Ucap Gupi setelah memperhatikannya, tapi karena tidak bisa diangkat digeser atau diapa-apakan Gupi hanya bisa memperhatikan Peti kecil itu. Meski Gupi memiliki skill LockPick skillnya tidak mencukupi, dan Gupi tidak berani mengambil resiko untuk hal ini takut-takut akan ada hal yang mungkin terjadi, misal Peti ini memakai alarm Anti-LockPick kawakan, dan saat Gupi gagal, isinya terbakar, kan jadi rugi dan sedih. Tentu tentang alarm itu hanya pikiran Gupi saja karena diforum belum ada orang yang menyebutkan hal itu.

      Gupi ingin menyelam, tapi mengingat monster diluar seperti apa dia mengurungkan niatnya dan memilih pergi melanjutkan Grindingnya.

      Setelah beberapa jam Bon-Bon kembali terbangun memanjat badan tuannya yang tengah bersila dengan penuh semangat, tapi karena tuannya tetap asyik menjahit Bon-Bon menutup mata tuannya dengan ekornya.

      “Bon-Bon... jangan ganggu yaa... Bon-Bon sayang, ouuwii, kucikucikucikuci” Gupi mengelus-elus dagu ularnya setelah menariknya, turun dari kepalanya.

      “sssstttt~~~”

      “Hmm, bentar Ayah buatkan boneka.” Gupi langsung membuat boneka kucing yang sebenarnya baru hampir menyerupai Kucing, Dia menggunakan kain hitam dan mengisinya dengan baju-baju rusak, matanya dari bordiran membentuk mata yang seperti >< dengan kumis dari benang dengan jenis berbeda, telinga dari kain yang halus. Cara pembuatannya terbilang sulit, tapi bentuk dasar dapat dibuat dari dalam, nanti jika sudah selesai akan diisi oleh kain lalu akan ada bagian untuk mengisi agar bentuk kucing terlihat.


Cat’s Doll [Common]

Boneka Kucing, dibuat oleh tangan yang ahli untuk piaraannya yang rewel. Meski pertama kali mencoba Hasilnya sangat baik.

Durability: 50/50
Nilai Seni: 300
Weight: 10




Art Stats telah tercipta

Art
Art adalah stats yang menjelaskan sudah seberapa jauh anda telah mengenal atau mengetahui tentang seni, meningkat seiring dengan seringnya melakukan hal-hal berjiwa seni seperti merias masakan, mengukir, embroidery, terkadang dengan melihat karya seni yang sangat indah Art Stats akan meningkat. Dengan meningkatnya Art Stats, akan ada yang berubah dari hasil Craft yang kamu lakukan menjadi memiliki Nilai seni, Sehingga akan membuat Equipment lebih Indah dan meningkatkan efek dari Hal-hal berjiwa seni yang diterapkan pada Equipment atau Memasak, seperti warna, ukiran, bordiran atau lainnya, meski tidak banyak.




Taylor Master telah mencapai level 8 Beginner


      ‘Wah, besar sekali EXP yang didapatkannya dan Aku langsung mendapat Stats baru!.’ Teriak Gupi penuh kegirangan dalam pikirannya. ‘Huehehehe, untung ada Bon-Bon! Ada cara baru untuk meningkatkan Skill Menjahitku... Tapi... Kupikir Boneka termasuk Patung...ternyata tidak perlu mempelajari Seni Mematung sudah dapat membuat boneka, Asyik tahu begini, aku buka toko boneka saja sekalian kemarin.’

      Gupi langsung memilah-milah baju jelek dan baju lumayan bagus yang bisa didismantle menjadi bahan untuk boneka, Baju jelek rencananya akan dihancurkan dan dijadikan isi dari boneka. Bon-Bon sejenak tidak menganggu dan asyik bermain dengan bonekanya, Gupi lalu menengok kearah Bon-Bon yang tengah menusuk-nusuk boneka kucing itu, melihat Tempat yang ditusuk kembali seperti semula Bon-bon tusuk-tusuk terus, lalu setelah bosan Bon-Bon memeluk boneka kucing...

      “Screen Shot” Sudah banyak screen shot yang dia simpan dari tadi saat menemukan Bon-Bon ada sebuah Chemistry yang aneh dengan ular kecil itu, yang membuat Gupi menyukainya.

      “Hmm...” Pikiran Gupi menerawang rencana yang akan dia lakukan pada baju-baju ini, setelah mengetahui bahwa Hasilnya akan sebagus dan semenguntungkan ini Gupi memutuskan akan membuat Boneka dari seluruh baju-baju yang dia buat, tapi tidak hanya Kucing, ‘Aku juga akan membuat Boneka-Boneka hewan lainnya, selama bahannya mencukupi. Tapi...’ Gupi melihat baju yang dia gunakan, ‘Aku perlu mengganti baju dulu dengan baju yang lebih baik dan tidak robek.’

      Dan Boneka demi Boneka terbuat, Istirahat hanya saat makan, dan tidur, dan setelah 3 hari membuat boneka secara express dari ribuan baju tercipta ratusan boneka berbagai ukuran memenuhi Goa, (A/N: cuma kiasan, tas bertotal kira-kira 5000-8000 tidak akan bisa menampung ribuan armor atau ribuan baju yang memiliki Weight kurang lebih 5 – 10.)


      ‘Hmm, rata-rata ukuran Boneka ini kecil-kecil seukuran kucing biasa atau anjing kecil. Aku butuh inspirasi membuat boneka yang besar. Ada baiknya aku memperhatikan Bon-Bon yang memberi ide melakukan hal ini.’  Gupi langsung memperhatikan Bon-Bon yang tengah berbaring diatas boneka Snorlax yang lumayan besar ukurannya tiga kali dari kucing, dengan lebar dan berfungsi sebagai tempat duduk, Bon-Bon terlihat sesekali memukul-mukul perut boneka itu mungkin karena kurang empuk, ‘Ah Itu Dia!, Aku akan membuat Itu sebagai Boneka terakhir menggunakan sisa-sisa kain perca.’


Taylor Mastery telah mencapai level 10 Beginner dengan EXP mencapai 100%



Taylor Mastery level 10 Beginner 100% telah meningkat menjadi Taylor Mastery level 1 Intermediate



Selamat! Bukan-Penjahit pertama yang Taylornya mencapai Intermediate! Luck+5



Taylor Mastery telah Mencapai Intermediate, Skill Khusus dari menjahit telah terbuka:
1.       Ironing Mastery [Passive] level 1 Beginner, Menggunakan setrika untuk menyetrika Baju Tipe Kain, Meningkatkan Defense 10% dan meningkatkan penampilan baju durasi satu hari atau sampai lecek lagi.
2.       Cleaning Mastery [Passive] level 1 Beginner, Mencuci baju disungai, dengan terbuka skill ini, Mencuci akan menjadi lebih bersih sehingga menjadi lebih enak dipakai, Meningkatkan Defense 5% durasi 1 hari atau sampai kotor lagi.


      “Yesssss.” Ucap Gupi sambil menggenggam tangannya, ‘Mencuci di Nyonya Elf tidak memberi Buff pada pakaian yang telah dicuci memang ada yang aneh, tapi kini aku tahu sebabnya, itu karena Taylor Masteryku belum mencapai Intermediate!’

      Gupi lalu melihat ke Hal yang dia buat, Boneka hasil dari kumpulan kain-kain perca sisa-sisa dan kain-kain lainnya. Kain yang robeknya terlalu parah tapi cukup lebar pinggirannya akan dirapikan membentuk persegi panjang, segitiga, atau yang lainnya dulu sebelum disambung baru dikumpulkan, setelah selesai mengumpulkan kain-kain yang cukup untuk kulitnya, Gupi menyiapkan kain yang akan jadi isi dari boneka ini, dan Percobaanya gagal... karena tidak sesuai dengan harapannya dan karena dia lupa satu hal, yaitu kerangka. Dengan tangkas Gupi memasang dua kayu yang cukup panjang membentuk salib. Dan kuat sebagai kerangka boneka yang dia buat.


Scarecrow’s Doll [Good-Common]

Boneka yang dibuat menyerupai Orang-orangan sawah atau Orang-orangan sawah yang dibuat dengan teknik membuat Boneka, Dapat digunakan sebagai alat latihan, dan dapat dipakaikan armor, yang sesuai untuk menjadi bahan sasaran memukul, atau hal yang diingan oleh pembuat.

karena kain perca yang berbeda-beda warna mengganggu seni estetika Nilai Seni sangat sedikit, Tapi wajah dari ScareCrow yang terkesan mengejek mendukung untuk dipukuli.

Dapat diaplikasikan sebagai objek untuk melatih teknik-teknik bertarung,
Dapat dipasang ditanah yang diinginkan

Durability 1000/1000

Nilai Seni: 50
Weight: 200

      Ya... Boneka yang dia pikirkan saat melihat Bon-Bon menepuk-nepuk perut Boneka Snorlax, adalah Scare Crow, melihat Equipment dari pakaian sudah menjadi Boneka, Gupi tidak mungkin menghancurkan karya seni yang dia buat, Setelah membuat 70an Boneka kecil besar dan Scare Crow ini yang terakhir, Total Art yang didapat 30 stats point, lumayan enak, dan apalagi mengetahui efek dari Art akan mempengaruhi rasa masakan dan craft lainnya meski sedikit, tentu Gupi merasa senang.

      Gupi sebenarnya sudah tahu dia akan kekurangan equipment untuk diperbaiki, jadi jika equipment-equipment itu menjadi rusak akan dihancurkan, lagi, tapi jika hanya menginjak-injak tentu akan membosankan, jadi Dia membuat orang-orangan sawah seperti di Training Ground, agar lebih seru, dan untuk membiasakan hal yang akan dia lakukan di masa yang akan datang, yaitu bertarung.

      Meski bertarung menggunakan Bon-Bon terlihat mudah, apalagi menggunakan Sniper Mode, Gupi tentu ingin menjadi ahli dibidang lainnya, yaitu serangan jarak dekat dan bukan menggunakan Bon-Bon, karena senjata jarak dekat dari Bon-Bon tidak begitu berguna, lagipula, Gupi ingin menjadi ahli dalam melakukan pertarungan jarak dekat, bukan ahli dalam menggunakan Bon-Bon saja. Jadi, Teknik bertarung harus dipelajari perlahan-lahan dan dimulai dari nol, atau di dalam kasus Gupi dia ingin mempelajari seni bela diri tangan kosong.

      Gupi mencoba memukul-mukul armor yang telah dia pasang disana, menendang-nendang, meski sakit...

      “Hmm, Aku akan lanjutkan lagi, setelah aku beristirahat.”

      Gupi Log Out dari Regal Realm lalu tidur sebentar... yang sepertinya kebablasan.

      Esoknya Dia mengecek apa saja yang dia lakukan hari ini, ‘Hahh, seandainya ada pembantu.’ Pikir Gupi, meski didalam Game dia sering melakukan cuci baju atau cuci piring, didunia nyata karena malas melihat piring-piring menumpuk Gupi langsung membersihkannya jika sudah dipakai, dan melaundry pakaian yang dia gunakan, bahkan laundry-annya antar jemput. Meski piring dan pakaian beres, tanpa pembantu, dia wajib sesekali membersihkan kamarnya sesekali dari debu-debu yang menumpuk, secara keseluruhan Gupi sangat suka bersih-bersih rumahnya, merawat kebun, mengecek uang dikartu atmnya mengecek jika uang kontrakan sudah diterima.

      Ketika sudah beres, Gupi menyetok beras, dan pergi membeli bahan-bahan makanan untuk dimasak agar tidak membeli mi instant atau makanan-makanan siap saji, “Hmm, masakan yang tidak perlu takut cepat basi, dan mudah dibuatnya kare ayam, sayur-sayurnya... masukin kulkas aja kali ya, jika sudah ingin makan baru dimasukan.” Gupi merencanakannya tanpa sadar dia bicara lumayan keras

      “Kak!”

      “???, Alya?”

      “Ikut!, Tunggu sebentar, Alya pakai baju dulu.”

      Terbayang dipikiran Gupi tubuh mulus Alya yang masih belasan tahun, tapi sudah mulai tumbuh, menggunakan pakaian dalamnya dari celana dalam, lalu miniset, dan menggunakan celana olahraga lalu memakai rok yang melambai-lambai dan berlapis-lapis seperti yang sering dipakai, memakai baju sedikit besar dan berlengan panjang menunjukkan kemungilannya, ohh sungguh mengesankan.

      Tapi yang keluar adalah Alya yang memakai baju biasa dan celana panjang biasa, memakai kacamata tebalnya, dengan rambut dikepang dua, tomboy tapi smart.

      “Alya ikut mau kepasar beli jajanan.”

      “... Ya.” Gupi hanya bisa membalas dengan anggukan mencoba untuk menutupi kekecewaanya. Jalan Kaki bersama Gupi dan si Alya melangkah bersama ke Pasar pusat.

      Pasar Pusat luas, ada bagian Daging, Sayur, Mainan, Jajanan Tradisional, Krupuk, Bunga, Sembako pokoknya hampir segalanya ada, penjualnya juga ramah-ramah, sekarang juga tempatnya bersih tidak seperti dulu. Yang jualannya pakai meja kayu atau alat-alat seadanya, rumahnya pakai kayu, setelah beberapa kali kebakaran, baru sekarang di Upgrade jadi lebih bagus.

      Di Pasar banyak yang mengenalnya, dari tukang sayur hingga tukang ikan laut, setiap belanja pasti Gupi akan diberi diskon, “Hmm, Ayam satu kilo, bumbunya... ah beli yang sudah jadi saja, bumbunya cape bikin bumbu.” Ucap Gupi,

      “Aku numpang makan sama kakak ya, Alya lagi bokek, ada banyak silver tapi malas jual, eman. Nyarinya susah.”

      “Iya, nanti kakak sergap gpp.”

      “gpp, tp pelan-pelan ya kak. Baru pertama kali”

      “zzz...”

      ““whahahaha””

      Sama-sama mesum... hening sesaat Gupi melanjutkan berbelanja, setelah beberapa blok, sampailah Gupi

      “30ribu per kilo, mas.”

      ‘Hmm, Agak mahal, Jika dibandingkan didalam Game, Tingga bante monster aja dah bisa kenyang.’ Pikir Gupi.

      “Tur?, Jadi Beli?”

      “ya jadi bu, tapi murahin lah, bawa duit pas 28ribu.”

      “... Yo wes.” Ibu-Ibu penjualnya langsung memotongkan ayamnya lalu memasukkannya kedalam kantong plastik, “Ini sudah.”

      “Potong-Potongin sekalian Bu.”

      “...” Ibu-Ibu itu langsung mengeluarkan ayamnya lagi lalu memotong-motongnya dengan ukuran dua ruas jari. “Udah.”

      “Bersihin buntutnya Bu, minta Imbuh.”

      “Wooo, Anak iki, dike’i ati ngerogo rempelo.” (Artinya, Dikasih hati minta jantung)

      “Oh mau ngasi hati, juga toh Bu, Boleh-boleh.” (Pura-pura Mbudeg biar dikasi Imbuh Hati)

      “Hush kakak.” Alya tiba-tiba nyeletuk sambil nyenggol.

      “Hehehehe.”

      Setelah menerima Imbuh Ati, Gupi lalu membeli bungkusan Bumbu Kari yang sudah jadi yang ada disebelahnya, “Loh katanya uang pas.”

      “Pas sama yang ini jadi 30ribu.”

      “Loh-loh loh, ini harganya 2ribu 5ratus, dek.”

      “Keluarin Uangmu, Dek.”

      “Wuwuwu.” Alya bersorak tapi tetap merogoh koceknya untuk ambil duit 500-an.

      “Wes Pas, makasi yo Ibu seng paling cantik.”

      “... Lambemu leee le. Minggat!”

      Gupi langsung ngacir ke toko sembako, beli beras, gula, kopi, dll, buat nyetok. “Ga kebanyakan kak?”

      “Entar Pinjem Gerobak, wong deket juga, masa semuanya tega ga ngasi pinjem.”

      “...”

      “Oh Iya, Alya mau beli jajan apa?”

      “Lemper, mau beli lemper, roti kering, rujak, kue lapis, sale pisang, es krim, cenil, beras jagung, ketela, ubi,  singkong, serabi. Itu saja”

      “... Alya, Ini bukan ngidam, kan?”

      “Ini anakmu, kak!~”

      “Huuuhhhh... dasarrr.”

      “Bweee.” Alya melet kearah Gupi. Yang tentunya malah menambah nilai plus pada kecute-an Alya.

      “Zzz, Ayo...”

      “Enn.”

      Lemper harganya 2000an beli 10, roti kering 1000an 10, kue lapis 10, sale pisang stgh kilo, cenil yang gula dan kelapanya dipisah ini beli 10 ribu di bagi 2 bungkus, rujak makan ditempat Gupi satu Alya satu, beras jagung 5 kilo, ketela 5 kilo, ubi 5 kilo, singkong 5 kilo, lalu jajan serabi tidak lupa minyak goreng 1liter dan garam beryodium 5ribu. Total kira-kira 150ribuan, “Huenak, belanja sama kamu, Alya.”

      “Iya tah?”

      “E-en ada yang neraktir.”


      “Huu, maunya.”

No comments:

Post a Comment