Prologue Turtle Shell

Prologue Tiba-Tiba menjadi Anak yang terbuang kehutan.


      Dia seorang Yatim Piatu yang sangat senang memainkan (Atau istilah kekiniannya joki) karakter game orang lain, bukan senang sih tapi karena dia tidak punya uang, Dia sering memainkan karakter milik temannya yang bisa mengeluarkan robot yang akan membantunya berburu, dan juga temannya yang lain yang mengeluarkan homunculus, ada juga temannya yang bisa memanggil falcon, menunggangi Peco-Peco, menarik gerobak untuk berjualan, yang membuatnya sering berhayal dapat mengeluarkan robot, homunculus, menunggangi Peco-Peco, memanggil Falcon serta menyuruh peco-peco menarik gerobak sekaligus disetiap sebelum tidurnya.

      Dan Dewa atau Dewi memberikannya kesempatan tersebut, dengan cara mengirimnya ke dunia dimana kedua hal tersebut bisa terjadi, Dunia yang penuh dengan sihir dan juga kekuatan yang mengendalikan Element.

      ‘... Dimana ini?’ Pikirnya bertanya-tanya, karena saat dia tertidur dia berada dikasur yang empuk dan kini dia berada diatas lipatan kain yang kurang empuk, dia lalu membuka matanya  berharap mendapat pencerahan dan mendapati, seorang Perempuan yang cantik tengah menangis.

      “———,—“

      ‘Apa yang dia ucapkan?’ mendengar wanita itu Dia bertanya-tanya apa yang dia ucapkan, tapi melihat perempuan itu menangis dihadapannya, dia memiliki firasat buruk, ‘Aku... Aku dibuang?’, tanpa dia sadari dia juga menangis, dia ingin bertanya kenapa, tapi dia hanyalah seorang bayi, dia berusaha mengingat wajah perempuan itu, sebelum hal yang dia duga terjadi.

      ‘Dia pergi.’

      Bayi itu menangis sekuat tenaga, suara tangisnya bergema keseluruh penjuru hutan, dia menangis terus, tapi tidak lama tangisnya mereda.

      ‘Uhh, Apa yang terjadi padaku?’ Pikirnya sambil melihat ke arah tangannya.

      Dia melihat kedua tangannya, sesuatu tampak berbeda pada kedua tangannya, ‘Huh? Inikah sebab aku dibuang?’

      Dia kebingungan, kuku pada jari-jari-nya berwarna kelabu, ‘Apakah Aku terkena Kutukan? Atau hal lainnya?’ dia berpikir seperti itu sambil menggaruk-garuk pipinya. Terlintas dipikirannya mungkinkah terjadi hal yang aneh pada bagian tubuhku yang lainnya?, ‘Jangan-jangan badanku berbulu seperti monyet!’ Dia lalu meraba-raba sekujur tubuhnya, dan setelah beberapa saat, dia menghela nafas lega.

      Untuk memberi informasi tentang dia, dia adalah gamer berumur 17 tahun, dan seorang yang sangat pintar yang saking pintarnya dia mendapat beasiswa, dan ditampung disekolah, dan dia berhasil loncat kelas, saat sd, saat smp dia masuk kelas percepatan dan saat sma dia juga masuk kelas percepatan, dengan kepintarannya dia berhasil mengharumkan nama sekolahnya dengan menjuarai berbagai olimpiade, terutama matematika. Dan dia juga jadi Joki game, satu karena dia benar-benar tidak memiliki uang, dua karena dia pintar main game sehingga dia diberi uang jika Joki, dan ketiga dia suka main game karena game itulah yang membuatnya selain gemar matematika, dia juga menjadi gemar Ipa dan Electro, untuk ngilangin stresnya. Dia seorang jenius, kekanak-kanakan,  dan tanpa tujuan yang jelas.

      ‘Setidaknya dulu aku tidak memiliki tujuan yang jelas, tapi kini aku memiliki tujuan yang jelas. Yaitu, Bertemu orang tuaku, pertama fokus ke mengingat wajah Ibu dan ciri-ciri yang paling jelas.’, “... Dia memiliki, hidung yang mancung, berkulit putih, dan yang paling terlihat, dia memiliki mata indah yang berwarna Biru.” Bayi itu menggumam tidak jelas ditengah lebatnya rimba, setelah selesai mengingatnya, dia baru menyadari Tujuannya berikutnya, “Bagaimana caranya aku yang baru lahir bertahan hidup dihutan ini.”

      “Grrrrowwlll.”

      ‘Bad Ending... .’ dia mendengar suara geraman dari belakang keretanya,  dan tubuh dari binatang itu maju kedepan dan terlihat binatang apa itu, *Gluck* ‘Harimau... tapi mataku tidak salah kan? Harimaunya melakukan mimikri.’ Ucapnya sambil mengucek-ucek mata. ‘Lohh kok harimaunya makan tumbuhan.’ Dia ngucek-ngucek mata lagi. ‘Pasti karena dunia ini berbeda jadi ada harimau yang hebivora.’ Pikirnya. Yang tanpa diduga-duga bukan itu penyebab harimau itu makan tumbuhan.


      *Kraus kraus kraus*

      ‘Huahaha, Bau manusia, sudah bertahun-tahun aku tidak makan daging, semenjak kalah, sekarang aku akan makan daging perempuan itu pasti rasanya mantap.’ Pikir Harimau itu sambil mengunyah-ngunyah dedaunan, dan tiba-tiba dia merasa kejang, kaku, dan enak, ‘Ini... ini!!!’ Harimau betina itu menoleh kebawah dan menemukan ada bayi kecil tengah gelendotan menyedot-nyedot puting susu harimau itu. ‘Ba-bayi manusia! Gluck rasanya pasti mantap, gluck.’ Harimau itu langsung menggerakan badannya agar Bayi itu jatuh, saat bayi itu jatuh, bayi itu merangkak ke arah harimau itu lagi, harimau itu meletakkan telapak tangannya yang empuk pada kepala bayi itu membuatnya sulit merangkak dan merangkak ditempat. Dan berpikir dengan tenang, ‘aku makan sekarang atau nanti ya setelah sudah besar?’ benak harimau itu sambil menghitung-hitung mending yang mana.

      “Huaaaaaaa.” Tangis Bayi itu tidak diijinkan menyusu.

      ‘Wah Nangis, cep-cep cep.’ Benak harimau itu, yang pada akhirnya memutuskan untuk memelihara bayi tersebut. Dan membiarkannya menyedot puting susunya. Sambil melangkah kesarang, ‘Beginikah cara memelihara bayi manusia?.


      ‘Loh Aku tidak dimakan, yeaaaahh!!.’ Pikir Bayi itu dan memeluk perut harimau itu lebih erat, “Glup Glup Glup”, Bayi itu minum air bagaikan onta sehabis menjelajahi gurun sahara tidak menemukan oasis sama sekali. Setelah selesai menyusu Bayi itu memanjat ke atas badan Harimau yang tengah bergerak tersebut, *Buurrrp* ‘Ahh, akhirnya sendawa setelah ini aku tidur, tapi, benarkah tubuh bayi didunia ini seperti ini?, sepertinya aku masih baru beberapa hari lahir, tapi tubuhku sudah bisa merangkak, dan sepertinya tidak lama lagi aku akan dapat berlari.’

      “groowwll.” Suara auman harimau itu terdengar lebih halus. Rasa yang dia tidak pernah rasakan ini sangat nyaman dan membuatnya perlahan-lahan terbawa kedunia mimpi.

                Bayi itu lantas tertidur diatas punggungnya, “Hmm, Ibu.” Gumam bayi kecil itu. Mendengar kata itu meski diucapkan dari lain bahasa, Harimau itu sedikit mengerti, dan perlahan-lahan memelankan jalannya agar bayi yang tidur dipunggungnya dapat tidur dengan nyaman.

No comments:

Post a Comment