Chapter 12 – Bertualang dibatalkan

Chapter 12 – Bertualang dibatalkan

      Gupi yang setiap saat ditusuk agar tidak bisa offline, karena status nya yang belum damai, merasakan bahwa tubuhnya berada didalam gerobak-gerobak apel, Orang-orang berwarna Abu-abu menjauh tapi berada disekitar Kereta, menyamar sebagai seorang pejalan kaki biasa dengan tudungnya yang menutupi wajah mereka.

      Gupi yang tersadar, dapat merasakan dirinya dibawa keluar kerajaan. Tanpa bisa melawan Dia dibawa ke tempat tersembunyi dihutan bagian selatan Kerajaan.

      “Salib dia disana.”

      Gupi dapat merasakan dua tangannya terikat dikanan kiri. Dan kakinya juga diikat.

      “Air.”

      *Blublublubllbublu*

      Wajah Gupi dimasukkan kedalam balon Air. Matanya yang terpejam, langsung terbuka dan dua tangannya meronta ingin menghancurkan balon air yang membuatnya merasakan hal seperti ini.

      “Stop.”

      Air yang berputar-putar diwajahnya langsung turun membasahi bajunya yang lusuh tidak pernah diganti. “Hahh, Hahh.”

      “Bagus, Akhirnya bangun juga kau. Inilah yang kamu dapat karena berani menolak Undanganku!”

      Gupi hanya diam mengendalikan Flare yang dari tadi terbang  ke dalam bajunya. Sambil memperhatikan Anak kecil yang datang beberapa hari lalu.

      “Heh dengarkan aku, Dihadapanku kamu bukan apa-apa! Kamu harusnya menerima undanganku kemarin, sekarang kamu akan Aku siksa sesuka hatiku, sampai kamu mau jadi anak buahku!” Ucap Sakti

      “Siksa dengan cara yang aku ajarkan kemarin, ingat jangan sampai mati, kalian sudah ditemani beberapa Priest.”

      Gupi dapat membayangkan hal yang akan dia alami.

      “Sudah tahu keadaan yang akan kamu alami? Ingin menyerah? Terlambat!”

      Sakti lalu berkeliling mengenalkan Magician-magician yang telah jadi anak buahnya, Gupi dapat mengenalinya wajah mereka yang familiar. Mereka adalah mantan pelanggan Gupi.

      “Dari kanan ke kiri, Adalah Magician dengan elemen Api, Es, kayu, petir, tanah, angin, air, mereka akan menyiksamu, sampai Aku bosan.”

      “... Terserahmu.”

      “Kita akan lihat hasilnya nanti. Bawa masuk Borgol hasil yang kita dapat kemarin.”

     

Slave Shackles [Cursed Item]

Borgol yang digunakan untuk mengekang para budak agar para budak tidak berani melawan. Digunakan untuk memperbudak manusia, elf, dwarf dan bangsa manusia lainnya pada jamannya. Ada sihir keji yang terkandung didalamnya

Mengubah rasa sakit yang diterima oleh pengguna Menjadi 150%
Damage yang diterima akan berkurang 90%


      Melihat ini Peluh Gupi berkucuran.

      “Bagaimana? Item ini hebat kan?, kita mendapatkannya dengan susah payah, Kamu adalah pengguna pertama dari benda ini. Wahahahahaha.”

      Sakti berdiri didepan dan melempar fire ball dan ice arrow ke arah Gupi.


Kamu menderita Fire damage 50
Kamu menderita Ice damage 50


      “Uahhhkk.” Fireball terarah keperutnya lalu Ice Arrow ketangan kanannya.

      “Bagaimana rasanya?”

      “Rasanya, seperti terkena lemparan batu bara yang sangat panas, dan Ice Arrow ini rasanya seperti Es Balok setajam pisau tertusuk kedalam.”

      “Hahaha, Inilah hebatnya Borgol ini, Saat kami capek-capek menyerbu undead dan hanya menemukan borgol-borgol ini, awalnya Aku kecewa, tapi melihat efeknya sangat Cocok dengan Job Milikku, Aku akan dapat mendisiplinkan Anak buah yang nakal.

      “Swordman?”

      “Aku akan menunjukkan Hidden Job yang kuterima. Show Job”


Nama: Bocah Sakti
Job: Hidden Job – Cruel Lord


      “Cruel Lord!”

      “Iya, mengagumkan bukan?, Tuan yang kejam. Aku mendapat buff mengagumkan jika menyiksa orang.”

      “Benarkah?”

      “Iya seperti yang kulakukan sekarang ini.” Dia mulai mengeluarkan sihir-sihir yang dia dapat saat menjadi shaman, “Blood Lust, Weighing Rage, Blinding Rage, Leeching Shackles, Raging Blood, Blinking Pain.”

     

Kamu menderita Blood Lust, Jika kamu tidak membunuh banyak monster, Jiwamu tidak akan bisa tenang, Atk+10% , 2 damage / detik Durasi 600 detik.

Weighing Rage, Amarahmu tidak bisa dikendalikan, Membuatmu lupa akan pertahanan. Atk+15%, Def-30% Durasi 600 detik.

Blinding Rage, Amarahmu membuatmu buta akan siapa teman siapa musuhmu, Atk +20%, Blur Sight, Acc-20% Durasi 600 detik.

Leeching Shackles, Terkena sihir yang membuat kakimu terborgol yang membuatmu cepat, tapi jika tidak bergerak akan membuat kakimu merasakan sakit, Mspd +20%, 1 damage / detik Durasi 600 detik.

Raging Blood, Darahmu haus akan pertarungan, dan bergerak keseluruh arah jika kamu tidak bertarung, Atk +30% 5 damage / detik 300 detik

Blinking Pain, Sebuah bom sihir berukuran kecil dimasukkan kedalam perutmu lewat sihir, akan meledak jika kamu terkena goncangan, tapi membuatmu mendapat Buff yang Mengagumkan, Atk +100% selama bom masih ada, total bom 30, setiap bom berkemungkinan mengakibatkan rupture dan berdamage 3 damage / bom


      Mendapat serangan sihir bertubi-tubi membuat Gupi langsung sakit kepala, darahnya pun bergoncang dan bergetar. Gupi hanya bisa menahan sakit dengan mengadu giginya agar tidak berteriak.

      “Mulai Debuff yang kalian miliki.”

      Para magician itu mengangguk, dan List debuff hampir semua yang mungkin ada dilevelnya dikeluarkan.

      “Freezing Wind, Icy feet.”

      “Ignite.”

      “Slow, Curse, Blind, Weakness, Dumb.”

      “Leech seed.”

      “Electrify.”

      Sihir yang menyebabkan efek negatif, tanpa disangka-sangka bisa menumpuk satu sama lainnya.

      *Grrtttt*

     

Freezing Wind AOE spell Kamu berada didaerah yang terkena Freezing Wind badan akan semakin lama semakin kaku, dan semakin dingin.

Kamu terkena Icy Feet, Kaki yang dingin, jika tidak segera digerakkan lama-lama akan membeku. 5 ice damage perdetik durasi 200.

Slow, waktu terasa lambat mspd -10%.

Curse DoT 30 perdetik durasi 1200 detik.

Blind membuat Blur Sight Acc-50%

Weakness, Defense -20%

Dumb, Magic Resistance -5% Magic Def -10%

Ignite, Api yang membara dan membakar kulit, 5 Fire Damage durasi 200.

Electrify, tersetrum listrik badan akan jadi kaku dan sulit digerakkan. Akan menerima damage setiap 5 detik sebesar 5 durasi 300 detik

Leech Seed, Biji pohon menyerap darahmu, dan akarnya akan menyusup kedalam lukamu, semakin lama semakin dalam dan akan sulit dicabut. Menyerap 1 darah per 3 detik, selama tidak dicabut akan tetap menyerap darah.


      “Peek!, Darahnya sudah mencapai 20%, cepat Heal.” Ucap Thief.

      “Priest lakukan healing.”

      “Heal!”

      Meski sudah diheal, hanya HP yang bertambah yang dapat Gupi rasakan.

      “Tapi ada yang aneh, meski 20% tidak ada status yang menunjukan dia Anemic.”

      “Sudah tidak usah dipedulikan, lanjut siksa dia!”

      Gupi dapat merasakan seperti ada paku didalam kepalanya yang membesar dan mengecil kadang berputar kadang dan berjumlah banyak, Biji pohonnya masuk kedalam luka dan mengorek-ngorek lukanya setiap detik semakin lama semakin dalam, kakinya mulai sudah tidak merasakan apa-apa lagi karena kedinginan, badannya terbakar. Sengatan-sengatan listrik yang terjadi setiap beberapa detik.

      “Hebat, damagenya benar-benar berkurang 90%, Selama Debuff masih berjalan, kita akan menyerangnya menggunakan sihir kalian, Priest jangan sampai lengah, jangan sampai dia mati.”

      “Leech Seed mu efeknya mengagumkan, gunakan itu berulang-ulang.”

      “Iya.”

      Kesadaran Gupi perlahan-lahan pudar, tapi ketika saat akan pingsan, Wajahnya masuk kedalam Air.

      *Blublublublubulb*

      Gupi melihat sekitar, dari gerakkan bibirnya dapat terlihat Sakti mulai memerintahkan anak buahnya, Lalu satu persatu, mengeluarkan senjata mereka, Thief mengeleluarkan pisau yang dilumuri racun dan menusuk-nusuk perut dan kakinya, Meski terasa sakit Gupi mencoba menahannya.

      *Brossss*

      Gelembung air yang menutupi wajahnya pecah karena Stone Cannon milik  Earth Mage, Windblade, Fire Blast, Ice Bolt, Thunder Bolt, semua berurutan keluar, dan sesekali Thief melakukan skill Peek untuk mengecek darahnya.

      Detik berasa Menit, Menit berasa Jam, Jumlah Seed yang tertananm ditubuh Gupi sudah berjumlah puluhan sakit karena kulit ditusuk akar-akar yang merambat yang perlahan semakin menjalar dibawah kulit, Bekas Luka dari Windblade yang terkena tanah, Kulit yang terbakar, bagian tubuh yang mati rasa beku dan sarafnya tidak berfungsi karena tersetrum terus, teracuni, semua jadi satu.

      Jika bukan karena Keadaan Mentalnya yang sudah berumur 27 tahun mungkin dia sudah berteriak minta ampun dan memohon-mohon dari tadi.

      Gupi hanya bisa tabah menunggu hingga kapan ini selesai.

      “Hahh... Hahhh... Gila sudah dua jam, kita serang terus menerus dia tidak teriak, ataupun meminta tolong.”

      “Sepertinya memang sudah tidak bisa dipaksa ikut kita.”

      “Kita harus bisa merekrutnya.”

      “Sudah tidak bisa. Lagipula kita sudah mengundang banyak Craftman selagi kita menyiksa dia, Sakti.”

      “Uhh...”

      “Kita harus menyelesaikan Quest mu itu secepatnya, bukan menunda-nunda seperti ini.”

      “Kalau begitu, Kirim dia jauh-jauh.”

      “Apa masalahmu dengannya?”

      ‘Huh? Sudah selesai?’ Pikir Gupi, ‘Apa, ya yang mereka bicarakan?’ karena merasakan tidak ada serangan lagi, Gupi dalam pikirannya kebingungan.

      “Iya, bukankah ini sudah terlalu keterlaluan.”

      “Tsk, besok kita tidak akan melakukan ini lagi, pokoknya dia harus pergi yang jauh!”

      “Hahh... Dan dari tadi kupikir kita memaksanya menjadi anak buah kita. Ternyata ...”

      ‘Sepertinya mereka sudah menyerah?’ Pikir Gupi, ‘Aku mungkin akan dilepaskan.’

      *Tap tap tap*

      “Huhh... Lepaskan borgolnya, meski terlihat tidak berguna, Jumlah yang kita miliki terbatas. Aku akan tunggu diluar.”

      “Iya bos.”

      Setelah mereka pergi, baru para mage mendekat ke arah Gupi, melepas Borgol, dan mengikat tangan dan kakinya tidak terlalu erat, “Kami minta maaf, Gupi.” Meski pelan Gupi dapat mendengar perkataan mereka, “Tidak apa... .” balas Gupi

      Dan tanpa disuruh, Debuff-debuff yang mereka timbulkan telah diserap kembali, Biji-biji tanaman yang yang dengan ganasnya menyusup kedalam kulit, Leech Seed itu menciut dan kembali keinangnya, atau disini Druidnya, Debuff berelemen mulai hilang satu persatu saat Gupi tersentuh, Debuff dari Sihir Hitam hilang, Heal Cure, mulai membuat darah Gupi penuh, Racun-racun terobati, “Hanya ini yang dapat kami lakukan, Ikatan kaki dan tanganmu akan langsung terlepas ketika mengalami sedikit goncangan saat menabrak batu atau pinggir sungai.”

      Gupi hanya bisa mengangguk, Meski sudah perintah bosnya, ketika bosnya pergi Gupi tetap diperlakukan baik oleh User, “Kita tidak tahu kenapa, hanya sama kamu dia melakukan hal ini, Kita akan laporkan ini pada Pelayannya.”

      “Tidak usah... Biarkan hal ini cuma kalian yang tahu. Hah sekarang badanku lemas.”

      “Peek!, Iya efek menahan terlalu banyak debuff terus menerus.” Ucap Thief.

      Gupi lalu diangkat  dan ditaruh didalam perahu di sungai, “Bagus, sekarang kirim dia menelusuri sungai!”

      Karena dengan bantuan mereka tadi kemungkinannya kecil untuk tidak bisa menyelamatkan diri orang-orang itu melakukan ini dengan sungguh-sungguh, Perahu biasa itu terbawa arus perlahan-lahan, tapi tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam bemper perahu.

      *Woooshhhh*

      Perahu yang ditumpangi Gupi melesat dengan cepat ke arah selatan, anehnya dengan kecepatan itu harusnya Gupi bisa menabrak Dinding sungai tapi, seperti Sungai itu memiliki nyawanya sendiri, Gupi melesat menelusuri sungai tepat ditengah-tengah sungai! Gupi hanya bisa mengutuk keberuntungannya yang besar.

      “Bagus, Tekhnik memukul kapalmu sangat hebat, dia pasti akan terbawa arus sangat jauh, Berdo’alah kamu Gupi agar Selamat sampai di...”

      “Green River Continent tuan, Sungai ini mengalir kelaut melewati River Continent menurut buku yang saya baca diper...”

      “Sudah jangan jelasin panjang lebar... .” Ucap Sakti, “Selamat sampai Green River Continent, kau Gupi!”

      “... Tuan Disana rata-rata level monsternya sangat besar sekitar 200an, monster terlemah adalah tipe serigala yang berlevel 150an, Jadi jika Gupi sampai disana dengan selamat lalu mati dia akan kembali lagi ke kota.

      “Huh?!, Mari berdo’a agar dia hidup dan terjebak disana, amin.”

      Gupi dapat merasakan kepalanya pusing dan seperti ada benang wol yang susut dalam otaknya, Kadang-kadang ada sakit yang menyekat yang masih belum mereda, matanya hanya bisa terpejam menahan pusing yang menusuk-nusuk dikepala.

      Selagi Gupi merasakan pedih dikepalanya, kapal yang dia tumpangi terbawa arus dan melaju semakin lama semakin cepat.

      Dijembatan tempat Gupi  biasa berjualan, para merchant masih berjualan, tapi mulai berkurang karena pindah tempat, keluar Benteng agar tidak lebih cepat sampai pada para pembeli.

      “Pussss, ini makanan sisa buatmu puss.”

      Puspus yang merasa terpanggil datang mendekat “Meeoww”

      Merchant mantan anak buah Gupi lalu mengelus-elus dagu kucing itu mengusap-usap kepalanya. “Aku pindah tempat ya puss.”

      Puspus mengangguk-angguk.

      “Lucunyaaa, kalau bukan punya bos Gupi sudah saya pelihara kamu.” Ucap Merchant itu yang mengelus-elus kepala Puspus lagi.

      “Meoww”

      “Hoy cepat jangan lama-lama!” Kawannya dari kejauhan memanggilnya.

      Merchant itu mengusap-usap kepala Puspus untuk terakhir kalinya, tampak dia tidak rela untuk pindah, tapi karena di panggil temannya lagi sekali, dia akhirnya menyerah dan pergi sambil melambaikan tangan. “Dadaaa.”

      Puspus dengan telapak tangannya melambai balik. Lalu memakan makanan sisa yang diberikan, sebenarnya makanan sisa bukan kata yang tepat, tidak mungkin ada sisa makanan yang Porsinya menggunung melebihi tinggi dari kucing itu saat berdiri dengan kakinya, Barbarian atau Tiger yang kelaparan pun hanya 10persen itu sudah kekenyangan. Tapi didepan Puspus makanan ini tidak sampai 5 menit sudah ludes hingga kepiringnya. Bahkan piringnya pun hilang.

       Perisai yang dikalungnya dapat menyimpan makanan-makanan yang berlebihan, dan akan mengeluarkannya saat-saat hal genting terjadi misal tidak ada stok makanan atau lainnya.

      *Sniff Sniff*

      ‘Huh? Tuan semakin lama semakin menjauh... Sepertinya Dia berlari ke arah selatan bukannya kita akan bertualang ke barat?, Perlukah aku mencarinya?, Tapi Dia berjalan semakin jauh... Dia tidak akan meninggalkanku, Aku percaya dia akan kembali kesini lagi... dan ada si harimau putih yang akan datang sekali-sekali kekota, untuk masalah makan, Aku dapat mencarinya sambil menunggu.’

      ‘Aku dapat menolongmu mencarinya.’

      ‘Oh iya?, tapi menunggu disini akan lebih berarti untukku.’

      ‘Hnn?, Baiklah jika itu maumu, tapi jika kamu berubah pikiran Aku selalu ada untukmu.’

      ‘Hmm, Terima kasih, Soriel’

      ‘... .’

      Dikapal, Gupi yang masih terikat tertidur diatas kapal, terbawa arus, entah telah berapa jam dia tidur, mungkin karena mentalnya yang kelelahan melebihi batas menahan rasa sakit kepala terus menerus dia bisa tertidur yang seharusnya dia merasa cemas akan kemana kapal ini membawanya.

      Seperti yang dijelaskan sebelumnya Seseorang dapat tidur di dunia Regal Realm tanpa perlu takut ada hal yang terjadi dengan dunia nyatanya, malah bagus karena Satiety jadi meningkat dan diForum ditulis Jika tertidur didalam Game akan dapat memulihkan HP MP SP dan  debuff-debuff negatif seperti Mental Exhaustion dan Stamina Exhaustion.

      *WRoossssshhhhh!!*

      Mendengar suara itu Gupi terbangun, “Ahhkkk”, dan sakit kepalanya yang tadi hilang karena menggerakkan kepalanya jadi kembali meski tidak sesakit sebelumnya. Setelah sakit kepalanya mereda, Gupi mulai mendengarkan suara air tadi yang semakin lama semakin keras. “Huh? Jangan-jangan Air Terjun?”

      Batu-batu besar yang membelah permukaan air mulai bermunculan, batu besar yang bundar, batu yang pecah karena terhempas air sekian waktu, Perahu ini mampu menghindarinya, entah karena keberuntungan Gupi atau memang kehendak sungai, dan Semakin menurun lalu Curam, Jantung Gupi berdetak kencang merasakan arah kapal yang berubah sembilan puluh derajat. “Woaaaaaa!!!!!”

      Gupi yang terpentok kebelakang kapal dapat melihat dibagian bawah air terjun ada sebuah batu besar berwarna putih, yang bersisik... ‘Tunggu Bersisik?’

      *BRRUUAAAKKKK!!!!!*

      Kapalnya langsung pecah berantakan dan seperti yang dikatakan pelanggan-pelanggannya ikatan talinya lepas, Gupi yang baru saja terbebas dari ikatan masih kaku menggerakkan badannya, dan tercebur ke sungai dan mencoba menggerak-gerakkan tubuhnya agar bisa berenang.

      Tidak seperti dibeberapa game lain, di Forum Regal Realm, di dunia virtual ini, ada Breath Bar, yang berisi point yang berkurang sepanjang waktu, ras darat akan memiliki Breath Bar tergantung seberapa besar stamina, tapi untuk para nelayan yang berburu disungai utara atau dibeberapa tempat lainnya menurut sejarah yang dapat ditemukan diperpustakaan umum, mereka menciptakan sihir yang membuat mereka dapat bernafas didalam air yaitu, Oxygen Bubble yang mengubah jumlah mana ke Oxygen, beberapa Magician juga mempelajarinya. Tapi sayang Gupi tidak mengetahui apa-apa tentang ini tapi meski tahu... entahlah.

      Gupi mencoba melemaskan badannya sebentar agar kekakuannya hilang, saat Gupi melihat kedepan. Kepala Naga berwarna putih, Seperti yang di Drag*n B*ll, hanya saja ini berwarna Putih dan matanya berwarna biru, tidak bertanduk dan kalau diperhatikan keseluruhannya Naga ini bisa juga merupakan Ular yang berubah jadi Naga, karena Ular ini dapat dilihat tidak memiliki kaki.

      “Hohh Manusia Burung, sudah lama Aku tidak memakannya.”

      *Roarrrr!!!*

      Badan Gupi yang mulai melemas jadi kaku lagi.


Kamu menderita effect skill Dragon Roar.
Extreme Fear!
Karena perbedaan level terlampau sangat jauh
Efek Dragon Roar berkalikalilipat.

Tidak bisa bergerak karena ketakutan 10 menit.
Stats – 80% 30 menit.


      ‘Akankah Aku mati?’ pikir Gupi sudah mulai pasrah, tapi mengingat penyiksaan yang baru saja dia alami ini bukan apa-apa, kepalanya sakit lagi, tapi dia bersyukur karena itu membuatnya terlepas dari rasa takut efek dari Dragon Roar.


Efek dari Dragon Roar telah terbatalkan karena keinginanmu yang sangat kuat.


      Membaca itu Gupi langsung berenang ke atas, ‘Ku Harap teknik berenangku dapat mengalahkan naga ini!’

      “Huahahahaha, Ini pertama kalinya ada manusia burung yang bisa melarikan diri dari dragon roarku, untung aku sudah makan jika belum aku akan memakanmu. Tapi cobalah bertahan hidup di luar sana nak.”

      Tanpa menghiraukan omongan Naga itu Gupi berenang-renang ketepian, tapi belum istirahat Gupi dapat melihat diradarnya ada titik-titik merah berlari kearahnya. “Sial lari secepat ini pasti serigala.” Gupi langsung terbang ke atas pohon dan mencoba terbang lebih cepat menjauhi  titik serbu bintik-bintik merah.

      *Grab*

      “Huh?”

      Berbeda dengan dugaannya, tidak hanya serigala yang berada di radarnya, Dilantai hutan di atas pepohonan juga ada. Gupi melihat bagian belakangnya. Seekor Orang Utan berwajah seperti Iblis Leak yang ada di Bali, tengah menggenggam kakinya.

      Berbadan Orang Utan, dengan ukuran 2 kali manusia dewasa, tangannya yang besar menarik kakinya mendekat ke arahnya, badannya digantung didepan wajahnya, “Nyam-nyam, Aku akan makan dari kepala dulu.”

      Mendengar itu Bulu kuduk Gupi langsung merinding, Gupi langsung mengambil bumbu merica dari dalam tasnya dan menaburinya sembarangan. Melihat mukanya yang bermata melotot dengan lidah panjang saja sudah ngeri, ini akan dimakan, Siapa yang tidak langsung putar otak agar tidak dimakan coba?

      Setelah menaburi bumbu-bumbu, Orang utan itu langsung bersin dan alhasil Gupi terpental mengudara menabrak ranting demi ranting yang mengurangi darahnya perlahan-lahan.


Kamu menderita kerusakan 50 point



Kamu menderita kerusakan 70 point



Kamu menderita kerusakan 60 point


...

      Belajar dari pengalam tadi Gupi langsung mengecek radar dan mendapati sebuah bintik merah melaju dengan sangat cepat ke arahnya, Gupi langsung mengecek sekitar dan dapat dia lihat seekor Elang raksasa terbang kearahnya dengan kecepatan maksimum, Gupi bertemu monster terbang pertama kalinya, belum sempat bersiap-siap sudah tertangkap dari belakang, bahu kanan kiri tercengkeram kuat, Gupi dapat merasakan Cakarnya menusuk kedalam dagingnya.

      “Uhff...” Gupi hanya bisa tabah, menahan rasa sakit di bahunya.

      *Woooshh*

      Kepala elang itu langsung hilang, Gupi merasa sangat senang karena ada harapan hidup, dia melihat ke arah bawah, dan mendapati ada Ular berwarna Kuning mencolok dengan mulut menganga Tengah mengembungkan diri dan tiba-tiba.

      *Woosh*

      Gupi sudah pasrah dengan keadaan, meski Elang itu kepalanya telah hilang cengkeramannya tidak merenggang dan masih tetap erat.

      *Brossshh* Burung itu hancur satu dan membuat Gupi mulai berputar dan dapat dilihat tujuannya diatas sebuah Goa didinding jurang yang curam.

      *Bruk* tepat saat tabrakan cengkeraman burung itu lepas, ‘Ahh, Aku capai, aku ingin sembunyi di Goa ini.’ Pikir Gupi sebelum melihat sebuah fenomena besar.

      *Grussh* Griit* *Grisshhh*

      Gupi tidak jelas melihatnya, karena hal itu terjadi sangat cepat, sepersekian detik, mayat burung yang mencengkeramnya, jelas-jelas jatuh lebih dulu kebawah tapi begitu akan melewati depan Goa itu, ada sesuatu yang keluar dan menggigitnya. Sangat cepat, dan langsung masuk kedalam.

      *Gluk* Gupi menelan ludahnya, ‘Apa itu... diradar tidak menunjukkan ada sesuatu... Mungkinkah Sesuatu tadi berada diluar jarak 100 m radarku?, keluar dan masuk begitu saja dengan cepatnya?’ Lalu adegan saat Elang tanpa kepala itu hilang berulang-ulang dikepalanya, ‘Ba-bagaimana jika Aku yang tadi lebih dulu didepan Goa itu?’

      Rasa pusing timbul lagi dikepalanya, “Hoaakkhh. Sakit ..”

      Gupi mencoba terbang menjauh dari Dinding Goa itu, ‘Aku belum ditempat aman, Aku harus dapat bertahan! Jika- Jika aku tidak berada didalam tempat yang aman Aku tidak akan berani Login dengan tena...’ Gupi yang tidak kuat menahan rasa sakit dikepalanya, karena rasa takut, lega, takut lega yang berulang-ulang membuat rasa pusingnya semakin terasa, Terjun bebas menabrak dinding Dinding tebing sebelum jatuh didepan lubang... .

      ‘Lubang!’ Tanpa mengecek apa isi lubang itu lewat radarnya Gupi langsung merangkak kedalam dengan cepat 1 meter, 2 meter, 3 meter, ‘Lubang ini semakin sempit, apakah ini sudah ujungnya.’ Pikir Gupi entah dimeter keberapa, tepat saat sudah sempit dan sangat-sangat sempit sehingga dia harus melepas tasnya dan menyeretnya pakai kaki, Gupi mencium udara yang berbeda, ‘Ahh, Ruangan yang luas, Aku selamat!’ Barulah saat ini Gupi mengecek radarnya, dan untungnya tidak ada apa-apa.

      Gupi langsung mengendalikan Flare agar keluar dari dalam tubuhnya dan, Sekeliling Goa mulai terlihat karena diterangi Cahaya dari Flare. Gupi melihat sekeliling dan mendapati tidak ada apa-apa Gupi melangkah perlahan-lahan ketemboknya dan offline memilih mode tidur, sayapnya melebar membentuk telur menutupi tubuhnya.

      “Ahhh, kepalaku masih pusing.” Gupi mengambil aspirin dan langsung menelannya minum air selayaknya seseorang yang dari kehausan dipadang pasir, dan Gupi langsung tidur diatas kasurnya yang empuk. “ahh Surga...”

No comments:

Post a Comment