Gupi - Chapter 28

Chapter 28 – Training Ground for The Mice!


      Hanya dengan beberapa kata Gogos, langsung datang sendirian dengan Gupi, setelah memberi tahu metode membuka pintu, Gogos langsung masuk kedalam reruntuhan, dia melihat sekitar, dan langsung bilang, “Pekerjaan yang bagus Gupi, dengan ini kita ada tempat persembunyian, dan jika dugaanku tepat 8 lorong ini akan menembus ke lorong yang membawa kita ke gunung.”

      “Iya Guru, saya juga berpikiran seperti itu, tapi... dibalik pintu ini, saya punya firasat ada monster dibaliknya.”

      “Dengan aku disini, aku akan mencoba melawannya, buka pintunya!” dengan pedang besar ditangannya Gogos memang tidak terkalahkan, tapi dia tetap tidak yakin akan kekuatannya dan memilih menyiapkan dirinya untuk yang terburuk.

      *Klik* *Grurururururu*

      Pintu terbuka dan memang ada monster berjenis tumbuhan, tumbuhan itu seperti berbentuk seperti kantung semar, dan menyadari ada sesuatu dibelakangnya langsung berbalik, dari mulutnya langsung mengeluarkan Gigi-gigi berderet membentuk lingkaran, dapat terlihat jika fungsi Gigi itu untuk mengunyah mangsanya.

      “Oh, monster tumbuhan!”

      *Woosh*

      Semua terjadi dalam hitungan beberapa detik, Kantung semar itu tidaklah mati, tapi tercabut beserta tanah-tanahnya!

      “... A-apa yang akan tuan Gogos lakukan?”

      “Tentu untuk menjadikan mereka pemangsa serigala, atau tempat pembuangan sisa-sisa makanan, setelah mengalami latihan dia pasti akan jinak.”

      *Plop* Kepala tuan Gogos langsung tergigit, yang entah kenapa pemandangan tersebut familiar bagi, Gupi.

      “Hoho, kamu tidak kaget? Hehehe, biasanya yang saya ajak mencari tumbuhan monster akan kaget melihatnya.” Ucap tuan Gogos dari dalam tumbuhan kantong semar tersebut.

      “... Kita tidak membunuhnya?”

      “Tidak, tumbuhan-tumbuhan seperti ini, berfungsi mengusir para monster jadi ada baiknya aku taruh didinding desa, bukan hanya bikin aman, tapi perawatan monster ini sangat ringan, tinggal cabut dan pasang disana, hehehehe.”

      “... Aku akan tunggu disini...”

      “Iya, tunggu disini sebentar, aku akan keluar dan memasangnya diluar sebentar.”

      “Iya.” Balas Gupi dengan anggukan.

      Letak terowongan ini mencarinya menggunakan peta bukan berarti jauh, tapi karena jika tidak menggunakan peta tidak akan kelihatan karena sangat tersembunyi. Berada disebelah kiri dari desa jika menghadap ke arah utara, dengan jarak kira-kira sejauh 200 meter, tapi itu jika jalanannya mulus tanpa hambatan, jalannya sedikit berkelok-kelok, Gupi jika bukan karena di”hantui” mungkin Gupi akan perlu lebih banyak waktu menuju tempat ini, karena butuh waktu lebih banyak untuk melarikan diri dari serigala atau hewan lainnya.

      “Sudah.”

      ‘Cepat...’

      “Ah, cuma aku taruh didepan Goa sementara biar terkena matahari.”

      “Oh...” Gupi orangnya jarang berbicara, jadi setelah membalas sedikit, Gupi langsung melihat radarnya, “di lorong yang ini jika memang tersambung ada beberapa monster juga yang tidak bergerak.”

      “Baiklah.”

      “Iya.”

      Gogos menaruh pedangnya dipunggungnya, lalu berjalan perlahan-lahan, dan seperti yang telah diduga tumbuhan monster juga  ada didalamnya, mereka seperti menunggu monster serigala, atau serangga atau tikus, apapun, mereka hidup dengan menggunakan cahaya dari jamur sebagai pancingan, “Hmm, mereka lumayan pintar untuk mencari makanan, Saatnya memanen mereka.”

      Banyak jenis tumbuhan monster yang muncul, setiap lorongnya ada sekitar 10 tumbuhan, Kantung semar, bunga bangkai, man-eater plant, tumbuhan parasit yang menjadikan dan mengendalikan binatang kecil untuk menyerang tumbuhan lainnya, tumbuhan yang menyemprotkan racun dan lain-lain, ada sekitar 70 tumbuhan monster biasa, beberapa ada yang berspecies sama, tapi ada 5 tumbuhan monster yang tidak begitu berguna.



Fruit Shielder [Low Leveled Plant Monster]
Monster tumbuhan yang akan melindungi buah yang butuh cahaya dengan akar-akarnya, tapi karena lemahnya serangan akar-akarnya monster ini hampir tidak bisa disebut plant monster.
Buahnya sangat enak saat mentah tapi jika sudah matang buah itu tidak begitu enak dan akan tumbuh menjadi tumbuhan Fruit Shielder lainnya. Dapat juga tumbuh dengan menanam biji dari buah yang masih mentah.
Tempat yang cocok untuk menanamnya adalah diatas Gunung dimana buahnya akan cepat matang, atau didalam Goa yang memiliki cukup sumber air dan pencahayaan, agar bisa tetap bertahan.

Atk 1-2
Def 100
HP 3000/3000


      “Hmm... yang ini tidak begitu berguna, buahnya kita bagi dua.”

      Gogos lalu memetik buahnya, dan pohon itu terlihat layu, melihat itu Gupi bertanya“... Apakah dia akan mati?”

      “Tidak, ini.” Buah yang berbentuk seperti apel itu memiliki 6 ruas jadi apel itu tidak seperti bulat melingkar tapi membentuk segi enam kulitnya seperti bersisik, dan 3 ruas dibagi untuk Gupi.

      “Terima kasih.” Gupi melepas satu ruas dan membuang bijinya lalu menggigit dagingnya, sambil memperhatikan pohon yang menghasilkan buah ini. Dan rasa dari buahnya seperti, gabungan apel, jeruk dan nanas. “Nyamnyam nyam, kenapa tidak memeliharanya juga?”

      “Tidak begitu menguntungkan memeliharanya, butuh waktu yang lama agar ada buahnya cara yang paling cepat adalah menyerang dan menyerang tumbuhan ini terus menerus, yang akan membuat tumbuhan ini bergerak terus sehingga menyerap air yang banyak lalu menciptakan buah lagi.”

      “butuh waktu berapa lama itu?”

      “tidak jelas, tapi tenang tidak akan selama, Silk Dragon.”

      “...”

      “3 hari, jika terus menerus diserang dan ada sumber air yang dekat, tapi jika tidak diserang sama sekali, butuh waktu satu bulan meski dekat dengan sumber air.”

      “Boleh saya ambil?”

      “Boleh, tentu boleh.”

      Gupi jongkok disebelahnya, “Aku akan membawamu menjadi teman latih tanding untuk para tikusku, kamu mau?, jika mau, elus tangan kananku.” Tumbuhan itu mengelus tangan kanannya Gupi,”Bagus.” Gupi merasakan tidak ada keluhan dari Grey, jadi Gupi langsung memasukkan tumbuhan demi tumbuhan 5 tumbuhan itu langsung masuk kedalam Cincin itu, yang artinya mereka mengelus tangan kanan. Sebenarnya Gupi bisa saja langsung memasukkan mereka, tapi demi formalitas, Gupi menanyakan hal itu. Yang pertama memang mau memegang tangan kanannya Gupi dan dia memang mau, tapi 4 tumbuhan lainnya merasakan tumbuhan yang menyentuh tangan kanannya tiba-tiba menghilang membuat mereka ketakutan, mereka berempat berjuang menyentuh tangan yang sebelah kiri, tapi yang pertama berujung menyentuh tangan kanan, karena tangan kanannya yang bergerak menuju akar!, yang ke tiga berusaha menyentuh tangan kiri tapi apa daya, tumbuhan yang diam tidak bisa mengalahkan manusia yang bisa bergerak, yang ketiga juga masuk kedalam, yang keempat pasrah dan langsung menyentuh tangan kanan, yang ke lima lucu,

      “Hahaha, kamu ada-ada saja Gupi. Sampai bikin Fruit Shielder menyembunyikan Akarnya.”

      “Huehehe, kalau sudah menyembunyikan akarnya, tinggal ambil buahnya.” Gupi langsung menggerakan tangannya menuju buahnya yang lumayan enak, tapi mungkin karena insting tumbuhan, akarnya bergerak melindungi buah yang ada diatas, “Dapat.”

      5 tumbuhan itu langsung berada didalam, berada ditempat yang agak jauh, tapi disekitarnya ada beberapa jamur yang menyinari tubuh mereka.

      “Hohoho, kamu hebat sekali Gupi dalam “mengundang” mereka kedalam Cincinmu.”

      “Ah, Guru bisa saja...”

      “”Hhaahahaha””

      “Ehem, Gupi, apa kamu ingin tahu kenapa lorong ini dibangun?”

      “Ingin Guru.”

      “Mari aku antar, ke ujung berikutnya.”

      Gupi mengangguk mengikuti, dan pemandangan yang tidak mungkin ditemukan didunia nyata, Goa ini berujung pada tebing dan didepannya ada Gunung yang hijau yang sangat indah, “Woaahhhh.”

      “Iya, sangat mengagumkan, Tuan dari Gunung ini adalah, Tumbuhan Monster yang berada dipuncak Gunung itu.”

      Gupi langsung menggunakan far sight dan focus, sebuah pohon  beringin memiliki banyak tumbuhan merambat melilitnya terlihat, setiap beberapa saat tumbuhan yang merambat mengeluarkan mata melihat kesekitarnya. “Parasit?”

      “Iya, ayo kembali, kita harus memberi tahu kabar gembira ini pada yang lain.”

      “..., memang kenapa harus lewat sini?”

      “Diatas lorong ini berisi sarang burung, burung yang pernah kamu ceritakan merupakan anak buah terlemah, Ayo.”

      Gupi mengangguk lalu melihat kebawah, dibawah ada jalan tanah yang ditumbuhi tanaman rambat... ‘sepertinya tempat ini memang berbahaya sampai membuat orang seperti Gogos menyerah dan memilih membuat lorong.’ pikir Gupi.

      Diperjalanan, Gupi mengatur tikus-tikus yang baru dimasukkan kedalam, mereka dibuat melawan tumbuhan-tumbuhan tersebut sebagai latihan, dan empat buah yang belum matang telah dipetik.

      “Guru, kenapa guru tidak mengembang biakan tanaman ini Guru?”

      “Hmm, mereka payah, buahnya juga payah jika dibandingkan dengan tanaman yang ditanam oleh kami.”

      “Apakah begitu?”

      “Iya, kamu belum mencobanya, jadi mana tahu. Aku akan memberikanmu satu buah nanti jika sudah sampai. Jika dibandingkan dengan buah yang dihasilkan Fruit Shielder, kenikmatan tanaman ini berjumlah 10 kalilipat lebih enak, pengembangbiakannya juga sangat mudah, tapi sayangnya, jika tercabut atau dipindah satu inci saja langsung layu, dan harus menanam lagi dari biji, penanaman bijinya juga repot karena jika keluar dari dalam daging buah tidak bisa lagi digunakan, jadi harus menanam dengan buahnya yang utuh. Menunggu tumbuhan tersebut tumbuh dari buah, sangat lama, tapi ketika sudah tumbuh, buahnya akan terus keluar diseluruh musim, dingin, panas, semi dan gugur, dan rasanya juga akan berubah-ubah setiap musimnya, fuahh.” Ucapnya sambil mengelap air liurnya.

      “10 kali dari ini?”

      “Iya, tidak begitu repot juga, dan tidak berbahaya.” Ulangnya lagi

      “Ohh, begitu, didapat dari gunung ini?”

      “Iya, dengan adanya Goa ini, pembawaan tanaman akan bisa dilakukan lebih cepat, lebih aman, dan tanaman yang dibawa juga akan lebih bagus. Dengan penemuanmu pada Goa ini, kamu telah berjasa besar Gupi.”

      “Hehehe, terima kasih.”

      Didalam perjalanan menuju desa, Gupi memperhatikan pertarungan sengit yang terjadi didalam Cincinnya, antara Tikus dan Tumbuhan, Grey menyerang dan terus menyerang dibantu oleh tikus-tikus lainnya, mereka mengeroyok Fruit Shielder, setiap pukulan menyebabkan knockback beberapa meter ditambah berat tikus yang ringan ada yang mental sejauh 5 meter, akar cabangnya ada ratusan dengan ujung yang tumpul dan tebal untuk menampar-nampar tikus-tikus yang mendekat. Tikus-tikus terlihat akan menang dengan jumlahnya yang sangat banyak, berjumlah ratusan, tapi setelah beberapa jam, tikus itu tetap kalah, jarak antara tikus berlevel 1 dengan monster tumbuhan berlevel 130 memang terlalu besar, dan tidak dapat ditutup hanya dengan jumlah, tapi butuh senjata, latihan dan juga tactic.

      “Awas, Gupi, dibelakangmu ada tumbuhan monster.”

      Gupi mengangguk pasrah sambil menyingkir karena “Jika dijadikan satu, mereka akan bertengkar meski satu jenis.”, Gogos mengikat ke 70 tumbuhan monster dengan sebuah tali yang panjang, dengan jarak setiap tumbuhan 5 meter, dan ketika sudah selesai mengikat Gogos menyeret mereka satu persatu seperti kereta api. Gupi hanya bisa kasihan melihat mereka diseret seperti benda.

      Setelah sampai desa, Gogos langsung menanam 70 tumbuhan monster itu di titik-titik yang telah dia siapkan diluar area aman, area aman adalah daerah yang berisi kelinci ayam atau anjing liar, hingga mengelilingi seluruh pelosok desa.

      Kelinci, Ayam, Induk Tikus dan Anjing Liar monster-monster newbie merasakan adanya banyak Tumbuhan Monster tentu menjauh dari daerah luar sejauh mungkin, yang tentunya membuat mereka lebih mudah diincar daripada sebelumnya.

      “Woahh, sudah setengah jadi?”

      “iya, bagaimana?”

      Terlihat sangat halus dan bersih, membuat Gupi secara reflek ingin menyentuhnya, “Heit, jangan disentuh, masih belum selesai!” Gupi mendengar itu langsung menarik tangannya lagi.

      “Dengan ditenun, hasilnya akan lebih padat, dan mantap, bagaimana warnanya enak dilihat bukan?, dan membuat terlihat tembus pandang, hehehe.”

      “Iya, keren, saya tidak sabar menunggu hasilnya.”

      “Iya, tenang... kurang lebih 10 hari lagi selesai.”

      “Baiklah.” Setelah mengucapkan itu, Gupi langsung kembali ke markas.

      ...

      “Lihat, berkat Gupi lorong bawah tanah bisa digunakan lagi.”

      “Keren, dia bahkan tidak meminta apa-apa pada kita.”

      “Kita beri dia buah yang kita tanam saja, sebagai hadiah.”


      Kalian dapat bilang jika Kedatangan Gupi akan meningkatkan tingkat kesejahteraan desa, dapat dilihat dari senjata yang kini dipegang oleh Gogos, meski sudah berhari-hari digunakan untuk berburu atau melindungi desa, tidak ada tanda-tanda akan mengalami kerusakan, ditambah dengan menemukan jalur Goa, membuatnya jadi favorite para penduduk.

      Dan Gupi menunggu sambil berlatih, terkadang jika ada armor besi yang dikumpulkan tikusnya akan Gupi tempa menjadi armor baja untuk tikus-tikusnya, hitung-hitung mengisi waktu luang, agar tiga minggu tidak terasa.

      Setelah hari yang dinantikan tiba, Gupi datang pagi-pagi ke rumahnya Inana, dan mendapati Inana tengah menggantung kain tersebut, dengan dua sudut bagian atas digantung sehingga membentang, warna coklat muda yang sangat indah tengah menari-nari dihembus angin semilir yang Inana ciptakan dengan sihirnya.

      Ukuran kain itu dari sebuah sarung tangan sutra yang tebal dan besar, ternyata setelah jadi kain kembali dan melalui proses yang ruet, menjadi tambah lebar dan panjang, lebarnya jadi satu seperempat meter dengan panjang kain dua meter. Yang tentunya jadi sangat cukup untuk membuat sarung tangan dan sepatu.

      Disekitar tempat kain digantung ada satu buah tong besar yang tertutup dan dua buah panci yang berisi dua jenis akar yang berbeda, satu terlihat seperti akar dari pohon yang memiliki ciri-ciri berupa akar tunggal, lalu lagi satunya berisi akar pohon yang memiliki ciri-ciri berupa akar serabut, terlihat dari uap yang masih mengepul, dapat ditarik kesimpulan dua panci itu tadi direbus, kita beri nama panci yang sebelumnya panci A lalu panci berikutnya yang berisi akar serabut adalah panci B.

      Lalu disaat Gupi tengah terkesima akan keindahan kain sutra yang berwarna putih kecoklatan, Inana dengan kuas yang tiba-tiba ada ditangannya, melapisi satu sisi dengan Cat yang telah dicelupkan di panci A, lalu setelah selesai, Kuasnya berganti lagi dan kali ini menggunakan Panci B Inana melapisi sisi lainnya, yang kemudian diangin-anginkan beberapa saat, saat proses ini Inana memiliki wajah yang penuh dengan konsentrasi. Saat tengah mengangin-anginkan, Inana membuka gentong tersebut, yang ternyata berisi cairan.

      Dia mencelupkan kain itu kedalam tong, setelah mencelupkannya dengan cepat Inana mengeluarkannya lalu menjemurnya di potongan bambu, dalam proses ini tidak ada setetespun cairan yang terbuang, dipotongan bambu, Kain itu dijemur seimbang, antara kiri dan kanan, entah yang mana sisi A yang mana sisi B, Inana mengeluarkan alat ukir, Inana mengukir cairan yang ada diatas kain tersebut, dan perlahan-lahan ukiran-ukiran yang simetris antara kanan dan kirinya terlihat, mereka adalah ukiran-ukiran dedaunan yang rapuh, corak-corak kain yang berwarna coklat, mempernyata efek dari dedaunan yang kering dan rapuh tersebut, dia mengukir dan mengukir hingga dua meter itu selesai di ukir disatu sisi.

      Gupi hanya terpukau melihatnya dari samping, Gupi tidak hanya tidak berani bernafas keras-keras bahkan saking terpukaunya Gupi tidak berani berpikir apa-apa takut mengganggu konsentrasi Inana mengukir.

      Setelah proses pengukiran selesai, Inana lalu menggantungnya lebih tinggi, setelah beberapa saat.

      *Fwooooshh*

      Inana menyemburkan api, yang membuat lapisan cairan itu mengeras dan “Fuh” Inana meniupnya sedikit, lapisan yang terlihat keras itu langsung pecah berkeping-keping menunjukkan dua sisi yang memiliki perbedaan yang kontras, satu polos, lagi satunya berisi corak dedaunan yang gugur dan kering, corak tersebut sedikit transparan dan harus dilihat dengan teliti baru terlihat jelas.


Ding! Karena telah melihat proses pembuatan kain sutra yang sangat langka dan sangat indah, Art +100, Luck +10, all stats+4


      ‘Woah, hanya melihat saja dapat Stats! Ckckckckck.’ Pikir Gupi.

      “Ah, Gupi!, Pembuatannya tidak sampai 10 hari, kemarin malam sudah selesai, tapi karena malas menunggumu aku menyiapkan fase pembuatan berikutnya yang kebetulan sudah selesai, Bagaimana?”

      “Sangat Indah, tapi kenapa Coraknya dedaunan yang kering?, atau karena memang ciri khas?”

      “Bukan Gupi, itu karena, Kain ini untukmu, Corak Dedaunan yang telah layu dan kering, disimbolkan seperti kamu, Kamu yang telah kering dan layu tidak hanya menjadi pupuk tapi berhasil tumbuh lagi, menjadi merchant yang kamu inginkan.”

      “Aku mengerti...”

      “Sekarang mumpung orang yang aku buatkan kainnya ada disini, rentangkan kedua tanganmu.”

      “Baik.” Balas Gupi yang kemudian dia rentangkan, Inana menuju ke sebelah kiri Gupi, kurang lebih seperempat kain itu telah hilang tanpa sepengetahuan Gupi, Gupi memperhatikan tangan Inana yang sedang membawa kain yang lalu bagian coraknya diluar, bagian polosnya menempel dikulit Gupi, tiba-tiba sebuah sarung tangan telah menutupi tangannya dan langsung tergunakan. “Huh? Cepat sekali!”

      “Hahahaha, proses ini jadi secepat ini berkat proses yang lama itu, tinggal dibungkus ditempat yang diinginkan dan sedikit pengarahan dari tangan yang “Ahli”, Equipment langsung jadi.”

      Gupi mengecek Sarung tangan yang tengah membungkus tangan kirinya, didalamnya halus dan pas, diluarnya kasar dan mantap untuk digunakan melakukan crafting, Gupi juga menyadari sebuah hal setelah melihat sarung tangan kirinya, “Hebat, tidak terlihat ada bekas sambungannya.”

      “Memang tidak ada, mereka terbuat untuk menjadi sarung tanganmu dari sejak awal pembuatan, jadi dengan pengarahan dari tangan yang “Ahli” sepertiku membuat sarung tangan tanpa sambungan adalah hal yang mudah.”

      Gupi mengangguk-anggukkan kepalanya, biarpun Inana terlihat membangga-banggakan dirinya, Inana memang memiliki kemampuan untuk membangga-banggakan dirinya. “Lalu ketika Saya menggunakan Bon-bon bagaimana?”

      “Hmm, jika kamu menggenggam pedang bagaimana?”

      “ya digenggam?”

      “Ya itu sudah tahu, ya tinggal buat dia melingkar diatas sarung tanganmu.” Lalu seperti menyadari yang Gupi tanyakan, “Ohh, kamu ingin membuat agar saat Bonbon melingkar ditangan kananmu senjatanya bisa tersembunyi?”

      “Iya, tapi saya tidak begitu mengerti cara menjelaskannya.”

      “Gempil, Panggil Bon-Bon.”

      Bon-Bon yang tengah jadi raja didalam Cincin langsung berada diatas tangannya Gupi, “Bon-Bon Standby Mode.” Seperti mengerti keadaan Bon-Bon langsung melingkar, tapi kali ini tanpa jenis senjata yang terlihat, Inana lalu membungkus tangan kanannya Gupi, dan tidak seperti yang di tangan kiri, di sarung tangan yang sebelah kanan, berisi cekung yang tidak begitu terlihat lalu sebuah garis besar yang hampir tidak terlihat ada disekitar pangkal jari-jari, “A 1.”

      *Sressssh*

      Sebuah Short Sword langsung keluar, “Wuhuuhuuu kereen, seperti Assassin.”

      “Hahaha, dasar kekanak-kanakan.”

      “Hehehe, SB, B2.” SB = Stand By, B2 = mode pecut tapi menembakan ujungnya sebelum menjadi pecut. “Keren, bisa digunakan seperti ini juga. SB SC C1.” Stand by, Scope, lalu mode jarak jauh senjata yang pertama. “Hmm, mode jarak jauh memang panjang sih, tapi untungnya karena kain ini lentur, bisa dilakukan tanpa hambatan.”

      “Iya, ini lihatlah itu adalah MasterPiece milikku.”

      “Terima kasih.”

      “Simpan dulu, sepatunya belum.”

      Dan setelah Gupi duduk, kaki Gupi dibungkus kain dan dari telapak kaki hingga lutut langsung terbungkus kain sutra yang sangat halus, “hasilnya sungguh memuaskan, saya sangat berterima kasih.”

      “Iya sama-sama, aku dengar kamu menemukan lorong di Goa dan bersama Gogos membersihkan Tumbuhan dan Monster tumbuhan yang berbahaya kan?, kami sangat berterima kasih.”

      “Sama-sama, tapi, saya hanya kebetulan menemukannya, apakah lorong itu benar-benar penting?”

      “Iya, sangat penting, jika bisa kami ingin lorong itu permanen.”

      “Ahh, kalau memang sepenting itu... Saya ada teknik untuk membuat lorong itu lebih kokoh.”

      “Benarkah?”


      “Iya serahkan padaku.”

No comments:

Post a Comment