Gupi - Chapter 21

Chapter 21 – 999 Bilah Pedang


      Didalam sebuah Forge Gupi tengah termenung mengenai tipe senjata apa yang perlu dia buat, ‘Perlukah aku membuat 8 bilah pedang yang akan dijadikan cakar oleh, Guru?’, Gupi tidak henti-hentinya memikirkan senjata apa yang harus dibuat... dan Gupi juga kebingungan akan mencari bahan-bahannya dimana. Gupi mengecek isi cincinnya, selain logam-logam leburan hanya ada bangkai-bangkai pedang, yang ... ‘tunggu apakah mereka bergerak?’ tumpukan pedang-pedang itu seakan-akan memiliki nyawa dan bergerak sekilas, ‘apakah ini pertanda kalau kalian masih ingin bertarung digunakan oleh Gogos?’ Gupi menanyakan hal ini lewat cincinnya, dan seperti menjawab pertanyaannya, Pedang-pedang itu bergetar lagi seakan-akan ingin menjawab pertanyaan pemilik Cincin.

      Tiba-tiba melihat ada banyaknya pedang didalam cincinnya Gupi langsung mendapat Ide bagaimana tipe pedang yang akan dibuatnya. ‘baiklah jika kalian ingin aktif kembali.’

      Asap keluar dari cerobong asap yang ada diatas Forge milik Gupi, tanda Gupi mulai bekerja, Gupi langsung membuat 8 cetakan pedang, selagi menunggu Suhunya meningkat lebih panas, Gupi membongkar pangkal pedang mencoba mencari siapa tahu ada logam-logam yang terselip, tidak lupa menambahkan bahan bakar ke dalam tungku, bongkaran pangkal pedang berupa kayu akan dimasukkan kedalam cincin, jika besi dibongkar dan akan dilebur juga.

       “Woaah, dia akan membuat pedang, setelah memperbaiki peralatan memasak ibuku, akhirnya dia akan membuat peralatan pertamanya”

      “Iya, dia juga memperbaiki peralatan yang ayahku gunakan, tapi, entah kenapa dia hanya memperbesar api, apa yang ingin dia buat?”

      “Minggir-minggir aku ingin lihat...”

      Anak-anak kecil yang mendengarkan cerita mengintip-intip kedalam Forge tempat Gupi bekerja. Gupi hanya bisa tersenyum mendengar obrolan mereka.

      Setelah ke 999 pangkal pedang telah terbongkar, Gupi menemukan ada beberapa logam untuk pemberat agar seimbang, dan ada juga pangkal yang terbuat dari logam juga, bilah pedangnya berjumlah kurang lebih 1000 lebih jika yang patah jadi dua atau tiga dihitung, memang terlihat banyak, tapi Gupi yakin pedang-pedang ini akan menciut jadi kecil setelah dilebur, pedang-pedang ini, sebanyak apapun jika tidak dirawat logam-logam yang terkandung didalamnya akan jadi rapuh dimakan usia lebih cepat, apalagi darahnya tidak dibersihkan, apalagi sampai seperti ini sampai-sampai bau amis darah masih muncul pada pedang padahal sudah kering dan lama sekali... lho... .

      Gupi memulai pekerjaannya dengan mencairkan beberapa pedang dengan besarnya kuali Gupi dapat melebur seperdelapan dari jumlah Pedang yang karatan tersebut, untuk darah atau karatnya, Gupi biarkan karena jika kotoran itu dibiarkan kotoran-kotoran tersebut nanti akan mengambang diatas cairan logam dan tinggal ditorehkan akan tertuang keluar.

      Dan seperti dugaannya, kotoran pedang-pedang itu mengambang,  dengan ECH Api, tangan Gupi yang menggunakan ECH Api jadi memiliki kekebalan terhadap elemen api, dengan kedua tangannya, Gupi mengangkat kuali tersebut dan mencabut sumbat tanah yang ada disamping atas dan perlahan-lahan memiringkannya agar kotoran-kotoran campuran dari karat, darah, atau lainnya mengalir keluar, hingga bersih baru Gupi menyetabilkan kembali seperti semula, setelah di aduk-aduk menggunakan tangannya dan mengecek bahwa tidak ada kotoran yang akan merusak hasil karyanya, baru Gupi menuangkannya kecetakan tanah liat yang ternyata kebesaran karena hanya separuh dari tinggi cetakan yang terisi lelehan logam.

      ‘Sungguh pemandangan yang mengerikan, dari ratusan pedang bilah pedang menciut jadi sebilah pedang yang belum jadi, ini adalah hasil tidak pernah merawat pedang yang dia gunakan, jika tidak separah ini mungkin dari pedang yang jumlahnya hampir seribu ini, Aku akan dapat menciptakan ulang 500 pedang yang lumayan bagus.’ Pikirnya sambil geleng-geleng beberapa kali. Warna merah menyala perlahan mulai redup tanda bahwa pedang itu masih panas, ‘Pedang-pedang yang ia kumpulkan dari saat berperang terlalu banyak jenisnya dan Pedang-pedang tersebut juga terbuat dari berbagai macam logam yang berbeda, aku hanya bisa menunggu mereka dingin karena udara.’

      Gupi melakukan hal yang sama pada pedang lainnya, terak dan kotoran yang mengapung, Gupi langsung membuangnya, dan disini Bella, Pilar dan Kiki berguna, Bella dan Kiki berfungsi mengisi Bahan bakar kedalam tunggu, Pilar mengisi angin agar api tambah besar, Gupi meski sedikit terbebani oleh beban yang menempel disekujur tubuhnya tetap asyik bekerja, dan perlahan-lahan tanpa Gupi sadari melakukan hal-hal seperti ini dengan beban-beban menempel dibadannya, biasanya tidak meningkatkan status apa-apa kini meningkatkan stats point terutama STR dan VIT. Jika bukan karena Gupi menutup Sistem Notifikasi, Whisper dan lain-lain mungkin Gupi akan terganggu karena Stats-stats bonus akan muncul disaat-saat yang dapat mengganggu konsentrasi.

      Lelehan pedang kedua butuh 150 bilah pedang yang patah-patah, lalu ketiga 100 bilah pedang, ke empat 140, ke lima 135 ke enam 115, ke tujuh 125, ke delapan karena jumlahnya sisa-sisa dan kurang dari kuota seharusnya Gupi memasukkan logam-logam yang ditemukan disaat membongkar pangkal pedang.

      *Sniff Sniff*

      “Bau amisnya kini sudah hilang, mungkin karena dibakar tadi saat meleleh bau darahnya menghilang.” Gupi mengangguk-anggukan kepalanya sambil membuat kesimpulan tersebut, Gupi melap peluh yang mengalir didahinya, tanpa Gupi sadari Gupi menoleh keluar jendela, dan mendapati jendela yang dari tadi menjadi tempat untuk mengintip oleh anak kecil, kini jadi berganti, berganti pemandangan menjadi gelapnya malam, Jika bulan tidak purnama mungkin gelap didesa ini harus diterangi oleh obor api atau jika orang-orang memiliki Flare mereka harus menggunakan Flare.

      Gupi memandang ke atas melihat terangnya bulan yang indah, lalu melihat kebawah, dan entah kenapa dia jadi ingat rumah, dimana masih ada ayah ibunya, “kemana kalian pergi?” tidak berlarut-larut dalam memikirkan hal tersebut, Gupi langsung log off, dan tanpa Gupi sadari ada dua mata tengah mengintainya dari luar.

      Gupi langsung sarapan dan makan, ya sarapan dan makan, Gupi langsung makan dua porsi, dan minum air yang banyak serta kekamar mandi sebentar, total waktu 20 menit, dan saat Gupi login, tapi alangkah terkejutnya Gupi menemukan senjata yang barusan dia tuang dan Gupi ingat yang terakhir tadi sudah mulai dingin dan siap digunakan untuk fase berikutnya, semuanya telah hilang...

      “Apa-apaan ini..., kemana semua bilah pedangku tadi!!!”

      Gupi berteriak digelapnya malam, lalu ssrrstt seperti mendengar sesuatu, “tuan Gogos mengambilnya kakak, dia pergi ke arah utara... sambil senyum-senyum tidak jelas tapi terlihat dia sangat berterima kasih melihat senjata buatanmu, kakak.”

      “Ba-bagaimana bisa dia masuk, aku kan sudah mengunci pintu masuk ke dalam...”

      Bella menunjuk ke arah sebelah pintu, dan sebuah lubang dengan tinggi kira-kira tiga meter dan lebar dua meter yang saat dia log off tidak ada, tiba-tiba telah tercipta, “Tidak... senjata itu belum di apa-apain, masa sudah mau dipakai... aku perlu mengambil mereka kembali!!!” Gupi langsung lari keluar dan mengepakkan sayapnya, dan terbang ke arah utara arah tuan Gogos pergi.

      Mengikuti instingnya Gupi terus terbang ke utara, Gupi dapat melihat di Fear Dead Radar miliknya kumpulan titik merah muncul, titik-titik merah itu berkumpul menyerang ke arah satu pusat, Gupi langsung berpikiran, ‘Ini pasti Tuan Gogos!’, Gupi langsung terbang merendah menuju pusat dan benar, ada tuan Gogos, tapi dia tengah melindungi Cucu dari Penempa besi, yaitu Nyonya Inana, Inana tengah memetik mencari benih-benih tumbuhan, mencangkul tanah, mencabuti tanaman, “Hooiii Gupi, ada apa?” Ucap Gogos sambil menebas atau err memukul serigala.

      “...” Gupi hanya terdiam

      Setelah sampai di dalam rumah Nyonya Inana Gupi mengeluarkan serigala-serigala tadi dan membantu mereka menguliti serigala-serigala tersebut, Nyonya Inana sebelumnya ke atas dulu setelah urusannya beres baru kebawah membantu mengolah serigala, saat-saat mengolah serigala Gupi diam terus, bukan karena marah, tapi karena bingung berkata apa pada pasangan ini.

      Setelah selesai mengolah serigala, mereka duduk bertiga diruang tamu, dan setelah Nyonya Inana selesai membuat minuman, baru, Nyonya Inana memecah, “Jadi..., Ada apa Gupi?, bukankah kata Gogos senjatanya sudah selesai?”

      “Selesai?” Gupi melihat ke arah Gogos yang tengah bersiul-siul seperti hal ini bukan urusannya.

      *puk* Setelah disikut oleh Inana baru Gogos berbicara, “Iya, senjatanya sangat bagus dan enak digunakan, pas dijari-jariku, hanya saja kurang tajam.”

      ‘Jelas saja, kurang tajam, masih kasar seperti itu, lagipula kapan juga Aku bilang selesai?, aduh...’ Gupi menepok jidatnya dalam hati, “... Senjata itu belum selesai...” Ucap Gupi dengan suara pelan

      “Senjata-senjata ini sangat bagus dan enak dipakai...” Gogos tidak begitu dengar tetap memuji-muji senjata-senjata tersebut.

      “Ehem, senjata itu belum selesai dibuat tuan Gogos.”

      “Ahh? Begitukah? Pantas ada yang aneh, dan Gogos tidak mengijinkan aku melihatnya rupanya ini toh alasannya.” Nyonya Inana langsung menjewer telinga Gogos.

      “Adududuh ampun.”

      Gupi kebingungan melihat tingkah Gogos yang sangat perkasa disaat pertarungan, ternyata memiliki kelemahan seperti ini. Setelah puas menjewer Gogos baru Inana berbicara lagi.

      “Begini..., Gupi...” Inana lalu bercerita bahwa dia akan pergi mencari tanaman berdua dengan Gogos, lagi. jika senjata yang Gupi buat telah selesai, dibuat, mengingat, terakhir kali mereka berdua keluar puluhan tahun silam, Gogos sepertinya tidak sabar, dan terjadilah insiden ini... .

      Gupi hanya bisa garuk-garuk kepala sambil menyipitkan mata, “Senjata ini belum selesai, bagaimana jika senjata ini ternyata rusak saat kamu gunakan?”

      “Mudah, aku akan melemparnya ke arah serigala-serigala yang lari, lalu mencabut pohon dan melindungi nyonya Inana dari serbuan serigala atau binatang lainnya.”

      ...

      “Itulah mengapa aku menyuruhmu membuat senjata secepatnya, perbuatannya sungguh merusak alam...”

      “Baiklah...” Gupi mengambil senjata-senjata tersebut dan Gogos tidak bisa tidak bilang...

      “Yahhh...”

      Gupi kembali ke forge, Bon-Bon dan Pelangi kembali dari luar, “Ada apa Bon-Bon dan Pelangi?” Mereka tanpa berbicara langsung bergerak keluar karena mereka tahu Tuan mereka, Gupi akan mengikuti mereka.

      Dan benar Gupi mengikuti mereka hingga keluar, dan diluar ternyata Gupi disambut oleh Small Mice Army I, II, dan III.

      Jumlah tikus-tikus berkurang, tapi Tim Inti yaitu Small Mice Army I masih utuh, Small Mice Army II dan III mengalami pengurangan sekitar 20 tikuslah, dari laporan yang Gupi terima Via Pelangi. Dan level Mejikuhibiniu juga meningkat lumayan, dari satu menjadi sekitar 10.

      “Hmm, Jadi, apakah kalian sudah mengumpulkan tumbuhan?”

      Pelangi membalas dengan anggukan, dan, Tikus-tikus yang bertugas menyimpan barang-barang maju dan jumlah mereka juga meningkat, ada sekitar 100 ekor tikus lebih, dan Small Mice Army II berisi tikus-tikus kekar yang bertugas berjaga-jaga atau melakukan tugas menggali, di Small Mice Army III berisi campuran, ada yang kekar dan bercakar, ada juga yang berkantung seperti yang dialami oleh Small Mice Army I. tapi ada sebagian Small Mice Army III dan di Small mice Army II yang memiliki karakteristik berbeda, Kaki yang besar, ekor, telinga, Gigi yang mengkilat, “Hmm, sepertinya ada yang berbeda.”

      “Iya tuan, ini biasa terjadi pada small Mice Army, Terkadang muncul yang istimewa, tapi se-istimewa apapun, jika mati mereka akan mati...”

      Gupi mengangguk dan memang benar, Tikus-tikus yang mati akan mati dan harus membesarkan tikus-tikus itu lagi dari awal. Tapi Tikus yang hidupnya permanen bisa lapar juga, tapi meskipun lapar, mereka memiliki potensi yaitu dapat berkembang dan selama mereka belum mati, meski mereka tidak akan mencapai tingkatan dimana tikus-tikus ini bisa terbang dengan bebas diangkasa, setidaknya mereka dapat berkembang jadi Tikus-tikus prajurit yang sangat berguna.

      “Buat mereka terdiri dari empat jenis pasukan, satu berisi Small Mice Army I yang jadi pemimpin, lalu Small Mice tipe Penggali atau pengumpul yang berisi small mice berciri-ciri memiliki kantung, berpengalaman mencari bahan-bahan makanan atau tumbuhan obat-obatan, small mice berikutnya berisi yang mampu melakukan serang atau bertahan, dan small mice terakhir berisi small mice yang special itu, perbanyak anak-anak mu juga, pelangi, karena sepertinya aku akan tinggal lebih lama disini, kira-kira maximal 700 ekorlah.”

      “Baik tuan.”

      Mendengar jawaban yang dia terima dari pelangi, Gupi mengangguk puas, “Berikutnya.”

      Para jenderal yang mengumpulkan tumbuhan-tumbuhan obat-obatan dasar muncul, beberapa tikus berkantung lainnya juga muncul, yang hebatnya kini memiliki peningkatan bisa menampung item dengan batasan 250 weight limit didalam kantungnya, dan yang baru memiliki kantong memiliki batas 100 weight limit.

      Gupi memerintahkan mereka mengeluarkan tumbuh-tumbuhan tersebut, dan dalam sekejap mata, tumbuhan-tumbuhan tersebut langsung masuk kedalam cincinnya, lalu Gupi melihat ke arah mereka semua, “hah... seandainya kalian bisa di unsummon dan dipanggil lagi jika diperlukan alangkah enaknya itu.”

      “Siapa yang bilang tidak bisa bos?”

      “Bukankah mereka jika mati tidak akan hidup la..., ah, jadi Aku yang cuma salah paham... kalau begitu jelaskan tentang anak buahmu itu, kini yang lengkap...?”

      “Baik Bos...”

      Tanpa sepengetahuan Gupi, ternyata Small Mice yang dikeluarkan oleh Pelangi dapat Pelangi kembalikan dan hanya bisa dilakukan jika para tikus berada dalam radius 100 meter darinya, anak-anaknya juga bisa, dengan jarak yang sama, pada dasarnya small mice army adalah anak buah mereka jadi tentu bisa, tapi Gupi tidak mengetahui apa-apa tentang small mice army, setelah mengetahui hal ini Gupi menyadari betapa bodohnya dia, apalagi saat bergerak menuju tempat ini mencari makan untuk mereka, ketika para Small Mice didalam kondisi UnSummon mereka akan berada didalam skill yang dimiliki oleh Mother dan Prince rat, mereka lebih mudah dibawa, dan mereka juga tidak lapar...

      “Baiklah, hmm, informasi ini cukup baru..., lakukan hal yang kemarin saja, kalian akan makan rumput atau jika mampu melawan kelinci dan ayam kalian melawan mereka juga, pada akhirnya kalian butuh selingan daging, bukan?”

      “Iya, tuan.” Ucap Pelangi

      “Hmm, karena ternyata bisa di UnSummon, Aku mau tanya, apakah ada batas maksimal dari Small Mice?”

      “Hmm, Ada tuan, meski tidak disebutkan, batas jumlah Small Mice Army adalah 50 setiap level saya, jadi kini totalnya 1750 ekor tikus, tuan.” Dari jumlah maksimal ini pertanda Pelangi level 35

      “Buat small mice hingga mencapai jumlah maksimal, dan cepat naikan level..., tunggu darimana kamu mendapat exp untuk meningkatkan level?”

      “Setiap small mice army melakukan sesuatu yang menghasilkan exp, saya akan mendapatkan exp juga tuan, meski hanya sepercikan. Tapi itu masih mending, daripada tidak mendapatkan sama sekali.”

      “Maksudnya 7 Pangeran tikus tidak mengalirkan exp?”

      “Bisa, tapi tentu saya tolak, jika mereka cepat berkembang saya tentu akan lebih aman..”

      “Hmm, lalu bagaimana 7 pangeran itu berburu?”

      “mereka nyangkut dilevel 10, diantara semua monster disini hanya yang disekitar desa yang merupakan tandingannya selain itu bukan tandingan bagi mereka.”

      ‘Bukan tandingan..., bukan tandingan karena levelnya ketinggalan terlalu jauh, ciakakakakkak’ Pikir Gupi sambil ketawa dalam hati. Tapi Gupi juga memikirkan bagaimana cara meningkatkan level 7 pangeran itu, ‘Craft? Bagaimana mungkin monster bisa melakukannya?’ Gupi bingung lalu setelah kebingungannya mereda Gupi mendapat ide, ‘Para tikus ini lemah karena mereka berukuran sangat kecil, dan level mereka juga sangat rendah, tapi semua orang dapat melawan yang berbadan lebih besar dan berlevel lebih tinggi, jika mereka memiliki peralatan. Tunggulah sebentar para peliharaan ku aku akan membuatkanmu senjata, setelah senjata ini selesai tercipta. Untuk Bon-bon ... kepalanya diusap saja sudah senang jadi tidak usah diberikan equip tidak apalah, biarkan Bon-Bon bermain, lagipula level bukanlah tujuan Bon-Bon karena saat aku menggunakannya berburu level Bon-Bon akan meningkat juga.’

      “Lanjutkan melakukan hal yang kalian lakukan.”

      “Iya tuan.” Pelangi langsung menjawab, diatas tubuh Pelangi Bon-Bon tidur-tiduran.

      Setelah meninggalkan mereka, Gupi kembali ke dalam Forge, “Hmm, mulai darimana ya tadi... Ah iya, menempa 2 pedang menjadi satu.” Gupi mengangguk-angguk, lalu memperhati 8 bilah pedang yang berhasil dia ambil lagi dari Gogos.

      ‘Fiuh, benar-benar rusak...’ Gupi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat 8 bilah pedang yang setelah darah-darahnya dilap bersih dapat dilihat sedang berada didalam kondisi yang sangat menyedihkan, penyok yang hanya muncul ketika memukulkan pedang plastik ke sudut tembok, muncul di ke delapan pedang ini, benar-benar menyedihkan, jika Gupi meninggalkan mereka lebih lama lagi, bakal jadi apa mereka.

      Mungkin mereka jadi rusak begini karena jenis-jenis logam yang belum tercampur sempurna, atau Gupi yang belum melakukan penempaan, tapi kebrutalan Gogos adalah tersangka utama yang membuat mereka masuk kedalam kondisi menyedihkan ini.

      ‘Tapi tidak apalah, mereka akan di tempa jadi satu juga.’ Gupi melihat warna dari pedang-pedang ini yang berbeda-beda, coraknya, kali ini Gupi mengeluarkan ECH elemen Petir, dan membuat air garam sebagai rendamannya, ‘Orang menyepuh emas menggunakan Listrik, di internet juga ada teknik mengolah logam modern yang menggunakan listrik agar tercampur lebih sempurna dan agar kotoran atau teraknya terangkat sempurna, kebetulan mengalami ECH peningkatan level hingga bisa menghasilkan elemen Petir, dan Petir dengan Listrik itu kurang lebih sama, jadi Aku dapat mencobanya.’

      Gupi dengan ECH elemen petir memanaskan kedua pedang itu bersamaan di tungku, karena jika tidak dipanaskan dan hanya menggunakan listrik yang dihasilkan ECH elemen petir tentu itu akan sangat lama, apalagi listriknya bervoltase kecil, tapi perlahan-lahan setelah memalu dan memalu Efek Elemen petir terlihat sangat jelas, logam-logam itu yang tadi dimisalkan bermusuhan kini seperti saudara yang berpelukan, mereka saling menyerap menjadi satu kesatuan, dua bilah pedang itupun perlahan-lahan menjadi satu bilah pedang, dari ujung hingga ke dasar, tempat yang akan disusupkan kepangkal pedang, ‘hehehe, indahnya.’ Pikir Gupi, Gupi melakukan ini secara otodidak dan tidak melihat buku panduan blacksmith yang ada ditempat keterangan blacksmith.

      Gupi ingin tahu seperti apa hasilnya yang dia buat mencoba membuat secara otodidak, selain melakukan proses mencelupkan pedang agar dingin Gupi tidak pernah melihat proses pembuatan pedang seutuhnya, Gupi hanya melihat Tuan Dwarf memperbaiki peralatan atau senjata user yang datang ke arahnya. “Mari kita lihat hasil dari pembuatan yang otodidak ini.”


Selamat! Anda adalah non-blacksmith yang mempelajari skil Blacksmith pertama, bonus luck +5


      Lucknya bertambah 5 point, yang tentunya membuat Gupi bahagia, skill blacksmith memiliki keterangan yang sama dengan skill yang lain, dan dibagian pojoknya jika ditekan akan memunculkan buku tabel yang bisa dibaca berisi hal-hal yang dipelajari. ‘untungnya tidak ada yang mampu mempelajari skill blacksmithing lebih cepat daripada diriku, khukhukhukhu. Tidak rugi berlatih didalam Goa.’

      Gupi mengingat saat-saat tangan dan kakinya memar menendang-nendang dan memukul-mukul armor besi, lalu Gupi menggelengkan kepala, “dua pedang berikutnya.”

      Gupi melakukan hal yang sama dengan dua pedang berikutnya, dan mungkin karena logam-logamnya berbeda, corak-coraknya yang terlihat sangat berbeda dengan pedang sebelumnya, ‘tidak apa, justru jadi terlihat semakin indah, dan tanpa Gupi rasakan matahari telah tenggelam lagi, saat ke delapan pedang itu telah selesai menjadi empat bilah pedang.


Kamu telah Online lebih dari 12 jam, Online lebih lama dapat merusak tubuh, mohon segera offline.


      “Hmm, Baiklah kini Aku akan offline, tapi tunggu sebentar.” Gupi mengecek sekitar dan setelah menemukan ada Gogos yang tengah bertingkah mencurigakan, “Guru, empat bilah pedang itu belum selesai, jadi jangan digunakan, atau nanti saya lapor...”

      “yayayaya....” Gogos langsung melarikan diri.

      Masalah pintu tidak masalah malah jadi pintu keluar masuk yang baru bagi Gupi tapi tentunya jika dibiarkan terbuka anginnya yang masuk tanpa halangan akan dapat merusak tubuh meski tubuh Gupi telah ditutupi oleh sayap miliknya, Setelah Gupi menutup lobang itu menggunakan bahan-bahan seadanya Gupi baru beranjak tidur menuju offline.

Author Note:

Sorry kalau ada typo, tapi kalaupun ada typo wajar namanya juga penulis amatir...
Selamat hari raya Idul Fitri
Selamat hari raya Galungan dan Kuningan
Dan Sorry karena telat upload, Penulisnya, yaitu saya sibuk pas hari raya T_T
Dan sorry belum ada chapter tambahan... ;<


Selamat membacaa~~

No comments:

Post a Comment