Chapter 21 – 999 Bilah Pedang
Didalam
sebuah Forge Gupi tengah termenung mengenai tipe senjata apa yang perlu dia
buat, ‘Perlukah aku membuat 8 bilah pedang yang akan dijadikan cakar oleh,
Guru?’, Gupi tidak henti-hentinya memikirkan senjata apa yang harus dibuat...
dan Gupi juga kebingungan akan mencari bahan-bahannya dimana. Gupi mengecek isi
cincinnya, selain logam-logam leburan hanya ada bangkai-bangkai pedang, yang
... ‘tunggu apakah mereka bergerak?’ tumpukan pedang-pedang itu seakan-akan
memiliki nyawa dan bergerak sekilas, ‘apakah ini pertanda kalau kalian masih
ingin bertarung digunakan oleh Gogos?’ Gupi menanyakan hal ini lewat cincinnya,
dan seperti menjawab pertanyaannya, Pedang-pedang itu bergetar lagi seakan-akan
ingin menjawab pertanyaan pemilik Cincin.
Tiba-tiba
melihat ada banyaknya pedang didalam cincinnya Gupi langsung mendapat Ide
bagaimana tipe pedang yang akan dibuatnya. ‘baiklah jika kalian ingin aktif
kembali.’
Asap
keluar dari cerobong asap yang ada diatas Forge milik Gupi, tanda Gupi mulai
bekerja, Gupi langsung membuat 8 cetakan pedang, selagi menunggu Suhunya
meningkat lebih panas, Gupi membongkar pangkal pedang mencoba mencari siapa
tahu ada logam-logam yang terselip, tidak lupa menambahkan bahan bakar ke dalam
tungku, bongkaran pangkal pedang berupa kayu akan dimasukkan kedalam cincin,
jika besi dibongkar dan akan dilebur juga.
“Woaah, dia akan membuat pedang, setelah
memperbaiki peralatan memasak ibuku, akhirnya dia akan membuat peralatan
pertamanya”
“Iya, dia
juga memperbaiki peralatan yang ayahku gunakan, tapi, entah kenapa dia hanya
memperbesar api, apa yang ingin dia buat?”
“Minggir-minggir
aku ingin lihat...”
Anak-anak
kecil yang mendengarkan cerita mengintip-intip kedalam Forge tempat Gupi
bekerja. Gupi hanya bisa tersenyum mendengar obrolan mereka.
Setelah ke
999 pangkal pedang telah terbongkar, Gupi menemukan ada beberapa logam untuk
pemberat agar seimbang, dan ada juga pangkal yang terbuat dari logam juga,
bilah pedangnya berjumlah kurang lebih 1000 lebih jika yang patah jadi dua atau
tiga dihitung, memang terlihat banyak, tapi Gupi yakin pedang-pedang ini akan
menciut jadi kecil setelah dilebur, pedang-pedang ini, sebanyak apapun jika
tidak dirawat logam-logam yang terkandung didalamnya akan jadi rapuh dimakan
usia lebih cepat, apalagi darahnya tidak dibersihkan, apalagi sampai seperti
ini sampai-sampai bau amis darah masih muncul pada pedang padahal sudah kering
dan lama sekali... lho... .
Gupi
memulai pekerjaannya dengan mencairkan beberapa pedang dengan besarnya kuali
Gupi dapat melebur seperdelapan dari jumlah Pedang yang karatan tersebut, untuk
darah atau karatnya, Gupi biarkan karena jika kotoran itu dibiarkan
kotoran-kotoran tersebut nanti akan mengambang diatas cairan logam dan tinggal
ditorehkan akan tertuang keluar.
Dan seperti
dugaannya, kotoran pedang-pedang itu mengambang, dengan ECH Api, tangan Gupi yang menggunakan
ECH Api jadi memiliki kekebalan terhadap elemen api, dengan kedua tangannya,
Gupi mengangkat kuali tersebut dan mencabut sumbat tanah yang ada disamping
atas dan perlahan-lahan memiringkannya agar kotoran-kotoran campuran dari
karat, darah, atau lainnya mengalir keluar, hingga bersih baru Gupi
menyetabilkan kembali seperti semula, setelah di aduk-aduk menggunakan
tangannya dan mengecek bahwa tidak ada kotoran yang akan merusak hasil
karyanya, baru Gupi menuangkannya kecetakan tanah liat yang ternyata kebesaran
karena hanya separuh dari tinggi cetakan yang terisi lelehan logam.
‘Sungguh
pemandangan yang mengerikan, dari ratusan pedang bilah pedang menciut jadi sebilah
pedang yang belum jadi, ini adalah hasil tidak pernah merawat pedang yang dia
gunakan, jika tidak separah ini mungkin dari pedang yang jumlahnya hampir
seribu ini, Aku akan dapat menciptakan ulang 500 pedang yang lumayan bagus.’
Pikirnya sambil geleng-geleng beberapa kali. Warna merah menyala perlahan mulai
redup tanda bahwa pedang itu masih panas, ‘Pedang-pedang yang ia kumpulkan dari
saat berperang terlalu banyak jenisnya dan Pedang-pedang tersebut juga terbuat
dari berbagai macam logam yang berbeda, aku hanya bisa menunggu mereka dingin
karena udara.’
Gupi
melakukan hal yang sama pada pedang lainnya, terak dan kotoran yang mengapung,
Gupi langsung membuangnya, dan disini Bella, Pilar dan Kiki berguna, Bella dan
Kiki berfungsi mengisi Bahan bakar kedalam tunggu, Pilar mengisi angin agar api
tambah besar, Gupi meski sedikit terbebani oleh beban yang menempel disekujur
tubuhnya tetap asyik bekerja, dan perlahan-lahan tanpa Gupi sadari melakukan
hal-hal seperti ini dengan beban-beban menempel dibadannya, biasanya tidak
meningkatkan status apa-apa kini meningkatkan stats point terutama STR dan VIT.
Jika bukan karena Gupi menutup Sistem Notifikasi, Whisper dan lain-lain mungkin
Gupi akan terganggu karena Stats-stats bonus akan muncul disaat-saat yang dapat
mengganggu konsentrasi.
Lelehan
pedang kedua butuh 150 bilah pedang yang patah-patah, lalu ketiga 100 bilah
pedang, ke empat 140, ke lima 135 ke enam 115, ke tujuh 125, ke delapan karena
jumlahnya sisa-sisa dan kurang dari kuota seharusnya Gupi memasukkan
logam-logam yang ditemukan disaat membongkar pangkal pedang.
*Sniff
Sniff*
“Bau amisnya
kini sudah hilang, mungkin karena dibakar tadi saat meleleh bau darahnya
menghilang.” Gupi mengangguk-anggukan kepalanya sambil membuat kesimpulan
tersebut, Gupi melap peluh yang mengalir didahinya, tanpa Gupi sadari Gupi
menoleh keluar jendela, dan mendapati jendela yang dari tadi menjadi tempat
untuk mengintip oleh anak kecil, kini jadi berganti, berganti pemandangan
menjadi gelapnya malam, Jika bulan tidak purnama mungkin gelap didesa ini harus
diterangi oleh obor api atau jika orang-orang memiliki Flare mereka harus
menggunakan Flare.
Gupi
memandang ke atas melihat terangnya bulan yang indah, lalu melihat kebawah, dan
entah kenapa dia jadi ingat rumah, dimana masih ada ayah ibunya, “kemana kalian
pergi?” tidak berlarut-larut dalam memikirkan hal tersebut, Gupi langsung log
off, dan tanpa Gupi sadari ada dua mata tengah mengintainya dari luar.
Gupi
langsung sarapan dan makan, ya sarapan dan makan, Gupi langsung makan dua
porsi, dan minum air yang banyak serta kekamar mandi sebentar, total waktu 20
menit, dan saat Gupi login, tapi alangkah terkejutnya Gupi menemukan senjata
yang barusan dia tuang dan Gupi ingat yang terakhir tadi sudah mulai dingin dan
siap digunakan untuk fase berikutnya, semuanya telah hilang...
“Apa-apaan
ini..., kemana semua bilah pedangku tadi!!!”
Gupi
berteriak digelapnya malam, lalu ssrrstt seperti mendengar sesuatu, “tuan Gogos
mengambilnya kakak, dia pergi ke arah utara... sambil senyum-senyum tidak jelas
tapi terlihat dia sangat berterima kasih melihat senjata buatanmu, kakak.”
“Ba-bagaimana
bisa dia masuk, aku kan sudah mengunci pintu masuk ke dalam...”
Bella
menunjuk ke arah sebelah pintu, dan sebuah lubang dengan tinggi kira-kira tiga
meter dan lebar dua meter yang saat dia log off tidak ada, tiba-tiba telah
tercipta, “Tidak... senjata itu belum di apa-apain, masa sudah mau dipakai...
aku perlu mengambil mereka kembali!!!” Gupi langsung lari keluar dan
mengepakkan sayapnya, dan terbang ke arah utara arah tuan Gogos pergi.
Mengikuti
instingnya Gupi terus terbang ke utara, Gupi dapat melihat di Fear Dead Radar
miliknya kumpulan titik merah muncul, titik-titik merah itu berkumpul menyerang
ke arah satu pusat, Gupi langsung berpikiran, ‘Ini pasti Tuan Gogos!’, Gupi
langsung terbang merendah menuju pusat dan benar, ada tuan Gogos, tapi dia
tengah melindungi Cucu dari Penempa besi, yaitu Nyonya Inana, Inana tengah
memetik mencari benih-benih tumbuhan, mencangkul tanah, mencabuti tanaman,
“Hooiii Gupi, ada apa?” Ucap Gogos sambil menebas atau err memukul serigala.
“...” Gupi
hanya terdiam
Setelah
sampai di dalam rumah Nyonya Inana Gupi mengeluarkan serigala-serigala tadi dan
membantu mereka menguliti serigala-serigala tersebut, Nyonya Inana sebelumnya
ke atas dulu setelah urusannya beres baru kebawah membantu mengolah serigala,
saat-saat mengolah serigala Gupi diam terus, bukan karena marah, tapi karena
bingung berkata apa pada pasangan ini.
Setelah
selesai mengolah serigala, mereka duduk bertiga diruang tamu, dan setelah
Nyonya Inana selesai membuat minuman, baru, Nyonya Inana memecah, “Jadi..., Ada
apa Gupi?, bukankah kata Gogos senjatanya sudah selesai?”
“Selesai?”
Gupi melihat ke arah Gogos yang tengah bersiul-siul seperti hal ini bukan
urusannya.
*puk*
Setelah disikut oleh Inana baru Gogos berbicara, “Iya, senjatanya sangat bagus
dan enak digunakan, pas dijari-jariku, hanya saja kurang tajam.”
‘Jelas
saja, kurang tajam, masih kasar seperti itu, lagipula kapan juga Aku bilang
selesai?, aduh...’ Gupi menepok jidatnya dalam hati, “... Senjata itu belum
selesai...” Ucap Gupi dengan suara pelan
“Senjata-senjata
ini sangat bagus dan enak dipakai...” Gogos tidak begitu dengar tetap
memuji-muji senjata-senjata tersebut.
“Ehem,
senjata itu belum selesai dibuat tuan Gogos.”
“Ahh?
Begitukah? Pantas ada yang aneh, dan Gogos tidak mengijinkan aku melihatnya
rupanya ini toh alasannya.” Nyonya Inana langsung menjewer telinga Gogos.
“Adududuh
ampun.”
Gupi
kebingungan melihat tingkah Gogos yang sangat perkasa disaat pertarungan,
ternyata memiliki kelemahan seperti ini. Setelah puas menjewer Gogos baru Inana
berbicara lagi.
“Begini...,
Gupi...” Inana lalu bercerita bahwa dia akan pergi mencari tanaman berdua
dengan Gogos, lagi. jika senjata yang Gupi buat telah selesai, dibuat,
mengingat, terakhir kali mereka berdua keluar puluhan tahun silam, Gogos
sepertinya tidak sabar, dan terjadilah insiden ini... .
Gupi hanya
bisa garuk-garuk kepala sambil menyipitkan mata, “Senjata ini belum selesai,
bagaimana jika senjata ini ternyata rusak saat kamu gunakan?”
“Mudah,
aku akan melemparnya ke arah serigala-serigala yang lari, lalu mencabut pohon
dan melindungi nyonya Inana dari serbuan serigala atau binatang lainnya.”
...
“Itulah
mengapa aku menyuruhmu membuat senjata secepatnya, perbuatannya sungguh merusak
alam...”
“Baiklah...”
Gupi mengambil senjata-senjata tersebut dan Gogos tidak bisa tidak bilang...
“Yahhh...”
Gupi
kembali ke forge, Bon-Bon dan Pelangi kembali dari luar, “Ada apa Bon-Bon dan
Pelangi?” Mereka tanpa berbicara langsung bergerak keluar karena mereka tahu
Tuan mereka, Gupi akan mengikuti mereka.
Dan benar
Gupi mengikuti mereka hingga keluar, dan diluar ternyata Gupi disambut oleh
Small Mice Army I, II, dan III.
Jumlah
tikus-tikus berkurang, tapi Tim Inti yaitu Small Mice Army I masih utuh, Small
Mice Army II dan III mengalami pengurangan sekitar 20 tikuslah, dari laporan
yang Gupi terima Via Pelangi. Dan level Mejikuhibiniu juga meningkat lumayan,
dari satu menjadi sekitar 10.
“Hmm,
Jadi, apakah kalian sudah mengumpulkan tumbuhan?”
Pelangi
membalas dengan anggukan, dan, Tikus-tikus yang bertugas menyimpan
barang-barang maju dan jumlah mereka juga meningkat, ada sekitar 100 ekor tikus
lebih, dan Small Mice Army II berisi tikus-tikus kekar yang bertugas
berjaga-jaga atau melakukan tugas menggali, di Small Mice Army III berisi
campuran, ada yang kekar dan bercakar, ada juga yang berkantung seperti yang
dialami oleh Small Mice Army I. tapi ada sebagian Small Mice Army III dan di
Small mice Army II yang memiliki karakteristik berbeda, Kaki yang besar, ekor,
telinga, Gigi yang mengkilat, “Hmm, sepertinya ada yang berbeda.”
“Iya tuan,
ini biasa terjadi pada small Mice Army, Terkadang muncul yang istimewa, tapi
se-istimewa apapun, jika mati mereka akan mati...”
Gupi
mengangguk dan memang benar, Tikus-tikus yang mati akan mati dan harus
membesarkan tikus-tikus itu lagi dari awal. Tapi Tikus yang hidupnya permanen
bisa lapar juga, tapi meskipun lapar, mereka memiliki potensi yaitu dapat
berkembang dan selama mereka belum mati, meski mereka tidak akan mencapai
tingkatan dimana tikus-tikus ini bisa terbang dengan bebas diangkasa,
setidaknya mereka dapat berkembang jadi Tikus-tikus prajurit yang sangat
berguna.
“Buat
mereka terdiri dari empat jenis pasukan, satu berisi Small Mice Army I yang
jadi pemimpin, lalu Small Mice tipe Penggali atau pengumpul yang berisi small
mice berciri-ciri memiliki kantung, berpengalaman mencari bahan-bahan makanan
atau tumbuhan obat-obatan, small mice berikutnya berisi yang mampu melakukan
serang atau bertahan, dan small mice terakhir berisi small mice yang special
itu, perbanyak anak-anak mu juga, pelangi, karena sepertinya aku akan tinggal
lebih lama disini, kira-kira maximal 700 ekorlah.”
“Baik
tuan.”
Mendengar
jawaban yang dia terima dari pelangi, Gupi mengangguk puas, “Berikutnya.”
Para
jenderal yang mengumpulkan tumbuhan-tumbuhan obat-obatan dasar muncul, beberapa
tikus berkantung lainnya juga muncul, yang hebatnya kini memiliki peningkatan
bisa menampung item dengan batasan 250 weight limit didalam kantungnya, dan
yang baru memiliki kantong memiliki batas 100 weight limit.
Gupi
memerintahkan mereka mengeluarkan tumbuh-tumbuhan tersebut, dan dalam sekejap
mata, tumbuhan-tumbuhan tersebut langsung masuk kedalam cincinnya, lalu Gupi
melihat ke arah mereka semua, “hah... seandainya kalian bisa di unsummon dan
dipanggil lagi jika diperlukan alangkah enaknya itu.”
“Siapa
yang bilang tidak bisa bos?”
“Bukankah
mereka jika mati tidak akan hidup la..., ah, jadi Aku yang cuma salah paham...
kalau begitu jelaskan tentang anak buahmu itu, kini yang lengkap...?”
“Baik
Bos...”
Tanpa
sepengetahuan Gupi, ternyata Small Mice yang dikeluarkan oleh Pelangi dapat
Pelangi kembalikan dan hanya bisa dilakukan jika para tikus berada dalam radius
100 meter darinya, anak-anaknya juga bisa, dengan jarak yang sama, pada
dasarnya small mice army adalah anak buah mereka jadi tentu bisa, tapi Gupi
tidak mengetahui apa-apa tentang small mice army, setelah mengetahui hal ini
Gupi menyadari betapa bodohnya dia, apalagi saat bergerak menuju tempat ini
mencari makan untuk mereka, ketika para Small Mice didalam kondisi UnSummon
mereka akan berada didalam skill yang dimiliki oleh Mother dan Prince rat,
mereka lebih mudah dibawa, dan mereka juga tidak lapar...
“Baiklah,
hmm, informasi ini cukup baru..., lakukan hal yang kemarin saja, kalian akan
makan rumput atau jika mampu melawan kelinci dan ayam kalian melawan mereka
juga, pada akhirnya kalian butuh selingan daging, bukan?”
“Iya,
tuan.” Ucap Pelangi
“Hmm,
karena ternyata bisa di UnSummon, Aku mau tanya, apakah ada batas maksimal dari
Small Mice?”
“Hmm, Ada
tuan, meski tidak disebutkan, batas jumlah Small Mice Army adalah 50 setiap
level saya, jadi kini totalnya 1750 ekor tikus, tuan.” Dari jumlah maksimal ini
pertanda Pelangi level 35
“Buat
small mice hingga mencapai jumlah maksimal, dan cepat naikan level..., tunggu
darimana kamu mendapat exp untuk meningkatkan level?”
“Setiap
small mice army melakukan sesuatu yang menghasilkan exp, saya akan mendapatkan
exp juga tuan, meski hanya sepercikan. Tapi itu masih mending, daripada tidak
mendapatkan sama sekali.”
“Maksudnya
7 Pangeran tikus tidak mengalirkan exp?”
“Bisa,
tapi tentu saya tolak, jika mereka cepat berkembang saya tentu akan lebih
aman..”
“Hmm, lalu
bagaimana 7 pangeran itu berburu?”
“mereka
nyangkut dilevel 10, diantara semua monster disini hanya yang disekitar desa
yang merupakan tandingannya selain itu bukan tandingan bagi mereka.”
‘Bukan
tandingan..., bukan tandingan karena levelnya ketinggalan terlalu jauh,
ciakakakakkak’ Pikir Gupi sambil ketawa dalam hati. Tapi Gupi juga memikirkan
bagaimana cara meningkatkan level 7 pangeran itu, ‘Craft? Bagaimana mungkin
monster bisa melakukannya?’ Gupi bingung lalu setelah kebingungannya mereda
Gupi mendapat ide, ‘Para tikus ini lemah karena mereka berukuran sangat kecil,
dan level mereka juga sangat rendah, tapi semua orang dapat melawan yang
berbadan lebih besar dan berlevel lebih tinggi, jika mereka memiliki peralatan.
Tunggulah sebentar para peliharaan ku aku akan membuatkanmu senjata, setelah
senjata ini selesai tercipta. Untuk Bon-bon ... kepalanya diusap saja sudah
senang jadi tidak usah diberikan equip tidak apalah, biarkan Bon-Bon bermain,
lagipula level bukanlah tujuan Bon-Bon karena saat aku menggunakannya berburu
level Bon-Bon akan meningkat juga.’
“Lanjutkan
melakukan hal yang kalian lakukan.”
“Iya
tuan.” Pelangi langsung menjawab, diatas tubuh Pelangi Bon-Bon tidur-tiduran.
Setelah
meninggalkan mereka, Gupi kembali ke dalam Forge, “Hmm, mulai darimana ya
tadi... Ah iya, menempa 2 pedang menjadi satu.” Gupi mengangguk-angguk, lalu
memperhati 8 bilah pedang yang berhasil dia ambil lagi dari Gogos.
‘Fiuh,
benar-benar rusak...’ Gupi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat 8 bilah
pedang yang setelah darah-darahnya dilap bersih dapat dilihat sedang berada
didalam kondisi yang sangat menyedihkan, penyok yang hanya muncul ketika
memukulkan pedang plastik ke sudut tembok, muncul di ke delapan pedang ini,
benar-benar menyedihkan, jika Gupi meninggalkan mereka lebih lama lagi, bakal
jadi apa mereka.
Mungkin
mereka jadi rusak begini karena jenis-jenis logam yang belum tercampur
sempurna, atau Gupi yang belum melakukan penempaan, tapi kebrutalan Gogos
adalah tersangka utama yang membuat mereka masuk kedalam kondisi menyedihkan
ini.
‘Tapi
tidak apalah, mereka akan di tempa jadi satu juga.’ Gupi melihat warna dari
pedang-pedang ini yang berbeda-beda, coraknya, kali ini Gupi mengeluarkan ECH
elemen Petir, dan membuat air garam sebagai rendamannya, ‘Orang menyepuh emas
menggunakan Listrik, di internet juga ada teknik mengolah logam modern yang
menggunakan listrik agar tercampur lebih sempurna dan agar kotoran atau
teraknya terangkat sempurna, kebetulan mengalami ECH peningkatan level hingga
bisa menghasilkan elemen Petir, dan Petir dengan Listrik itu kurang lebih sama,
jadi Aku dapat mencobanya.’
Gupi
dengan ECH elemen petir memanaskan kedua pedang itu bersamaan di tungku, karena
jika tidak dipanaskan dan hanya menggunakan listrik yang dihasilkan ECH elemen
petir tentu itu akan sangat lama, apalagi listriknya bervoltase kecil, tapi
perlahan-lahan setelah memalu dan memalu Efek Elemen petir terlihat sangat jelas,
logam-logam itu yang tadi dimisalkan bermusuhan kini seperti saudara yang
berpelukan, mereka saling menyerap menjadi satu kesatuan, dua bilah pedang
itupun perlahan-lahan menjadi satu bilah pedang, dari ujung hingga ke dasar,
tempat yang akan disusupkan kepangkal pedang, ‘hehehe, indahnya.’ Pikir Gupi,
Gupi melakukan ini secara otodidak dan tidak melihat buku panduan blacksmith yang
ada ditempat keterangan blacksmith.
Gupi ingin
tahu seperti apa hasilnya yang dia buat mencoba membuat secara otodidak, selain
melakukan proses mencelupkan pedang agar dingin Gupi tidak pernah melihat
proses pembuatan pedang seutuhnya, Gupi hanya melihat Tuan Dwarf memperbaiki
peralatan atau senjata user yang datang ke arahnya. “Mari kita lihat hasil dari
pembuatan yang otodidak ini.”
Selamat! Anda adalah non-blacksmith yang mempelajari
skil Blacksmith pertama, bonus luck +5
|
Lucknya
bertambah 5 point, yang tentunya membuat Gupi bahagia, skill blacksmith
memiliki keterangan yang sama dengan skill yang lain, dan dibagian pojoknya
jika ditekan akan memunculkan buku tabel yang bisa dibaca berisi hal-hal yang
dipelajari. ‘untungnya tidak ada yang mampu mempelajari skill blacksmithing
lebih cepat daripada diriku, khukhukhukhu. Tidak rugi berlatih didalam Goa.’
Gupi
mengingat saat-saat tangan dan kakinya memar menendang-nendang dan
memukul-mukul armor besi, lalu Gupi menggelengkan kepala, “dua pedang
berikutnya.”
Gupi
melakukan hal yang sama dengan dua pedang berikutnya, dan mungkin karena
logam-logamnya berbeda, corak-coraknya yang terlihat sangat berbeda dengan
pedang sebelumnya, ‘tidak apa, justru jadi terlihat semakin indah, dan tanpa
Gupi rasakan matahari telah tenggelam lagi, saat ke delapan pedang itu telah
selesai menjadi empat bilah pedang.
Kamu telah Online lebih dari 12 jam, Online lebih
lama dapat merusak tubuh, mohon segera offline.
|
“Hmm,
Baiklah kini Aku akan offline, tapi tunggu sebentar.” Gupi mengecek sekitar dan
setelah menemukan ada Gogos yang tengah bertingkah mencurigakan, “Guru, empat
bilah pedang itu belum selesai, jadi jangan digunakan, atau nanti saya
lapor...”
“yayayaya....”
Gogos langsung melarikan diri.
Masalah
pintu tidak masalah malah jadi pintu keluar masuk yang baru bagi Gupi tapi
tentunya jika dibiarkan terbuka anginnya yang masuk tanpa halangan akan dapat
merusak tubuh meski tubuh Gupi telah ditutupi oleh sayap miliknya, Setelah Gupi
menutup lobang itu menggunakan bahan-bahan seadanya Gupi baru beranjak tidur
menuju offline.
Author Note:
Sorry kalau ada typo, tapi kalaupun ada typo wajar
namanya juga penulis amatir...
Selamat hari raya Idul Fitri
Selamat hari raya Galungan dan Kuningan
Dan Sorry karena telat upload, Penulisnya, yaitu saya
sibuk pas hari raya T_T
Dan sorry belum ada chapter tambahan... ;<
Selamat membacaa~~
No comments:
Post a Comment